Skip to main content

Posts

Showing posts from 2014

Rumah Rapi (4)

Seni menyortir barang ini harus diselesaikan dengan baik sebelum memasuki sesi penyimpanan. Saat mensortir pikiran harus fokus dalam proses penyortiran dan tidak berpikir nanti menyimpannya bagaimana. Untuk baju, penulis menyarankan agar dibagi beberapa kategori, misalnya atasan, bawahan, dalaman, tas, kauskaki, dll. Setelah disortir dilipat dengan cara yang baik sehingga mudah mengambilnya di laci. Cara melipatnya ada banyak ditampilkan di youtube. Inti lipatan adalah bentuk akhir semua item harus persegi. Sedangkan inti pada saat penyimpanan adalah setiap item terlihat oleh mata. Jadinya baju-baju itu berbaris rapi dalam laci. Bukan menumpuk. Ini berlaku untuk semua item sampai kauskaki Ohya sekarang episode buku di rumah. Sesi berat banget sih kalau buat saya. Di rumah sepertinya ada lebih dari lebih dari 100 buku. Mungkin 200an ada. Beraat untuk dilepas. Proses ini jadi agak lama... Padahal dalam banyak kasus sebagian buku itu tak pernah dibaca karena kalau butuh referensi sering m

Rumah Rapi (2)

Memenuhi janji, sambil praktek sambil menulis supaya tidak lupa. Bukunya seperti makan kue. Enak dibaca Prinsip besarnya adalah rumah hanya diisi dengan barang-barang yang memancarkan kebahagiaan. Setiap barang punya tempat dan tertata rapi. Beberapa persepsi: 1. Kalau beres-beres lalu tak lama berantakan berarti beres-beresnya belum betul 2. Kerapian bukan monopoli orang berbakat rajin  3. Memulai beres-beres adalah dengan mengeluarkan barang-barang sekali jalan. Bukan dicicil sedikit-sedikit 4. Kita tidak akan bisa rapi kalau tidak belajar bagaimana menjadi rapi 5. Beres-beres total agar tidak cepat acak-acakan lagi.  6. Beres-beres sedikit sehari maka Anda akan beres-beres selamanya 7. Beres-beres radikal akan mengubah mindset tentang kerapian secara radikal pula 8. Beres-beres meliputi dua hal: membuang barang yang tidak diperlukan dan menyimpan dengan baik barang yang diperlukan Membuang/mengeluarkan barang adalah langkah awal 9. Buatlah beres-beres sebagai even yang spesial bukan

Rumah Rapi

Salah satu resolusi tahun ini adalah mengkondisikan rumah rapi (sedikit lebih lama :D). Demi merapikan hati dan menbangun mental penghuninya agar lebih "sehat". Searching dan coba aplikasikan lagi cara-cara mengurus rumah, decluttering dsb...  Eh ternyata malah nemu buku yang dibuat orang Jepang. Pas baca-baca ternyata penulisnya selebritis dan konsultan kerapian. Berhubung tidak berTV jadi mungkin agak telat tahu.  Tapi ide beliau ini menarik dengan beberapa point yang "bertentangan" dengan teori yang saya pelajari sebelumnya-dan belum sukses dicoba. Mari kita coba! #catatanrumah

Saat Terbaik

Berenang, memanah, dan berkuda adalah keterampilan yang saya ingin anak-anak menguasainya. Butuh effort lebih tuk mewujudkannya baik dari segi biaya, waktu dan tenaga. Dan satu lagi: membangunkan minat mereka untuk mempelajarinya. Renang menjadi prioritas untuk dipelajari lebih awal. Kalau bisa sebelum mereka baligh. Sejak si sulung kelas 1 SD saya mulai melobinya untuk mulai belajar berenang. Tapi dia suka main air tapi tak suka memasukkan kepala ke dalam air. Biasanya saya melobi saat ada promo gratis uang masuk yang lumayan besarnya. Tapi belum berhasil terus. Ternyata pas dia kelas 3 ini saat saya melobinya untuk kesekian kalinya ia setuju. Padahal sedang tidak ada promo. Setelah sekali percobaan dengan adiknya, dia juga mantap terus sementara adiknya mundur. Alhamdulillah... Meskipun rasa berat dengan biayanya, tapi ini momen yang pas. Saya khawatir nanti keinginannya surut lagi. Rejeki juga pas ada. Tempat lesnya juga mengizinkan dia memakai tambahan selain seragam wajib untuk me

Azmi dan Al Fiil

Bunda menjemur baju saat A5 terlelap sementara A4 dan A3 "membaca" buku. Seperti biasa interupsinya banyak. "Bunda, apa ini?" dan "Kenapa ...." memenuhi sesi menjemur kali ini. Kali ini buku yang terbuka depan A3 yang hampir 5 tahun adalah buku tentang penyerangan ka'bah oleh tentara Abrahah. Dan dia bertanya tentang gajah, batu, burung, dan orang-orang yang bergelimpangan. Dan bunda pun berkisah tentang sepasukan tentara gajah yang gagal menghancurkan ka'bah. Setiap benda di ilustrasi menarik perhatiannya dan ditanyakannya. Setiap jawaban dicernanya (dia diam) lalu pertanyaan baru ia lontarkan. Dan terakhir yang masih jadi PR adalah: "Bunda, burungnya engga panas pegang batu panas?" Untuk sementara jawabannya tidak kepanasan. Kayaknya tak ada saraf di bagian paruh jadi tidak ada rasa apa-apa seperti kuku. Tapi bunda harus baca tafsir lagi dan belajar lagi tentang burung supaya ga salah memberitahu... #Catatanbunda

Barang-barang Berguna

Kadang-kadang ada yang tanya bagaimana caranya memenej pekerjaan rumah tanpa asisten di negeri asing. Kalau pas ke Indonesia saya lupa bagaimana caranya. Tapi pas disini jadi ingat lagi dan bersyukur dengan peralatan-peralatan yang ada. 1. Mesin cuci  Saya baru pakai di asrama Komaba lalu punya sendiri pas sudah menikah. Jadi kebayang bedanya antara ada dan ga ada. Sangat membantu apalagi dengan jumlah baju pasukan yang semakin banyak. Dan ajaibnya dua kali punya mesin cuci dikasih temen. Yang pertama dari bu Nur, mahasiswi S3 yang juga dosen di Yogya. Lalu diganti warisan Anna mualaf asal Bulgaria. Mesin cuci dari bu Nur lalu diwariskan ke mahasiswa di Nigata. 2. Mikser duduk (standing mixer) Sekeluarga cake lover jadi sering sekali buat kue. Mixer di rumah warisan uni Sivia. Sangat membantu karena dia bisa ngocok sendiri sementara kita melakukan pekerjaan lain. 3. Gendongan bayi Keputusan besar membeli gendongan bayi yang mahal alhamdulillah tidak salah. Saat bekerja bayi bisa digend

Cacar Air (Hampir) Bersama

Baby Anas (1) akhirnya mengikuti jejang abang-abangnya berkenalan dengan cacar air alias mizuboso. Salut juga dengan pertahanan bayi yang satu ini.  Mengamati bagaimana tiga anak sakit yang sama dalam waktu yang berdekatan jadi kelihatan karakter satu sama lain. Yang biasa mandiri, berubah jadi manjaaa sekali. Tapi dia minum obat dengan tegar setelah bernegosiasi dengan bunda. Ada juga  yang hampir ga kelihatan sakit kecuali sebentar saja, tapi minum obatnya... Obat supaya tetap ceria dan lupa tentu saja selain main ala mereka dengan heboh, main sama bunda, dibacain buku, daan masak sama-sama hehehe... Semoga sabar dan cepat sembuh ya.. Dan sakit ini membuat tubuhmu makin sehat dan kuat lagi nantinya... Ket Foto: Baby Anas mau gosok gigi

2014 Family Portrait

Last summer holiday (July-Sep 2014) we got a chance to spend our Eid ul Fitri in my hometown-Bandung. It was the first after almost 11 years spending Eid overseas for me and more than that for my husband. It was great.  We visited Surabaya, Makassar, Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang and Depok. We introduced our little family to the big families and vice versa. Had a nice reunion with some friends (who some of them hadn't meet more than 10 years!), etc. Alhamdulillah... And we update our family portrait with the newest family members. The kids are (left-right): Azmi-Annabila-Anas-Aufa-Azka

Hikarigaoka

Tahun ini Allah SWT memberikan rizki berupa kehidupan dunia yang lebih dari 36 tahun. Mudah-mudahan kehidupan yang selalu diliputi keberkahan dan dipenuhi rahmatNya serta selalu dalam bimbingan taufik dan hidayahNya. Diantara semua tempat yang pernah ditinggali, saya paling suka lingkungan tempat saya tinggal sekarang. Hikarigaoka-Tokyo. Masih termasuk daerah khusus 23-ward Tokyo tapi hijau dan tak jauh dari sini banyak lahan pertanian . Trotoarnya lebar. Anak-anak cukup aman jalan ataupun naik sepeda. Fasilitas umum juga mudah dijangkau baik dokter, supermarket, mall, restoran, sekolah, kantor pos, bank, dll. Semua bisa ditpuh dengan berjalan kaki. Hampir setiap hari, setiap keluar rumah, hati ini selalu penuh dengan syukur yang mendalam. Bahkan saat menjemput anal pulang TK. Yang dulu adalah pekerjaan yang sangat menegangkan karena harus membawa 2-3 balita di jalan demgan trotoar yang sangat sempit. Pohon-pohon hijau di sepanjang mata memandang, yang berubah menjadi kuning atau merah