Skip to main content

Ridha dan Manajemen Kecewa

Kecewa adalah selisih antara harapan dan kenyataan, katanya. Ketika apa yang terjadi tak sesuai dengan keinginan dan harapan, maka hati ini pun menjadi sedih dan kecewa. Apalagi kecewa karena kegagalan mendapatkan sesuatu yang sudah diidam-idamkan dan lama diperjuangkan.

Ternyata sejak awal, Allah SWT sudah mengajarkan kepada kita bagaimana menghadapi kekecewaan sekaligus kebahagiaan yang pasti akan menjadi warna kehidupan kita ini. Ia mengajarkan kepada kita Quran surat al hadid ayat 21-23

(21) Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan [tidak pula] pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab [Lauh Mahfuzh] sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

(22)
[Kami jelaskan yang demikian itu] supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira [2] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,

(23)
[yaitu] orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling [dari perintah-perintah Allah] maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.


Untuk semua, akhwatifillah yang sedang sedih atau kecewa, mudah-mudahan hiburanNya ini mampu menjadi penawar duka kita. Al Quran sebaik-baik hiburan, datang dari Dzat yang Maha Pengasih.

Mudah-mudahan jika kita sudah ridha dengan ketentuan yang Ia tetapkan kepada kita, kita pun bisa semakin menyempurnakan iman kita kepadaNya. Sekaligus merasakan kelezatan iman itu sendiri.

Mari saling mendoakan untuk selalu ridha dan ridha.

::ditulis untuk postingan taushiyah staff Fahima-Jepang::

Comments

risahmawati - said…
amiin,,,sekali lagi dingatkan, alhamdulillah,,makasih k Rieska :-)
rieska oktavia said…
sama-sama.
minta maaf lama baru online lagi

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R