Skip to main content

Posts

Showing posts from 2005

Sharing buku [3: Jangan...]

Ini bagian terakhir dari bab I (Tujuan Tarbiyah) Bagian pertama disini Bagian kedua disini *intermezzo* Hari ini suami bilang, bahwa tarbiyah dalam bahasa arab, selain berarti pendidikan, bisa diterjemahkan sebagai pemeliharaan. Jadi jangan heran bila di tempat-tempat perternakan kita bisa menemukan papan bertuliskan 'tarbiyah ayam' hehe... Maaf, nih bahasa arabnya ayam ga ingat :D *** Ada beberapa sikap yang harus dihindari oleh para pendidik, yaitu: 1. Perfeksionis Maksudnya tentu saja, menuntut anak-anak untuk menjadi sempurna. Padahal, mereka masih punya banyak keterbatasan. Contoh kasus: Hoda memperlihatkan rapor sekolah pada ayahnya. Disana tertera tujuh buah A dan sebuah B. Sang ayah berkomentar, "Wah ayah tahu kamu bisa melakukan yang lebih baik dari ini. Hoda, lain kali ayah ingin melihat semuanya A, ya." Lalu rapor itu diletakkan dan tak ada komentar lagi Cerita lain: Kakeknya Ali mengirimkan kartu lebaran, sehingga Ali membuat kartu ucapan terima kasih deng

Sharing buku [2:periksa dulu]

Di tengah-tengah kabar dari tanah air tentang aneka peristiwa yang dialami banyak anak. Bukan hanya kurang gizi, saat orang tua tak mampu memberikan makanan yang cukup, tapi juga penyiksaan, penganiayaan, bahkan pelecehan seksual. Hiks...pelampiasan himpitan kemiskinan? Pelampiasan iman yang semakin bocor sana sini (lebih parah dari menipis...) Ya Rahman...pemilik segala kekuatan, penolong yang tiada duanya, bantu kami...berikan kami keikhlasan dan kekuatan untuk menyayangi dan mendidik anak-anak yang Engkau amanahkan kepada kami... sesungguhnya Engkaulah sebaik-baiknya penolong *** Masih cerita dari buku . Di bab yang sama, setelah kita mencoba memaknai tujuan dan hakikat tarbiyah anak, maka sepatutnya kita mengawali langkah eksekusi kita, dengan menelisik lebih teliti. Pada apa? Pada diri kita sendiri (orang tua/pendidik) Saya jadi teringat bahwa seseorang tak kan bisa memberi bila dia tak bisa menerima. Maka untuk bisa memberi, menyuplai anak-anak, mencoba mengarahkan mereka, maka k

Halangan

Akhir-akhir ini saya seringkali merasa sangat rapuh. Banyak pekerjaan yang selesai seadanya, dan target-target pribadi banyak yang tak tercapai. Alasannya seringkali tercampur antara kelemahan gisik dengan kelemahan psikis. Nyatanya yang menjadi kambing hitam adalah bawaan hamil. Tapi memang untuk mengatasi tekanan jiwa, saya harus berkompromi, bahwa ada beberapa hal yang berubah. Bahwa pada masa ini, tak semua keinginan bisa menjelma sempurna, dan tak semua harapan bisa menjadi kenyataan. Belajar realistis dan berkompromi dengan diri. Karena bila tidak, stress yang berkepanjangan bisa jadi meliliti dan membuat kita bertambah menderita. Beberapa kawan-kawan saya senasib, memiliki tantangan yang tak kalah banyak. Misalnya tempat bekerja yang jauh di tengah morning-sick yang parah, bukan yang pertama sehingga harus mengurus kakak-kakak si calon bayi yang juga masih kecil-keci, dll. Uhm...memang saya tak sekuat mereka...begitulah sisi hati ini mencari alasan. Dan saya tergugu, dalam dua h

Puzzle 29 (Sarapan)

Apa sebenarnya sarapan favorit perempuan muda dengan perut gendut itu? Dia pasti menjawab mantap, nasi goreng. Bukan saja karena makanan itu memang sudah menjadi kesukaannya sejak bertahun-tahun yang lalu, tapi juga karena pembuat nasi goreng itu sendiri memang istimewa. Siapa lagi kalau bukan lelaki tercinta itu... Setiap hari mereka bertukar tugas membuat sarapan. Tak ada jadwal khusus, siapa yang lebih bersemangat untuk beramal boleh segera pergi mengoprek-ngoprek sesuatu di dapur. Boleh jadi yang keluar kemudian adalah bubur kacang ijo, roti bakar/kukus, ubi/pisang kukus, mie rebus, dll. Dan tentu saja....nasi goreng, hehe (jadi laper kan?) Nasi gorengnya diberi nama sesuka hati. Kadang nasi goreng hongkong, nasi goreng mesir, sampai nasi goreng mampang. Hehe... Nyatanya...pagi menjadi menyenangkan dengan sarapan bersama. Meski di musim dingin, saatnya badan kerap mengigil. ** Beberapa saat setelah menulis dan ngoprek di dapur karena sadar belum makan malam, saya teringat orang-ora

Sharing info buku [1]

Langsung dikasih (bagian) nomor satu, karena saya tahu tulisan ini akan bersambung. Aslinya ditulis untuk memenuhi janji pada lelaki yang baik hati dan tidak sombong, yang kadang merasa tuing-tuing membaca buku seperti ini, tapi enjoy menikmati tulisan arab yang keriting. Meski bahasa Inggris saya sebenarnya masih sangat pas-pasan, tapi saya coba untuk menuliskan kembali. Saya muat disini, karena siapa tahu bisa bermanfaat untuk yang lain juga... Judul : "Meeting the chalange of parenting in the west, an islamic perspective" Penulis: Ekram Beshir, M.D. dan Mohamed Reda Beshir Penerbit: Amana Publications Tahun : 2001 (cetakan ke-3, cetakan pertama terbit 1998) Tentang penulis Mereka berdua adalah pasangan suami istri asal mesir, dengan 4 orang anak perempuan yang tinggal di kanada sejak taun 75. Ekram adalah seorang ibu yang juga dokter, sedangkan Reda adalah seorang ayah yang juga insinyur. Mereka berdua banyak berkecimpung dalam komunitas muslim di Ottawa. Mereka mendalami

Istimewa

Desember baru saja akan memasuki pertengahan. Tapi sore ahad lalu, kami dikejutkan oleh teriakan anak-anak di luar rumah yang mengabarkan bahwa yuki alias salju turun. Walaupun butirannya sangat tipis dan tidak banyak. Aku terkejut, karena ini sangat cepat. Tapi debar-debar seperti tahun-tahun sebelumnya, tak lagi ada. Ini salju ketigaku, dan aku tak segera menghambur keluar. Ada masa, saat sesuatu yang pernah istimewa, kemudian menjadi biasa saja. Nyatanya begitulah segala yang ada di dunia, sifatnya fana. Bagaimana kalau yang menjadi biasa itu adalah hal-hal yang penting? Semisal cinta antara sepasang suami istri, atau justru ibadah yang kita lakukan. Tak bisa terbayangkan, kalau hati ini tak lagi memiliki getar-getar yang biasanya hadir kala memandang pasangan. Apalagi saat usia sudah beranjak senja, semakin sibuk dengan urusan anak-anak atau di luar rumah. Mungkin kita akan sangat exciting dengan ibadah haji. Apalagi haji pertama. Tapi bagaimana dengan yang kedua atau ketiga? Ramad

Lelaki (-lelaki) hebat

Sudah sejak lama saya menjadi fans berat para bunda. Ya, apalagi para bunda di Jepang ini. Bukan saja karena ada saat-saat dimana saya senantiasa mendapatkan perbaikan asupan gizi saat berkumpul bersama mereka, atau mendapatkan cerita dan nasihat/hikmah menarik saat berjumpa mereka. Tapi perjuangan mereka di keluarga, yang nyaris selalu sendirian mendidik dan merawat anak-anak di tengah keterasingan akidah negeri sakura. Mereka juga keluar pada akhir pekan untuk belajar/mengajar dan juga menyelenggarakan aneka kegiatan. Ransel di pundak, bawaan seabrek, dengan para buntut yang kadang juga masih digendong atau harus dibawa dengan kereta bayi. Naik turun kereta atau bis... Seringkali saat saya menghadiri banyak pertemuan, hati saya sudah kuyup oleh keharuan saat menatapi mereka. Ada pelajaran tentang keikhlasan dan ketegaran di sana... Setiap lelaki hebat, hampir selalu didampingi oleh perempuan hebat, katanya. Akhir pekan ini, ada rasa yang juga bertambah. Semakin nyata terlihat, di bal

Tamu jauh

Kami sedang kedatangan tamu, dua orang 'besar' yang kaya dengan karya mereka. Pak Fauzil Adhim dan mba Helvi Tiana Rosa. Datang dari jauh untuk berbagi bersama warga Indonesia di Tokyo dan sekitarnya. Acara yang bertajuk Gebyar Cinta FLP ini salah satu hajat besar FLP-Jepang . Di akhir pekan 3-4 Desember, ditengah dingin yang menggigit. Semoga saja semangat serta tekad yang kuat, bisa menghalau malas agar bisa keluar dari gulungan selimut. Berkarya, menjadi cahaya...

Puzzle 28 (Nama anak)

Sejak awal menikah, lelaki dan perempuan itu sudah menyepakati sebuah nama sebagai nama kunyah untuk mereka. Nama yang disebutkan dalam hadist sebagai nama utama. Namun ketika buah cinta mereka akan segera lahir, diskusi mengenai nama kerapkali mewarnai hari-hari mereka. Mereka ingin memberi nama anak itu dalam bahasa arab. Namun ternyata ada beberapa perbedaan tercuat dalam pembahasan nama itu. Misalnya, lelaki yang sangat arab itu meyakini bahwa sebuah nama itu cukuplah terdiri dari satu kata, sementara perempuan itu berpikir bahwa satu kata saja kurang unik dan khawatir tertukar-tukar dengan orang lain. Ia sendiri mengidamkan nama tiga kata, atau minimal dua kata. Misalnya saja nama Akmal Ayash Abdurrahman disebut terlalu banyak. Kedua, seringkali dalam nama-nama yang diusulkan itu kurang memenuhi kaidah dalam bahasa arab. Misalnya saja Fatimah Annisa Sakinah yang merupakan suatu kalimat ketimbang sebuah nama. (Fatimah annisa sakinah = fatimah perempuan yang tenang). Ketiga, banyak

Berbeda tapi bersama

Dulu saya pernah termenung, apakah untuk bisa bekerja sama, melangkah bersama, setiap orang harus menjadi sama? Misalnya begini, saat kita menjadi anggota suatu tim yang sangat eksklusif, baik teknik perektrutan maupun pembinaan, dan menghasilkan karakter anggotanya yang sangat khas/unik, serta kuat dan solid. Kemudian dalam perjalanannya, disadari, bahwa ternyata beban kerja tim meluas sehingga diperlukan perluasan. Selain itu, dalam banyak hal ternyata ada beberapa pos-pos kebutuhan yang belum bisa dipenuhi, karena keterbatasan kemampuan anggota tim tersebut. Maka dibuatlah perluasan, merekrut lebih banyak orang lagi, karena medan kerjanya tak bisa menunggu tim untuk mampu melipatgandakan kekuatan baik kualitas maupun kuantitas anggota yang standar. Kedatangan para pendatang baru itu menyebabkan seolah terjadi penurunan standar kualitas anggota tim. Belum lagi terimbasnya beberapa side efek kedatangan 'para pendatang' kepada para pendahulunya. Apakah yang sebaiknya dilakukan

dua sembilan

Jumat ini ia berusia tepat 29 pekan (menurut perhitungan dokter). Terlhat sehat, alhamdulillah. Beratnya nyaris mencapai 2kg. Tepatnya 1,94 kg. Kegiatannya sehari-hari menggoda bundanya dengan tendangan dan tonjokan menggelikan. Baru komunikasi seperti itulah yang bisa terjadlin. Bahasa jedak jeduk, yang sering ditanggapi dengan aneka respon seperti belaian, tekanan, dan tentu saja bicara langsung padanya. Ada waktu-waktu khusus berjedak jeduk. Umumnya hari-hari diawali dengan 'jedak-jeduk'nya menjelang subuh, bersaing ketat dengan alarm pada hp, berusaha membangunkan. Ia memang cukup peka dengan kondisi emosi bundanya. Seringkali saat cemas dan khawatir, jedukannya menghebat-entah ingin menenangkan atau menambah ketegangan, hehe. Pernah saat terjadi sedikit ketegangan antara kedua orang tuanya di malam hari. Seperti biasa pada usapan sebelum tidur, dia aktif merespon dengan jedukan khasnya. Tapi ketika tangan bundanya berganti ayah, ia menjadi diam. Rupanya ia merasakan bundan

Persimpangan

Setiap kurun waktu tertentu, selalu ada persimpangan. Uhm...sebenarnya hampir setiap waktu, hanya saja kadarnya berbeda, antara yang membingungkan dan tidak, serta seberapa besar resiko-resiko yang bisa ditimbulkannya. Dan di ujung masa kuliah kali ini pun persimpangan itu harus dipilih... Seperti menapaktilasi masa dua-tiga tahun yang lalu, saat baru lulus S1. Sampai-sampai mengunjungi seorang psikolog, mengambil psikotes, untuk membantu melihat berbagai alternatif. Dan tentu saja memantapkan pilihan. Sekarang kembali pertanyaan besar itu ditanyakan, dengan apa kontribusi itu akan kausumbangkan? Menjadi apa dirimu sepuluh atau dua puluh tahun yang akan datang? Diawali dengan pertanyaan 'simple', lanjut S3 atau tidak? Uhm...besok adalah deadline pengajuan formulir perpanjangan beasiswa monbusho itu. Kalau ada catatan yang pernah ditulis, sekitar tiga-empat tahun yang lalu itu, niscaya jawabannya sebenarnya sederhana saja, tidak dulu. Setidaknya sampai anak-anak (aamiin...) beru

Meski terlambat,

kami ingin mengucapkan: SELAMAT IDUL FITRI 1426H Mohon maaf lahir dan batin Taqobalallahu minna wa minkum kullu aam wa antum bi khair :::::: Rasa-rasanya sering sekali mengecewakan, melukai hati/jiwa, membuat tidak berkenan, dkk. Karena itu mohon diikhlaskan... Dan semoga bisa saling mendoakan, untuk semakin dewasa, semakin taat padaNya dan bisa berjumpa lagi dengan Ramadhan tahun depan wassalam, rieska-jailani dede 'the miracle'

Puzzle 27 (Umm...)

"Sepatu ade kelihatan tua sekali..." Lelaki itu berkata tiba-tiba, dalam kereta, pada keremangan shubuh sepulang kami itikaf di salah satu masjid di Tokyo. Perempuan itu sedikit terkejut, sambil memandang sepatu coklatnya yang sudah berusia sama dengan lamanya ia tinggal di Jepang, dua tahun lebih. Sepatu itu memang terlihat lusuh. Mungkin karena terlalu sering dipakai, atau ia memang kurang telaten merawatnya. "Kaka belikan mau yaa..." Perempuan itu lupa, bagaimana ia menjawab pertanyaan itu. Tapi pikirannya jadi melayang ke kejadian malam sebelumnya, saat mereka justru sedang menuju masjid. "Tadi di bazaar ade beli jilbab. Terus ada yang ngasih hadiah juga, ngebeliin ade jilbab. Jadi dapet dua deeh...seneng..." Ujar perempuan itu. "Dia kasihan kali abisnya jilbab ade dah lusuh." Lelaki itu memegang kepala istrinya. Perempuan itu bengong? Lusuh? Jilbab ini lusuh? Apa iyaa??? *** Perhatian tiba-tiba di dua hari berturut-turut masih saja memenuhi

Untukmu (lagi) Bunda

Di tengah istirahat siang, ada puisi yang masuk ke mailbox saya. Siraman yang sangat menyejukkan dan mengingatkan saya akan banyak hal. Tak sabar untuk memuatnya disini. Untuk penulis yang shalih dan budiman, Jazaakumullah khairan katsiraa Untukmu (lagi) Bunda Bunda sayang, Setiap kali kubaca gelinjang hati bunda aku merasa begitu khawatir karena bunda terlalu mengkhawatirkan aku. Bunda sayang, Saat bunda terlalu kalut dengan pikiran ketahuilah bahwa buah hatimu ini pun merasa tak nyaman Dinding-dinding rahim yang aku tempati terasa mengeras dan menyempit sementara dingin begitu menggigil Bundaku yang shalihah, Saat bunda tenang dan ceria akupun merasa begitu nyaman dan senang. Dinding-dinding rahimmu menbelaiku lembut lalu aroma wangi dan hangat begitu semerbak bertebaran Apalagi kala bunda bacakan ayat-ayat kesukaanku, atau kala ayah membelai rahimmu dan mengumandangkan do'a untukku atau kala ku curi dengar saat ayah bermuraja'ah dengan hafalannya. Sungguh aku rindu dan tentr

Malam dua tiga

malam dua tiga, menatap langit malam yang baru saja kering dari hujan berpikir...apa yang paling dirindukan ampunan dan hidayah dua kata yang kan mampu sanggupkan ku berjalan lagi meniti hari, tunaikan bakti ya Rahman beri hamba dua hal itu... tolong...

Dokter dan lahiran

Sejak berbulan-bulan yang lalu ada hal yang sangat mengganjal di kepala kami berdua. Masalah memilih dokter kandungan dan tempat untuk melahirkan. Paling enak melahirkan itu adalah dengan di rumah sakit umum dimana kita bisa mengajukan keringanan biaya, atau kalaupun tak dapat biayanya bisa 'sedikit' lebih murah dibanding melahirkan di klinik bersalin swasta. Dan tentu saja dokter kandungannya perempuan. Mengacu pada fatwa di syariah online, keberatan suami, dll memang ternyata memilih dokter perempuan ini adalah hal yang harus benar-benar diperjuangkan. Duh, alhamdulillah ya di Indonesia banyak bidan... Namun, di daerah tempat tinggal saya, Miyamae-ku, Kawasaki-shi, menurut kabar (dari mba-mba yang berpengalaman) tak ada rumah sakit yang dokternya perempuan. Di rumah sakit Takatsu, misalnya, hanya menangani kandungan muda (3 bulan ke bawah). Di Musashi Kosugi, dokternya dah keluar dan buka klinik sendiri. Akhirnya sejak awal periksa, saya memilih dokter kandungan di klinik swa

Puzzle 26 (Berkah menikah)

Setahun lebih dua bulan beberapa hari menikah, membuat perempuan itu berpikir-pikir tentang bagaimana ia dan lelaki itu sekarang. Konon katanya parameter keberkahan itu adanya beberapa peningkatan. Apa ada yang meningkat? Apa yang bisa terlihat meningkat dan tidak? Apakah mereka semakin kaya? Apakah mereka semakin pintar? Apakah mereka semakin bijaksana? Apakah mereka semakin produktif? Apakah mereka semakin dekat kepadaNya? Makin khusyu? Makin kencang dakwahnya? Makin bisa berkontribusi untuk sesamanya? Uhm...perempuan itu menghitung-hitung... terbayang tesisnya dan suaminya yang tak jua selesai, konsentrasinya yang kerapkali buyar, membuat pekerjaan-pekerjaan diselesaikan dengan usaha minimal, ibadah yang masih begitu-begitu juga, kondisi keuangan yang masih belum bisa dibilang stabil dengan pengeluaran-pengeluaran yang makin bertambah-tambah, dan lain-lain, yang membuat dia mengkerut... Dimanakah berkah??? Satu...dua...tiga...berhari-hari ia mencari, meski semuanya itu hanya berdeng

Terapi

Saya tidak tahu kuat atau tidaknya hubungan antara menulis dengan kesehatan jiwa. Tapi rasanya lain sekali saat membiarkan blog ini kosong selama bilangan hari, bahkan pekan, dibandingkan saat rutin menulis setiap hari. Memangnya kalau tidak menulis di blog artinya sama sekali tak menulis? Uhm...kurang lebih begitu, sepertinya. Saat dulu itu, di sepanjang jalan dari sekolah, di kereta, saya suka merenungkan apa saja. Menemukan inspirasi dari banyak kejadian hari itu. Kemudian menjelang tidur menuangkannya di sini. Setidaknya ada tiga hal yang menguntungkan dari rutin menulis disini. Pertama, membuat kita menemukan sesuatu, serupa cahaya: pencerahan. Kedua membantu menstrukturkan pikiran. Melihat apa yang ada di kepala dari luar. Ketiga, saat membuka arsip, rasanya menyenangkan. Mengulang rasa yang pernah ada, karena terkadang tak semua yang pernah melintas di kepala, akan tetap bersarang pada ingatan, apalagi menghujam di hati. Membaca kembali tulisan-tulisan lama, bisa menghangatkan h

Ahad ini

Jelang ahad kemarin, ada keriuhan tersendiri. Pasalnya di SRIT, ada dua kegiatan. Normalnya memang ada acara ceramah ahad plus buka puasa bersama. Kali ini yang masak ibu-ibu dan mba-mba pengajian di kanto (plus fuchu). Gotong royong, melibatkan lebih dari 30 orang, memasak untuk sekitar 300-350 orang. Lelaki yang menemani saya pergi ke SRIT amat terkejut dengan banyaknya orang yang datang. Kata dia, ini jumlah orang indonesia terbanyak yang dia lihat di luar negeri-selain mekkah tentunya. Hehe...belum tahu dia, kalau lebaran jaaaaaaaaaaaaauh lebih banyak lagi. Mungkin di banding negara lain yang pernah ditinggalinya (Yaman-Maroko), Mepang punya populasi orang indonesia yang lebih banyak. Data pemilu tempo hari katanya l.k 15 ribuan. Dan sebagian besar memang numplek di Tokyo. Oow, jangan bayangkan para pemasak itu semua tumplek blek dalam dapur imut di sini. Ga bakalan muat. Mereka memasak di rumah masing-masing dengan porsi yang sudah ditetapkan, lalu dikumpulkan dan diatur di tempat

Dua tujuh

menjadi dua tujuh, pada awal ramadhan. masih seorang yang tertatih-tatih berjalan menuju kemuliaan hakiki. bilakah akan sampai? Ya Rahmah bantu saya terus berlari... jangan biarkan berhenti

Puzzle 25 (bag 2)

Perempuan Berjalan sendiri di jalan sepi. Tiba-tiba angin berhembus kuat, ada sepeda yang melintas secepat kilat. Pengemudinya berjaket hitam-topi putih-lelaki yang sangat dikenalnya. Tanpa kata, ia melesat. Mungkin dia ingin cepat sampai eki, terus parkir, jadi nanti bisa jalan sama-sama. Ia berjalan menuju stasiun. Hampir duapertiga perjalanan ia menyadari tak mungkin mengejar kereta yang direncanakan. Ia berjalan terlalu lambat, setidaknya dibanding saat dulu. Di stasuun, dekat pintu masuk tempat memasukan karcis ia melihat sekeliling, tapi sosok yang dicarinya tak ditemukan juga. Hemm...mungkin lelaki itu sudah di bawah. Di home kereta. Di bawah, mengitari lorong sekitar rel, sosok itu pun tak ada. Apa dia pergi naik kereta sesuai rencana itu?

Puzzle 25 (Tak kenal maka taaruf)

Sejak awal, perempuan itu tahu bahwa ia dan suaminya itu berasal dari dunia yang jauh berbeda dan memiliki karakter yang amat berbeda. Tapi ia tetap saja terkejut saat menemukan kejutan-kejutan tentang perbedaan yang ada diantara mereka. Seperti hari itu, saat mereka harus menjemput pamannya yang datang dari Indonesia. Pesawat dijadwalkan mendarat pukul 8.30-8.50 pagi waktu Jepang. Sejak semalam perempuan itu sudah memeriksa jadwal dan rute kereta ke bandara serta mencatatnya. "Besok kita berangkat sebelum pukul 6 pagi, katanya." Pagi itu, nyaris pukul enam saat mereka telah selesai bersiap2. "Kaka boleh pake sepeda" ujar perempuan itu sambil membuka pintu rumah sementara suaminya memasang sepatu. Kadang ia memang pergi keluar duluan, lalu lelaki itu menyusulnya sambil mengayuh sepeda. Sepeda mereka memang hanya satu. Dan di jepang ini, orang dewasa dilarang boncengan dengan sesama orang dewasa. Biasa saja mereka memulai perjalanan itu....tapi siapa sangka awal yang

Shaum Nabi

Diambil dari sebuah milis, jazaakumullah khair untuk yang menulis juga yang menerjemahkan Bagaimana Nabi SAW berpuasa Ini merupakan ringkasan sifat Puasa Nabi saw - dimana didalammnya meliputi kewajiban, adab2, do'a2, hukum2 berkaitan dengan puasa, jenis manusia yang berpuasa, perkara yang membatalkan puasa, dan faedah2 lain. Kita memohon petunjuk Allah agar orang2 Islam mengamalkan sunnah Nabi saw pada semua usia, dari yang kecil hingga yang dewasa/tua. Allah jua yang memberikan petunjuk. Ta'rif Puasa: merupakan ibadat kepada Allah dengan meninggalkan perkara-perkara yang dilarang dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam. Nabi saw bersabda : "Islam dibangun atas 5 perkara : mengucapkan syahadah, mendirikan solat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan Haji ke Baitullaah al-Haram" [mutafaq 'alaih]. Orang2 yang berpuasa :- * Puasa wajib bagi semua orang Islam yang Baligh dan berakal dan bermukim.

Selamat datang

Maghrib sudah hadir sejam yang lalu. Aku masih duduk di depan komputer, berkutat dengan angka-angka. Tamu itu baru saja hadir menyapa, menawarkan banyak cinta dari sang Maha Pengasih. Maaf, Rumah baru bisa dibereskan tadi siang. Itu pun belum cantik sangat. Maaf, hati ini pun masih penuh dengan debu dan karat dunia, duuh...adakah vacuum cleaner hati yang bisa bekerja dengan amat cepat? Biar persiapan seadanya, latihan masih sebisanya, aku ingin bersamamu, berlari menuju Tuhanku... Jangan tolak kami... Marhaban, ya Ramadhan... smoga kau betah menyertaiku, menghidupkan hati dan jiwaku, membantuku menambah pundi-pundi kebaikan, dan meringankan dosa-dosa yang selama ini membungkukkan pungungku... ========== Untuk smuanya... Saya dan juga suami mohon maaf lahir batin atas semua kesalahan mohon semua bisa diikhlaskan. bila masih ada ganjalan, silakan kontak secara pripadi wassalam, rieska ========== Khutbah Rasulullah SAW tentang ramadhan ada arsip ini.

Tadaima

Alhamdulillah... Sejak ahad malam, alias senin dinihari sudah bisa kembali menikmati rumah mungil di kawasaki. Seperti biasa, banyak yang ingin diceritakan, tapi semua bertumpuk hingga nyaris tak ada lagi yang tersisa. Banyak yang berubah di kota kenangan Bandung. Terutama harga yang rasanya makin selangit.

Pulang kampung

Maaf, belum pamitan... Saya sebulan ini pulang kampung, dan jarang sekali bisa nge-net. Mohon doanya, kepulangan kali ini adalah dalam rangka mencari data untuk tesis saya. Semoga saja, selain sehat lahir batin, bisa bekerja dan belajar dengan baik, Allah masih memberikan saya kekuatan dan kesempatan untuk bersilaturahim. Rumah saya masih yang dulu, dengan nomor telp dan hp yang juga tak berubah. Karena itu untuk yang di kampung halaman, jangan segan-segan untuk kontak-kontak yaa Terima kasih juga untuk sapa-sapanya disini, maaf kalau belum dibalas semua Maaf lahir batin...

Jebakan maut

Adakah profesi yang aman dari jebakan maut? Entah kapan mulanya, sejak lama, aku berpikir bahwa tak ada satupun profesi yang aman dari jebakan maut. Jebakan maut yang kumaksud adalah kesempatan melakukan penyelewengan nurani. Dari mulai yang kecil-kecil sampai besar. Yang membedakannya hanyalah tingkat dan ruang lingkup kesempatan yang tersedia. Misalnya saja profesi yang mulia sebagai seorang guru. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada guru-guru yang bisa dengan mudah menjual nilai dengan terang-terangan atau diam-diam, sendirian ataupun kelompok. Ada juga yang terlibat dalam kasus suap untuk masuk sekolah padahal nilai tak mencukupi. Murid pun tak kalah hebat. Demi nilai atau memasuki sekolah bergengsi, dia bisa melakukan apa saja, dari mulai uang sampai menjual diri. Atau mencontek kecil-kecilan, sampai yang besar-besaran. Uhm...

Satu tahun itu...

Baru tereka dua puluh empat puzzle di kepala yang dicatat blog ini, beserta potongan-potongan yang disisakan pada ingatan Barakallahu... wajama'a baina kuma fii khair... *** menelusuri arsip bulan juli-agustus 2004 sepertinya satu tahun yang lalu itu adalah kemarin saja pertarungan hati, sidang-sidang, aneka penjelasan dijawab oleh waktu yang kemudian memaparkan kejadian-kejadian seperti hari ini saat menerima kartu ucapan dari seorang kawan yang dulu mencerca dengan banyak pertanyaan karena cinta dan kekhawatiran melegakan, karena fase ini membuktikan, pilihan itu bukan sebuah kesalahan bahkan justru membuahkan kebahagiaan alhamdulillah... tapi perahu ini baru saja berjalan perlahan meninggalkan dermaga berlayar di luasnya lautan menuju tempat sejati kehidupan Ya Rahman, jangan pernah sekejappun kami ditinggalkan teguhkan kami untuk selalu memegang erat apa yang Kau-tetapkan

Poem buat bunda

Diambil dari sebuah anymous comment di postingan sebelumnya untuk penulisnya, makasih yaa...saya belum tahu siapa, tapi ada kaca di mata saya saat menemukannya malam itu. Jazaakumullah khair Untukmu Bundaku Bunda sayang Aku cinta kamu..! Tapi aku suka buat kamu capek Padahal aku cinta kamu Bunda sayang Aku sungguh sayang kamu Tapi aku sering membuatmu tak bisa makan minum Walau hanya segelas susu Bunda.. Aku sayang kamu bunda ! Kau lihat aku tergolek dalam rahimmu Kecil ya bunda.. Kecil... Kayak casper bunda bilang..! Tapi aku tak tahu apa itu casper..? Bunda.. aku gak mau kayak casper Tapi aku mau kayak Hamzah..! Atau Ummar bin Khattab.. Atau Sa’ad bin Abi waqash Atau Shalahuddin al Ayyubi.. Jangan sebut lagi aku casper ya bunda.. Sebab aku bukan casper Akulah the mirracle.. Ya.. aku the mirracle bunda..! Bunda.. Maaf kan aku ya sayang.. Padahal baru 3 bulan lebih aku disini Tapi sudah cukup merepotkan bunda ya..?! Maafkan aku bundaku..! Bunda.. Kalau aku besar nanti aku tak akan lupa

Penyakit kompi

Malam kemarin, aku sedang membalas e-mail ketika tiba-tiba komputerku mati sendiri. Hey hey? Kenapa lagi? Tadi pagi aku terheran-heran karena berkali-kali hidup sendiri. Sekarang bisa mati sendiri, lebih heran lagi. Tanpa ritual shutdown pula. Bisa rusak nih kompi. Aku memandang sekeliling yang sepi. Jam 10 malam, dan suami belum pulang. Lalu aku menghidupkan lagi, tapi tak lama masih dalam proses mati lagi. Ada yang bergetar di hati. Akhirnya terlintas ide di kepalaku. Kusentuh tombol power, dan kubisikkan ayat kursi, sambil berusaha merasakan adakah kekuatan lain di sekitar tombol itu. Hemm...tak ada... Tak lama komputer hidup normal. Alhamdulillah. Usai menunggu scanningan yang lama, aku OL kembali dan segera kutanya kawan yang terlihat OL di YM. Dia bilang VIRUS! Waa? Bukan spy apalagi .... ya? Segera saja si kompi discan anti virus yang ada, dan kawanku itu juga menyarankan untuk mencari software anti virus yang lebih hebat. Sampai urusanku selesai, kompi itu baik-baik saja. Saat

Doa Umar

Suatu ketika Umar bin Khattab duduk kelelahan di atas tumpukan tanah dan kerikil, usai berkeliling melihat kondisi rakyatnya. Peluh keringat masih tampak jelas di wajahnya. Ia tertunduk dan berkata, "Ya Allah, usiaku sudah semakin udzur, tubuhku semakin ringkih karena tua, dan rakyatku kini semakin banyak. Kembalikanlah aku kepada-Mu dalam kondisi tidak menyia-nyiakan mereka, dan dalam kondisi tidak termakan oleh fitnah. Tetapkan bagiku kematian sebagai syahid dijalan-Mu dan wafat di tanah Rasul-Mu..." **diambil dari tarbawi edisi 111 th 7** Aku tergugu, dengan kesederhanaan doa, dengan kejauhan pandangan beliau. Tak ada nafas dunia disana, karena akhirat sajalah yang menjadi tumpuan harapan, labuhan segala permintaan dan doa. Tapi lihatlah bagaimana catatan sejarah tentang karya gemilang yang dihasilkan lelaki ini. Ketika setiap fase kehidupannya menjadi contoh besar dan nyata, bagaimana menjadi pemimpin, bagaimana menjadi penguasa, bagaimana menjadi pelayan bagi rakyatnya.

Tak biasa [3]

Dipikir-pikir, ko niat banget ya, nulis sampe tiga bagian...udah gitu, ga biasa-biasanya cerita detil tentang satu event. Sesampainya di stasiun, bayangan manusia yang menyemut terlihat nyata. Tak hanya di depan loket tiket, tapi juga di halte bis, dan tempat menyetop taksi. Kami hanya bertatapan. Akhirnya seorang kawan menelepon suaminya, menanyakan dan meminta kemungkinan jemputan. Sepertinya bisa, tapi harus menunggu entah satu-dua jam, karena jalanan pun macet. Tol juga tak bisa dipakai katanya. "Nanti diantar saja sama suami, kita tunggu sama-sama." kata kawanku. "Duh tapi mungkin harus sampai shibuya...jauh sekali." Aku merasa tak enak merepotkan. Kami berempat (berlima plus adik kecil yang tampak polos di kereta dorongnya) terbagi dua aliran arah kereta. Dua kawan muslimah ina, serta aku dan seorang muslimah jepang. Sebuah trem lewat dengan frekuensi yang lebih sering di depan kami. "Trem ini sampai waseda, kita bisa naik, lalu jalan ke nishi-waseda kemu

Tak biasa [2]

Kemaren kecapekan juga, hingga menulis baru sepotong, tanpa ditulis 'bersambung'. Dua jam lepas ashar, rekan tadi, muslimah jepang dengan kedua putranya kembali berpamitan pulang. Di masjid kami mulai membicarakan alternatif jalan pulang. Aku tak tahu jalur bis ke rumah. Bisa jadi butuh lebih dari tiga kali ganti. Cara lain adalah menggunakan bis hingga beberapa stasiun, lalu menggunakan jalur kereta lain. Setelah berdiskusi, mendapatkan aneka masukan, aku dan tiga orang rekan pamit juga. Di pintu gerbang masjid, adik kecil (putri kawanku) menangis, ternyata pup dan harus ganti pampers. Ia dan ibunya kembali sebentar ke dalam, sementara kami menunggu di luar. Saat itulah rekan lain datang sambil berbicara dengan hpnya. Di dalam masjid sinyal hp memang kurang baik tertangkap. Ternyata rekan kami yang tadi lebih dulu pulang itu mengabarkan bahwa nyaris semua jalur kereta lumpuh. Padahal ini hampir 3 jam setelah kejadian. Bis penuh sesak sementara antrian calon penumpang tak kunju

Tak biasa

Sejak pagi, kegiatan sabtu normal adanya. Pagi ke dokter, lalu belanja, masak, sholat, dll, kemudian berangkat ke masjid. Pengajian pun berjalan lancar. kali ini lebih banyak ngobrol dan diskusi tentang pengalaman, karena temanya sudah mulai masuk ke tataran ahklak. Saat ashar tiba, kejutan muncul. Kami ashar berjamaah. Saat sujud, lantai masjid bergoyang. Lalu saat duduk, goyangan semakin hebat, seperti guncangan dalam kapal laut. Terhebat yang pernah kurasakan. Ternyata gempa skala 5, kata kawan. Tak hanya itu, ternyata seorang kawan yang setelah acara ditutup lalu berakrab-akrab, dan pamit pulang, datang kembali. Kereta tak ada yang jalan. Karena gempa, katanya. Kecemasan sedikit membayang, ah tapi mungkin dalam sejam selesai, pikir kami.

Menghapus

Komputer saya melambat, dan hardisknya penuh. Akhirnya dua malam ini mengubek-ngubek hardisk, membereskan file-file. Penghuni terbanyak adalah rekaman siaran cilukba, alias dongeng anak FLP yang hadir setiap jumat malam ditambah beberapa rekaman kuliah, ceramah, nasyid, lagu-lagu. Hemm... rata-rata suara, ya. Sebagai tipe bukan pembuang, dan selalu merasa sayang, sedikit sekali yang bisa saya hapus. Padahal satu item bisa lebih dari beberapa edisi. Misalnya rekaman cerita. Minimal saya punya tiga versi. Satu rekaman cerita asli, dua editan, dan ketiga rekaman yang sudah diberi pengantar oleh penyiar. Begitupun dengan foto. Beberapa yang aslinya kurang baik, dibuat beberapa edisi yang tersimpan lengkap. File-file kuliah, organisasi, dll pun masih dengan manis mengisi. Jadinya saya lebih memilih membeli beberapa CD dan memindahkan yang bisa dipindahkan. Terutama yang sifatnya arsip-arsip. Sulit sekali untuk mengapus mereka... Sama sulitnya seperti membuang barang-barang yang sudah tak be

Sukses

Sebenernya ingin ditulis kemarin malam, tapi entah kenapa kata-kata yang biasanya bergruntul dikepala, berebut untuk dituangkan menguap seiring mata yang memanas, karena hampir sepanjang hari menatapi layar komputer. Membaca tulisan di web/blog salah seorang senpai yang saya kagumi karena keproduktifannya dalam berkarya, ezokanzo , tentang seorang penjual mobil nomor satu di dunia. Seorang dengan latar belakang yang nyaris tidak mungkin untuk sukses karena kemiskinan, keterbelakangan, kondisi sosial, dsb. tapi akhirnya berhasil mewujudkan apa yang ia harapkan. Berhasil tidak hanya secara materi, tapi juga kepribadian. Ini menggugah saya, di tengah-tengah keputusasaan melihat betapa payahnya diri ini dalam mengelola masalah. Seringkali di benak saya hinggap perasaan, bahwa banyak orang sukses memang dilahirkan seperti itu. Bagaimana tempaan hidup, pendidikan orang tua, lingkungan, dsb., memang mendorong dia untuk seperti itu. Sebut saja misalnya Imama Syafii, dengan dukungan ibunya yang

Puzzle 24 (Jalan-jalan)

Selama kira-kira empat bulan setengah bersama, mereka nyaris tak pernah jalan-jalan. Jadi lelaki itu hanya akan tersenyum saja, kala ditanya sudah kemana saja selama di Tokyo atau Jepang ini? Alasannya selain waktu, semisal weekend yang padat acara, awal kehamilan yang menghebohkan, adalah penghematan. Jadinya dalam hitungan jarang pun, paling banter jalan-jalan ke koen (taman) dekat rumah atau menyepi di tepi sungai Futakotamagawa. Ajaibnya, dalam dua kali rekor bepergian jauh, diantaranya ke Sendai-Akita dan Hakone dua-duanya diputuskan dalam waktu sangat mendadak dan persiapan seadanya. Bisa sehari sebelumnya, atau malam sebelumnya. Dan tentu saja, efeknya adalah perjalanan pun dibumbui oleh kepanikan, keterburu-buruan, kelaparan (karena perbekalan yang tak memadai), dll. Menyenangkan, tapi... Uhm...rupanya style cuek dalam berperjalanan jauh masih dipertahankan perempuan itu dengan begitu baiknya. Sudah terlalu sering ia begitu. Masalahnya adalah, tanggungannya sekarang berubah. Ad

Separuh Abad

Barakallah... Untuk lelaki yang hari ini berusia separuh abad. Doaku masih sama, kesanku pun masih sama, seperti tahun lalu, dalam ini dan ini . Salam sayang selalu...

Sembunyi

"Do'a seseorang muslim kepada saudaranya dengan tanpa sepengetahuan saudaranya itu mustajab; pada kepala seorang muslim itu ada malaikat yang diberi tugas di mana bila ia mendoakan baik kepada saudaranya maka malaikat yang diberi tugas itu mengucapkan, "Semoga Allah mengabulkan, dan untukmu juga seperti itu." (HR. Muslim, dari Abu Darda' ra., Riyadlus Shalihin, bab Keutamaan Mendoakan Orang Lain Tanpa Sepengetahuannya).

Rindu kami

Saya membuka sebuah halaman seorang kawan, dan mengalir dengan lembut instrumen lagu dari bimbo yang selalu membasahkan mata... rindu kami padamu ya rasul rindu tiada bertepi berabad jarak darimu ya rasul serasa dikau disini cinta ikhlasmu pada manusia bagai cahaya suarga dapatkah kami membalas cintamu dengan bersahaja **syair ini dihapal saat kecil, dan saya tak pernah memperbaharui, jadi barangkali ada yang salah** Dan saya ingat tausiah kenangan yang diambil dari asasiyat Tarbawi ini. Tausiyah yang membuat saya harus memeriksa lagi sunnah-sunnah yang terserak, yang terlalaikan. Astaghfirullah... Shallu ‘alan Nabiy Oleh : KH.Rahmat Abdullah Apa yang Tuan fikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk ta’dib Rabbani (didikan Tuhan) yang menantang mentari

Tok tok [3]

Sebenarnya bukan tok-tok, tapi TOK! Ada suara di pintu depan (eh belakang? :D). Kami berpandangan. "Tolong diliat, Ka. Ada apa..." Suami bergegas membuka pintu. Seperti biasa aku mendengar dibalik pintu kamar sambil membenahi kostum rumah, jaga-jaga kalau harus keluar. Terdengar suara ibu-ibu dengan bahasa Jepang yang amat sopan. Wah, sepertinya percakapan yang agak rumit. Betul saja, tak lama suami memanggil, setelah ia menyampaikan pada tamu itu bahwa ia tak pandai berbahasa Jepang. "Ade, kesini dulu deh, kaka ga ngerti." Aku segera ke arah mereka. Seorang ibu dengan wajah yang agak familiar tersenyum di depan pintu. Uhm...ketemu dimana, ya? Pikirku ketika tersenyum dan menyapa beliau. Tanpa diminta beliau memperkenalkan diri. "Kita pernah bertemu di jalan. Masih ingat?" Ah ya, suatu sore, entah pulang sekolah atau pulang dari masjid, aku pernah bertemu beliau ini dengan anjing mungilnya di belokan dekat rumah. Dia tiba-tiba saja menyapaku karena jilbab