Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2005

Sharing buku [3: Jangan...]

Ini bagian terakhir dari bab I (Tujuan Tarbiyah) Bagian pertama disini Bagian kedua disini *intermezzo* Hari ini suami bilang, bahwa tarbiyah dalam bahasa arab, selain berarti pendidikan, bisa diterjemahkan sebagai pemeliharaan. Jadi jangan heran bila di tempat-tempat perternakan kita bisa menemukan papan bertuliskan 'tarbiyah ayam' hehe... Maaf, nih bahasa arabnya ayam ga ingat :D *** Ada beberapa sikap yang harus dihindari oleh para pendidik, yaitu: 1. Perfeksionis Maksudnya tentu saja, menuntut anak-anak untuk menjadi sempurna. Padahal, mereka masih punya banyak keterbatasan. Contoh kasus: Hoda memperlihatkan rapor sekolah pada ayahnya. Disana tertera tujuh buah A dan sebuah B. Sang ayah berkomentar, "Wah ayah tahu kamu bisa melakukan yang lebih baik dari ini. Hoda, lain kali ayah ingin melihat semuanya A, ya." Lalu rapor itu diletakkan dan tak ada komentar lagi Cerita lain: Kakeknya Ali mengirimkan kartu lebaran, sehingga Ali membuat kartu ucapan terima kasih deng

Sharing buku [2:periksa dulu]

Di tengah-tengah kabar dari tanah air tentang aneka peristiwa yang dialami banyak anak. Bukan hanya kurang gizi, saat orang tua tak mampu memberikan makanan yang cukup, tapi juga penyiksaan, penganiayaan, bahkan pelecehan seksual. Hiks...pelampiasan himpitan kemiskinan? Pelampiasan iman yang semakin bocor sana sini (lebih parah dari menipis...) Ya Rahman...pemilik segala kekuatan, penolong yang tiada duanya, bantu kami...berikan kami keikhlasan dan kekuatan untuk menyayangi dan mendidik anak-anak yang Engkau amanahkan kepada kami... sesungguhnya Engkaulah sebaik-baiknya penolong *** Masih cerita dari buku . Di bab yang sama, setelah kita mencoba memaknai tujuan dan hakikat tarbiyah anak, maka sepatutnya kita mengawali langkah eksekusi kita, dengan menelisik lebih teliti. Pada apa? Pada diri kita sendiri (orang tua/pendidik) Saya jadi teringat bahwa seseorang tak kan bisa memberi bila dia tak bisa menerima. Maka untuk bisa memberi, menyuplai anak-anak, mencoba mengarahkan mereka, maka k

Halangan

Akhir-akhir ini saya seringkali merasa sangat rapuh. Banyak pekerjaan yang selesai seadanya, dan target-target pribadi banyak yang tak tercapai. Alasannya seringkali tercampur antara kelemahan gisik dengan kelemahan psikis. Nyatanya yang menjadi kambing hitam adalah bawaan hamil. Tapi memang untuk mengatasi tekanan jiwa, saya harus berkompromi, bahwa ada beberapa hal yang berubah. Bahwa pada masa ini, tak semua keinginan bisa menjelma sempurna, dan tak semua harapan bisa menjadi kenyataan. Belajar realistis dan berkompromi dengan diri. Karena bila tidak, stress yang berkepanjangan bisa jadi meliliti dan membuat kita bertambah menderita. Beberapa kawan-kawan saya senasib, memiliki tantangan yang tak kalah banyak. Misalnya tempat bekerja yang jauh di tengah morning-sick yang parah, bukan yang pertama sehingga harus mengurus kakak-kakak si calon bayi yang juga masih kecil-keci, dll. Uhm...memang saya tak sekuat mereka...begitulah sisi hati ini mencari alasan. Dan saya tergugu, dalam dua h

Puzzle 29 (Sarapan)

Apa sebenarnya sarapan favorit perempuan muda dengan perut gendut itu? Dia pasti menjawab mantap, nasi goreng. Bukan saja karena makanan itu memang sudah menjadi kesukaannya sejak bertahun-tahun yang lalu, tapi juga karena pembuat nasi goreng itu sendiri memang istimewa. Siapa lagi kalau bukan lelaki tercinta itu... Setiap hari mereka bertukar tugas membuat sarapan. Tak ada jadwal khusus, siapa yang lebih bersemangat untuk beramal boleh segera pergi mengoprek-ngoprek sesuatu di dapur. Boleh jadi yang keluar kemudian adalah bubur kacang ijo, roti bakar/kukus, ubi/pisang kukus, mie rebus, dll. Dan tentu saja....nasi goreng, hehe (jadi laper kan?) Nasi gorengnya diberi nama sesuka hati. Kadang nasi goreng hongkong, nasi goreng mesir, sampai nasi goreng mampang. Hehe... Nyatanya...pagi menjadi menyenangkan dengan sarapan bersama. Meski di musim dingin, saatnya badan kerap mengigil. ** Beberapa saat setelah menulis dan ngoprek di dapur karena sadar belum makan malam, saya teringat orang-ora

Sharing info buku [1]

Langsung dikasih (bagian) nomor satu, karena saya tahu tulisan ini akan bersambung. Aslinya ditulis untuk memenuhi janji pada lelaki yang baik hati dan tidak sombong, yang kadang merasa tuing-tuing membaca buku seperti ini, tapi enjoy menikmati tulisan arab yang keriting. Meski bahasa Inggris saya sebenarnya masih sangat pas-pasan, tapi saya coba untuk menuliskan kembali. Saya muat disini, karena siapa tahu bisa bermanfaat untuk yang lain juga... Judul : "Meeting the chalange of parenting in the west, an islamic perspective" Penulis: Ekram Beshir, M.D. dan Mohamed Reda Beshir Penerbit: Amana Publications Tahun : 2001 (cetakan ke-3, cetakan pertama terbit 1998) Tentang penulis Mereka berdua adalah pasangan suami istri asal mesir, dengan 4 orang anak perempuan yang tinggal di kanada sejak taun 75. Ekram adalah seorang ibu yang juga dokter, sedangkan Reda adalah seorang ayah yang juga insinyur. Mereka berdua banyak berkecimpung dalam komunitas muslim di Ottawa. Mereka mendalami

Istimewa

Desember baru saja akan memasuki pertengahan. Tapi sore ahad lalu, kami dikejutkan oleh teriakan anak-anak di luar rumah yang mengabarkan bahwa yuki alias salju turun. Walaupun butirannya sangat tipis dan tidak banyak. Aku terkejut, karena ini sangat cepat. Tapi debar-debar seperti tahun-tahun sebelumnya, tak lagi ada. Ini salju ketigaku, dan aku tak segera menghambur keluar. Ada masa, saat sesuatu yang pernah istimewa, kemudian menjadi biasa saja. Nyatanya begitulah segala yang ada di dunia, sifatnya fana. Bagaimana kalau yang menjadi biasa itu adalah hal-hal yang penting? Semisal cinta antara sepasang suami istri, atau justru ibadah yang kita lakukan. Tak bisa terbayangkan, kalau hati ini tak lagi memiliki getar-getar yang biasanya hadir kala memandang pasangan. Apalagi saat usia sudah beranjak senja, semakin sibuk dengan urusan anak-anak atau di luar rumah. Mungkin kita akan sangat exciting dengan ibadah haji. Apalagi haji pertama. Tapi bagaimana dengan yang kedua atau ketiga? Ramad

Lelaki (-lelaki) hebat

Sudah sejak lama saya menjadi fans berat para bunda. Ya, apalagi para bunda di Jepang ini. Bukan saja karena ada saat-saat dimana saya senantiasa mendapatkan perbaikan asupan gizi saat berkumpul bersama mereka, atau mendapatkan cerita dan nasihat/hikmah menarik saat berjumpa mereka. Tapi perjuangan mereka di keluarga, yang nyaris selalu sendirian mendidik dan merawat anak-anak di tengah keterasingan akidah negeri sakura. Mereka juga keluar pada akhir pekan untuk belajar/mengajar dan juga menyelenggarakan aneka kegiatan. Ransel di pundak, bawaan seabrek, dengan para buntut yang kadang juga masih digendong atau harus dibawa dengan kereta bayi. Naik turun kereta atau bis... Seringkali saat saya menghadiri banyak pertemuan, hati saya sudah kuyup oleh keharuan saat menatapi mereka. Ada pelajaran tentang keikhlasan dan ketegaran di sana... Setiap lelaki hebat, hampir selalu didampingi oleh perempuan hebat, katanya. Akhir pekan ini, ada rasa yang juga bertambah. Semakin nyata terlihat, di bal

Tamu jauh

Kami sedang kedatangan tamu, dua orang 'besar' yang kaya dengan karya mereka. Pak Fauzil Adhim dan mba Helvi Tiana Rosa. Datang dari jauh untuk berbagi bersama warga Indonesia di Tokyo dan sekitarnya. Acara yang bertajuk Gebyar Cinta FLP ini salah satu hajat besar FLP-Jepang . Di akhir pekan 3-4 Desember, ditengah dingin yang menggigit. Semoga saja semangat serta tekad yang kuat, bisa menghalau malas agar bisa keluar dari gulungan selimut. Berkarya, menjadi cahaya...