Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2004

Bahagia

Rasa bahagia ataupun kebaikan bisa menjalar dari satu orang ke orang lainnya hingga kemudian menghasilkan kekuatan dahsyat yang tak terduga dan tak terbayangkan, serupa guliran bola salju. Kebaikan yang bergulir, beradu cepat dan saling menulari. Jangankan sesuatu rasa atau kebaikan yang besar tak terperi, sebentuk senyum saja saja, bila disampaikan tulus akan bergulir diam-diam menyapa wajah demi wajah. Dan kita tak tahu sebesar apa bola salju yang kemudian dihasilkannya. Subhanallah...

Niatan

Apa yang terlintas di kepala saat kita melakukan sesuatu? Apa yang kemudian terlintas menjadi dasar kita mengerjakan sesuatu itulah yang akan kita peroleh kemudian. Sabda Rasulullah SAW tentang niat itu sangat terkenal, menjadi hadits No 1 di hadist arba`innya Imam Nawawi. "Sesungguhnya setiap amal itu bergantung pada niatnya..." Jangankan di akhirat, di dunia saja, apa yang kita niatkan, apa yang kita harapkan, kemudian menjadi doa, sehingga apa yang kita peroleh tak jauh dari hal tersebut. Contohnya... (bersambung :P)

Malu

Lagi-lagi kusadari, Banyak hal yang belum kupahami tentang diri ini. Karena meskipun akal ini bekerja hampir sama baiknya dengan perasaan, kadang malu menyergapku bukan pada tempatnya. Membuatku kehilangan kontrol pada akal sehatku. Ada banyak rasa yang harus kulatih kembali kala malu membelenggu kala rindu menyergap kala penat menghampiri juga pada saat bad mood ku tiba kemarahan yang seringkali menyesakkan kemalasan yang membuatku kehilangan kesempatan merebut amal Ya Rabb, kutitipkan hatiku padaMu saja agar tak lupa ia, untuk selalu membuatku mampu menangkap cahaya yang Kau pancarkan senantiasa

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

Bidadari

Pasca sidang yang sedikit melelahkan di ruang makan, tentang kucing, beberapa hari kemudian (Sabtu kemarin) aku mendapat kesempatan untuk bercerita perkembangan terakhir dengan salah satu kawanku itu. Tak lupa juga kuperlihatkan scanan kartu undangan . Perlahan dia mulai percaya bahwa aku akan bahagia. Dia berhenti mempertanyakan keputusanku itu. Siang hari, dia mengetuk pintu, membawakan sesuatu, barang cantik yang sangat pribadi. Mengejutkan. Sorenya mengajakku ke toko buku. Dia ingin membelikan buku yang disukainya untukku, tapi tak ditemukannya. Akhirnya dia memintaku memilih sendiri. Buku Learned Optimism , salah satu buku yang aku idam-idamkan akhirnya kutunjuk. Malam ini, dia ketuk lagi pintu kamarku, membawa buku itu dengan kantung cantik. Telah tertulis dibukunya: Rieska, I wish you happy. Don't count the differences of our languages, our religions, count the smiles between us. :) For your wedding, Love L*** Beberapa menit sebelumnya, di YM aku terima pesa