Skip to main content

Posts

Showing posts from 2009

Puzzle 45 [Berbeda tapi...]

Lelaki itu tak suka makan di restoran dan mengeluh saat diajak jalan-jalan. Menghabiskan uang katanya. Wajahnya juga saat awal-awal sering kurang sumringah saat di kendaraan. Untung akhir-akhir ini bisa agak "ramah", hehe... Perempuan itu sebaliknya. Apalagi saat hamil, jatah untuk makan di luar bisa berlipat. Dia juga bermimpi bisa keliling dunia-tapi ga keluar uang banyak, hehe. Beruntung untuk kasus jalan-jalan yang jauh dan mahal, mereka lebih banyak memanfaatkan momen saat sang suami diundang jadi pembicara di luar kota. Lumayan hemat ongkos separuh jalan. Suatu hari hal ini terangkat lagi. Perempuan itu mengangkat hal ini dalam diskusi pagi mereka setengah murung. "Ade suka jalan-jalan kemana-mana. Tapi kalau kaka ga suka ade jalan-jalan sama siapa?" Namun sebelum berduka terlalu lama, ada yang terlintas lagi di benaknya. "Tapi kaka suka menyenangkan hati istri. Ga suka makan di luar tetap saja ikut makan dan menraktir. Ga suka jalan-jalan tapi tetap iku

Hamdiya...

Katanya, mengajarkan aqidah pada balita salah satunya adalah dengan banyak menyebutNya. Salah satu yang diterapkan di rumah adalah bila salah satu ada yang sakit/kesakitan, entah karena terjepit, jatuh, dll., selalu diajak berdoa: "Ya Allah, sembuhkan Nabila/Dd ya Allah..." Lalu bagian yang sakit dikecup sebentar, dan mereka sudah tertawa sendiri. Lucunya, kalau misalnya si kakak mengacungkan tangan yang sakit minta didoain, maka si adik juga akan pura-pura meringis, mengacungkan tangan minta didoain juga. Hehe... Kedua adalah saat mendapatkan sesuatu, diucapkan alhamdulillah. Sampai sekarang si kakak bila menemukan barang yang dicarinya selalu bilang, "Hamdiyah bunda, ketemu..." Adiknya jadi ikut-ikutan juga... Sering terharu saat mereka main bersama, dan berkali-kali kata-kata itu terdengar dari mulut mereka. Mungkin awalnya memang orang tua mencontohkan, tapi gilirannya, orang tua yang malah banyak diingatkan oleh anak-anak lucu itu...

Camp Otsuka (ke-7)

Sabtu hingga Senin lalu, saya dan dua bocah pergi kemping ke Chichibu-Saitama, tempat Masjid Otsuka mengadakan Tarbiyah Campnya yang ketujuh. Kalau tahun-tahun sebelumnya saya bergabung di tim program wanita, tahun kemarin di program TK, tahun ini saya ambil tantangan baru di program anak SD Putri. Sebelum pergi sempat deg-degan juga, karena makanan disana hampir bisa dipastikan kare, sementara saya sedang kurang menikmatinya selama kehamilan. Kekhawatiran kedua, kondisi badan yang masih belum stabil, terutama pagi dan malam hari. Ketiga, tentu saja dua bocah ditangani sendiri, belum terbayang seperti apa. Tapi, di atas semua itu, doa dan sabar adalah senjata mujarab, ya. Alhamdulillah, masih bisa makan kare-kare itu, bahkan sekali bisa merasakan nikmatnya makan lagi. Badan yang tidak stabil engga sampai parah banget, bahkan sakit-sakit yang biasanya ada tidak terlalu mengganggu. Anak-anak juga relatif bisa diatasi. Meskipun keajaiban camp kali ini adalah mereka hampir tak pernah mau b

Ridha dan Manajemen Kecewa

Kecewa adalah selisih antara harapan dan kenyataan, katanya. Ketika apa yang terjadi tak sesuai dengan keinginan dan harapan, maka hati ini pun menjadi sedih dan kecewa. Apalagi kecewa karena kegagalan mendapatkan sesuatu yang sudah diidam-idamkan dan lama diperjuangkan. Ternyata sejak awal, Allah SWT sudah mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi kekecewaan sekaligus kebahagiaan yang pasti akan menjadi warna kehidupan kita ini. Ia mengajarkan kepada kita Quran surat al hadid ayat 21-23 (21) Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (22) [Kami jelaskan yang demikian itu] supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira [2] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (23) [yaitu]

Raising Our Children Raising Ourselves

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Childrens Books Author: Dr. Naomi Aldort Raising Our Children Raising Ourselves Transforming parent-child relationships from reaction and strugle to freedom and joy For parents of babies and teens Cerita Link untuk buku edisi online, saya temukan di blognya mba Andini. Membaca satu bab cukup membuat saya tertegun, menitikkan airmata, dan jatuh cinta. Ingin mencetak, tapi sayang tinta. Alhamdulillah beberapa waktu yang lalu baca di situsnya bahwa ada edisi cetak. Pesan di amazon dan datang ke rumah dua pekan kemudian. (Omong-omong tentang amazon, katanya termasuk yang membantu Israel. Alternaif lain apa ya?) Tentang buku Bagian awal buku bercerita bagaimana berbicara akan mampu mengobati perasaan anak. Rumusnya adalah S.A.L.V.E (Separate, Attention, Listen, Validate, Empower). Sedangkan bagian berikutnya adalah mengenai kebutuhan dasar anak. Penulis memaparkan lima hal yang dibahasnya masing-masing dalam satu bab. Lima kebutuhan dasar anak itu adalah:

Rahmaniya Magz & Books

http://www.rahmaniya.com Hehe...situs jualan majalah dan buku saya. Selain list buku ada sedikit review beberapa buku yang saya suka. Doakan, semoga lebih rajin usaha dan rajin meng-update, rizki mengalir, usahanya berkah dan bermanfaat. Aamiin...

Nabila, Pompa, dan Nendo

Pompa Hari ini di Yakumo-Meguro, Tokyo, di rumah tante Fitri, ada PM Kanto. Setelah agak lama tidak melihat Nabila (3.5), saya melongok keluar. Betul saja, ia sedang bermain bersama Nanami, Luna, dan pompa . Nabila memang sedang suka memompa. Jadi ingat Ahad lalu, saya membelikan bola plastik-semangka untuk anak-anak lengkap dengan pompanya. Sudah lama mencari-cari pompa untuk balon dan bola plastik. Tapi stok di toko 100 Daiso dekat rumah kosong terus. Jadi saat menemukannya di Seiyu saya langsung senang dan membelinya. Di rumah saya memompa bola itu lalu memainkannya bersama anak-anak. Sebentar saja sebelum melepas mereka bermain sendiri. Tapi ternyata mereka main lempar-lempar bolanya tak lama. Nabila segera mengempeskan bola plastik itu lalu memompanya kembali sampai penuh. Kelihatan senang sekali. Adiknya juga ikut-ikutan. Berulang-ulang dia melakukannya. Selama beberapa hari mengempeskan dan memompa bola palstik adalah aktivitas favorit gadis kecil kami. Dia hampir tidak pernah

Read Aloud Handbook

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Parenting & Families Author: Jim Trelease Read Aloud Handbook “Mencerdaskan Anak dengan Membacakan Cerita Sejak Dini International Best Seller Penulis : Jim Trelease (Jurnalis dan Pendidik) Penerjemah: Arfan Achyar Penerbit : Hikmah (PT Mizan Publika) Kenangan Iklan buku ini saya temukan di majalah Parenting Indonesia, kemudian saya masukkan ke dalam daftar keinginan. Alhamdulillah bulan lalu bisa beli juga (hehe…tanda ada buku yang laku, prinsipnya kan jualan buku supaya bisa membeli buku :P). Baru sempat mulai membaca baru-baru ini saja dan alhamdulillah jatuh cinta pada bab awal-awalnya. Kesan tentang Buku Kampanye tentang membacakan buku sudah saya dengar sejak lama. Kami di rumah juga bergantian membacakan buku untuk Nabila dan Azka setiap hari. Tapii.. saya terkejut juga menemukan buku ini begitu komplit mengulas masalah/hal ihwal membacakan buku bagi anak-anak (harusnya wajar saja ya, lha wong bukunya mengaku sebagai “handboo

Juz Amma untuk Anak

Rating: ★★★★ Category: Books Genre: Childrens Books Author: Tim Gema Insani Kenangan Sewaktu pulang mudik ke Indonesia di awal tahun 2008 yang lalu, kami seperti biasa mengunjungi Masjid Salman ITB-Bandung. Menemukan buku ini di kios bang Irfan, salah satu kios buku langganan jaman kuliah dulu. Nabila waktu itu baru 1.5 th. Dia suka buku itu, dan menganggapnya buku cerita yang biasa dibacakan menjelang tidur. Kemudian buku itu dipinjamkan ke TK Otsuka menjadi bahan mengajar yang juga disukai anak-anak. Karena dipakai setiap hari jadi lamaaaa tidak pernah dibawa pulang. Akhirnya karena Nabila juga semakin besar dan sudah mulai senang menghapal surat-surat pendek, saya pun memutuskan untuk menghibahkan saja buku itu dan membeli yang baru. Kesan tentang Buku Buku Juz Amma untuk anak ini ditulis dengan asbabun nuzul, arti, dan kesimpulan setiap surat. Gambar yang menarik dan ceria yang disesuaikan dengan isi masing-masing surat juga ikut melengkapi gambar. Saat membaca bersama-sama, Nabila

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Kabar-kabar Mei 2009

Tak terasa, sudah lima bulan tidak mengupdate "lintasan". Beberapa kali malah membuat posting-an di MP http://risvya.multiply.com. Maret 2009 pindah rumah ke Tokyo (lagi) tepatnya Otsuka. Ada blog baru juga untuk barang jualan: www.rahmaniya.com yang isinya masih harus terus disempurnakan. Alhamdulillah...

Tidur di Kelas

April di Jepang adalah tahun ajaran baru. Begitu juga dengan di TK. Beberapa siswa baru hadir menambah keceriaan anak-anak. Tambah teman tambah meriah kan? Salah satu siswa baru adalah Sa-chan (5) yang datang di hari keduanya dengan muka cemberut. Mamanya memintanya masuk tapi ia tak mau. Saat ditinggal sang ibu, ia berdiri sebentar lalu lari ke depan mesjid-di samping TK. Saya mengejarnya dan menemukannya memojok. Ia berkata bahwa ia mengantuk. Tadi pagi bangun cepat bersamaan dengan ayahnya. Wah pagi sangat, pikir saya, mengingat waktu subuh sudah mulai semakin cepat di musim semi ini. Jam 5 sekarang sudah terang! "Tidur saja dulu di kelas. Kalau sudah tidak mengantuk boleh belajar." Kata saya sambil mengajaknya masuk. Tapi di kelas ia malah duduk bersama teman-temannya di kursi. Masih dengan wajah cemberut sambil membisu saat kawan-kawannya mulai melafalkan al Quran. Lalu turun ke pojok mainan. Saya menghampirinya. Mengatakan padanya bahwa kalau ia mengantuk, ia boleh

Pindah Rumah

Kurang lebih lima tahun setengah tinggal di Jepang, saya merasakan satu kali pindah rumah, dari asrama ke rumah yang sekarang. Sebuah kamar lengkap dengan WC-kamar mandi di Asrama Mahasiswa Komaba-Tokyo ditempati 1.5 tahun, sebelum akhirnya pindah ke Saginuma-Kawasaki saat suami datang ke Jepang. Sekarang kami yang sudah berempat berniat pindah lagi. Kali ini kembali ke Tokyo, tapi di bagian utara. Mendekati masjid Otsuka, tempat saya mengajar selama ini. Tiga pekan sebelum pindah, aroma rumah dan jalanan yang biasa dilewati menjadi agak berbeda. Saat belanja di toko sayur Aki (saya menyebutnya begitu karena yang punya adalah sepasang kakek dan nenek yang baik hati). Rumah yang baru akan lebih mungil. Kamar berkurang satu, luas berkurang sekitar 10m2, jadinya ada banyak barang besar yang tak bisa dibawa. Alhamdulillah, bisa barang-barang itu bisa dihibahkan  ke teman-teman di Tokodai. Selain ada sedikit khawatir rumah baru itu tidak memadai untuk menerima tamu atau kawan yang mengin

Bubu dan IQRA

Tepat 26 Januari 2009 yang lalu Amaturrahman Annabila yayang bunda genap berusia tiga tahun. Alhamdulliah niat beberapa bulan sebelumnya terwujud, yaitu terlaksananya keinginan untuk mengadakan semacam TPA di sekitar rumah, dan Bubu akan mulai belajar cara membaca al Quran. Untuk TPA, saya beruntung sekali punya tetangga-tetangga yang semangat. Sampai sekarang sudah diadakan tiga pertemuan. Meski mungkin saya sendiri akan sering absen-karena jadwal yang lumayan padat, tapi getaran semangat itu membuat saya juga semangat belajar bersama bubu di rumah. Di hari ulang tahunnya, bubu mulai saya ajak belajar membaca AQ metode al Furqon dari Malaysia. Mengenal huruf hijaiyyah dari ma, dengan kata ma-ma (plus ilustrasi berupa gambar ibu), ba, dengan kata ba-ba (plus ilustrasi berupa gambar ayah), dst. Sampai alhamdulillah 13 huruf diketahuinya dengan baik dalam 2-3 pekan (kami belajar dua kali sehari, pagi dan malam, sebentar saja). Nah saat melangkah ke i, bi, dst, bubu belum bisa membedak