Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2004

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar

Teguran

Mestinya, setelah ia menegurmu, menunjukkan kesalahan dan kealpaan, kau terima dengan lapang dada. Beserta tekad untuk memperbaikinya kemudian. Tapi kenapa bayangan dan teriakan itu masih saja terngiang di indera? Apakah karena sejumput ketidakikhlasan ada menyisa pada jiwa? Percayalah...apapun bentuknya, setiap teguran itu adalah benteng yang membuatmu untuk tak tergelincir semakin dalam. Ambilah dari setiap pahit dan buruk situasi, keuntungan untuk pengembangan pribadi. Meminimalkan salah. Lagipula ebih baik jelas dan nyata dari pada tersamar, dan membuat diri penuh tanya. Resah...sirnalah dari jiwa...

SalahAdam [4]

Ada tanggapan terbaru, makasih... Pemikiran-pemikiran yang ada di sekitar kita itu yang kemudian menstimuli pandangan kita sendiri akan hal tersebut. Karena itulah dianjurkan untuk melongok kitab suci untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kerugian mendasar saat kita memiliki persepsi yang salah adalah error yang terjadi akan lebih fatal. Dalam model sederhana RCM/PIPE proses yang terjadi pada diri manusia, setiap input dari lingkungan: Perception <=> Interpretation <=> Planing <=> Execution (mestinya sih gambarnya berupa kotak, karena ada beberapa interaksi satu sama lain) Error mungkin terjadi di setiap stepnya. Namun yang paling fatal tentunya bila kesalahan itu terjadi di posisi yang paling atas. Misalnya, saat kita merasakan bahwa adanya kita di dunia ini sebagai bencana, maka kecenderungan untuk berduka cita, malas-malasan, kecewa, dsb akan berkembang. Tindakan-tindakan kita pun menjadi aksi-aksi yang negatif. Sebaliknya, bila kita mem

Puzzle 10 [Cermin]

Disadari atau tidak, pada banyak hal, pasangan itu adalah cerminan dari kita. Pada masa dimana perempuan itu merasa begitu lemah, malas, ternyata lelaki itu pun mengalami demikian. Pun sebaliknya, dalam hal dimana ia bersemangat, ada pula semangat yang memecut lelaki itu untuk berada pada putaran amal. Ternyata bukan hanya saat dalam proses menemukannya-bahwa lelaki yang baik akan bersama wanita yang baik, dan sebaliknya lelaki pezina akan bersama wanita pezina juga-karena setelah menikah pun, ia tetap menjadi cermin kita. Jujur merefleksikan apa yang ada pada diri ini. Meskipun tentu saja, tak semua cermin datar. Cermin cekung atau cembung akan mampu memanipulasikan wajah diri yang sebenarnya. Agar pantulan cermin menjadi indah, maka perbaikilah cermin itu dan perindahlah benda aslinya...

SalahAdam [3]

Betul Faiz..saya belum tahu masalah penciptaan. Ini hanya masalah adanya manusia di dunia, karena sebagian orang masih berpikir bahwa manusia ada di dunia ini karena salah Adam. Tentang jawaban atas pertanyaan malaikat, jawaban yang saya temukan hanya kalimat "Innii a'lamu maalaa ta'lamuuna (sesungguhnya Aku Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" Ya, Allah saja yang Maha Mengetahui. Tapi dengan diciptakan manusia ini, setidaknya kita bisa bersyukur. Dikaruniai kesempatan untuk hidup, menjadi ADA. Bisa jadi kita sama sekali TAK ADA. Dulu saat kecil saya sering berpikir, bagaimana seandainya saya tak diciptakan, ibu tak melahirkan saya, lalu dunia tak ada, dsb. Sampai rasanya sesak.... Tapi bila kita tak ada, maka perasaan-perasaan itupun tak akan ada yaa... Ohya, kemarin saya tak berikan contoh ayat penjelasannya. Boleh dibuka surat al baqarah (2) ayat 26-39.

SalahAdam [2]

Makasih komentarnya, buat dua dara pinter dan shalihat dari singapura ^_^ Tak ada yang menyebabkan kita ada dunia, melainkan karena kehendakNya. Sejak awal manusia diciptakan memang untuk menjadi khalifah di bumi. Sumber yang paling bisa dipercaya tentang ini adalah kitab suci. Bisa dilihat-lihat ayat-ayat pada Al Quran yang berkali-kali menerangkan tentang ini. Rupa-rupanya, hal tentang ini memang cukup ditekankan. Hikmah dari pelajaran yang diperankan malaikat, dua manusia pertama, dan juga tentu saja iblis si penggoda, benar-benar harus amat kita cermati rupanya...

SalahAdam [1]

Rekans, saya ingin tahu, apakah engkau mempercayai bahwa kita-manusia, ada di dunia ini adalah karena kesalahan Adam-manusia pertama? Atau barangkali karena Hawa? Sehingga ada di antara kita yang berpikir-pikir...jika saja mereka tak bersalah, maka kita tak kan ada disini. Kita akan terus bersenang-senang di taman yang indah itu...

MenikahiMujahid

Judulnya agak serem ga yaa? Gak biasa-biasanya sih... Tapi kali ini aku ingin menuliskan tentang itu disini. Spesial buat adik-adik kelas, yang pada masa ini sedang menapaki fase baru. Setelah bertahun-tahun dibina serta membina diri dan sekitarnya di bangku sekolah, mereka akan melewati fase baru. Berbaur dengan masyarakat, dan juga menikah. Ya, fase baru itu akan dihadapi oleh adik-adik yang aku selalu merasa ingin melindungi mereka, menjagai mereka meski kedua kaki ini masih teramat lemah bahkan untuk berpijak sendiri... Maafkan...bila hanya sepotong nasihat ini saja yang bisa ditulis. Inipun bukan karena sudah sempurna diri, tapi karena nasihat ini pun harus selalu dikatakan pada jiwa... --- Setahun disini, satu persatu, pernikahan demi pernikahan tak kusaksikan. Rekan-rekan beragam usia, dari kakak kelas, rekan sebaya, sampai adik kelas. Disini aku hanya bisa merenung, mengheningkan cipta, kala saat-saat istimewa itu terjadi. Berharap taufik, hidayah dan berkah dariNya

TentangMaaf

Sudah lama pengen nulis tentang ini, nanggepin tulisannya Dilla. Mau masukin di comments, berasa panjang banget, jadinya nulis disini. Udah gitu...karena lama terpendam, ada inspirasi baru deh. --- Tentang Maaf Perempuan itu sedang berpikir-pikir...kepada siapakah akhir-akhir ini paling banyak minta maaf dan dimintai maaf? Selama selang berapa waktu sekali, ia menghubungkan HPnya dengan HP lelaki di belahan bumi lain. Pada jam tertentu, hubungan itu adalah untuk ajakan untuk memenuhi undangan perjamuan denganNya, kali lain adalah hanya sekedar pernyataan 'i m thinking `bout u deeply' . Yang juga tak kalah sering adalah adanya permintaan khasnya, "Kaka chatting yuuu..." atau "Boleh chatting sekarang?" Di ujung sana, komentar yang datang beragam, "Tunggu 15 menit lagi yaa", "Ade, ini dah mau tidur" atau "Malam aja yaa..." Nyatanya meski kepayahan, karena harus pergi ke warnet, lelaki itu senantiasa b

Puzzle 9 [Menimbang Rasa]

Menjadi seorang istri itu ternyata adalah salah satu episode yang sangat menakjubkan. Serupa mengembara pada hutan liar yang belum terjamah. Meski bekalan-bekalan telah banyak diupayakan, tetap saja banyak kejutan di perjalanan. Salah satu yang mencengangkan adalah mengenali emosi diri. Perempuan itu merasa cukup yakin bahwa selama ini, akalnya telah bekerja dengan cukup baik, nyaris sama baiknya dengan perasaannya. Meskipun dia sangat perasa, tapi akalnya bisa diandalkan untuk mengendalikannya agar tak sampai merusak suasana. Selama ini kawan-kawannya menganggapnya bukan perempuan biasa, karena hal itu. Betapa pada banyak hal dimana perempuan seringkali terjebak dan jatuh tersungkur, dia bisa meloloskan diri. Setidaknya meski sambil lecet-lecet, ia tak sampai babak belur. Tapi menjadi istri, seperti menambah bobot emosi yang seringkali tak ia kenali. Dia masih memerlukan waktu yang sangat panjang untuk bisa mengendalikannya. Sedih, gembira, resah, rindu, kesal, terharu, b

Harini

Cinta, apa duka masih bersemayam di hati? Aku ingin menghiburmu dengan cerita tentang Rei. Duduk manis dan baca yaa... Sejak malam-malam yang lalu, ada yang meresahkan Rei. Kepalanya sering sakit tiba-tiba, dan akhir-akhir ini sering muncul, membuat tubuhnya sama sekali tak nyaman. Ia sempat merasa khawatir itu adalah gejala penyakit berat yang dideritanya. Efek baiknya adalah ia lebih sadar bahwa kematian amat dekat dengannya. Namun disisi lain semangat hidupnya menjadi menipis. Setelah menenangkan diri dengan kitab suci, dia berhasil menepis sedikit kekhawatiran dengan pergi ke dapur, membuat gulai. Berharap dengan menyibukkan di sana, berkarya, berbincang dengan kawan, dan ditutup 'makan enak' akan membuat segalanya normal. Esok harinya, sakit itu masih menggayuti kepalanya. Ia memaksa dirinya untuk tetap pergi ke sekolah, duduk selama dua jam setengah mendengarkan presentasi-presentasi evaluasi papers dalam bahasa Jepang. Kawan dekat disampinya ikut resah. Bai

About Me & Tokyo [4]

LEBARAN Buatku, lebaran memang tak seberkesan Ramadhan. Entah sejak kapan mulainya, kesedihan ditinggalkan Ramadhan lebih kuat di hati, daripada gembiranya hari Raya. Masa anak-anak saja yang rasanya lebih berkesan. Terutama karena pada hari raya itu bisa mendapat baju baru (rasa-rasanya hanya saat lebaran saja kami membeli baju :D) dan kaya mendadak karena mendapat angpau dari orang-orang dewasa. Ups...jangan-jangan karena ga dapat angpau lagi, lebarannya kurang berkesan, hihi... Yang membuat hari ini tetap istimewa adalah silaturahim yang kemudian terjalin. Di Ina dulu aku jadi suka main-main ke rumah kawan-kawan. Hampir semua kawan dekatku dikunjungi. Pun beberapa saudara jauh yang memang hanya bisa ketemu setahun sekali. Senangnya bertemu mereka, bermain-main, bertukar kabar, dsb. Sampai Ahad yang lalu, baru kurasakan dua lebaran di kota ini. Dua dari tiga lebaran, yang mungkin kurasakan pada rentang waktu sekolah kali ini. Lebaran tahun lalu, 1424 H, jatuh pada hari s

Maaf

Ied Mubarak Mohon maafkan kesalahan saya, lahir dan batin, disengaja atau pun tidak, terasakan ata pun tidak Semoga Allah SWT mengampuni kita semua, dan menerima amal ibadah kita semua Aamiin...

Doanya

Sepotong doa diajarkan yang tercinta di antara e-mail idul fitri yang kuterima menjelang tengah malam. Katanya: Ada sebuah doa yang ma'tsur dari Rasulullah SAW, yang disebutkan oleh beliau bisa menghilangkan perasaan sedih. "Ya Allah, aku adalah hambaMu, anak hambaMu, ubun ubunku berada dalam genggamamMu, keputusanmu terhadapku pasti terjadi, ketentuanMu untukku adalah suatu yang adil,Aku memohon kepadaMu dngan segala namaMu, yang Enkau namakan diriMu dengannya, atau Engkau menurunkannya dalam kitabMu, atau Engkau mengajrkannya kepada salah seorang hambaMu, atau yang Enkau sendiri mengetahuinya, supaya Engkau menjadikan Alquran sebagai musim semi hatiku, cahaya di dadaku, penghapus segala kesedihanku, dan penghilang rasa cemas dan keluh kesah." H.R.Ahmad. Jazaakallah khair ** [tulisan arabnya masih belum bisa ditampilkan disini, masih ga tau gimana caranya, hiks...]

Pamit2

Senja sabtu ini tiba, aku tersenyum, bercengkrama, dengan akhwat fillah yang menemaniku buka hari ini Tapi saat ku duduk usai sholat, saat tangan ini menghitung bilangan tasbih, tahmid dan takbir baru kusadari, apa arti senja kali ini Ia benar-benar pergi kurasakan, bayangannya hampir menghilang di sudut mata Ya Rabbana... pemilik ia yang pergi mohon pertemukan kami dengannya lagi tahun depan dan semoga engkau mengampuni kami, mengampuni dosa dan kesalahan di pertemuan kali ini, menerima amal shalih kami semua, menjadikan kami pemimpin hamba-hamba yang shalih dan semoga kami menjadi orang yang bertaqwa aamiin...

Kemana2 [PesanBisu]

PESAN BISU Beberapa kabar kematian menyentakkanku akhir-akhir ini. Sedikitnya ada dua kabar yang cukup beruntun. Aku sama sekali tak mengenal mereka, almarhum/almarhumah, namun mereka ini kawan-kawannya kawanku, sehingga perasaanku pun ikut terlibat saat mendengarkan kisahnya. Yang pertama, terjadi di Indonesia, kecelakaan seorang ayah dan anak yang merenggut nyawa keduanya. Anak ini adalah adik kelas di ITB, yang dikenal sebagai anak yang baik dan pejuang. Ia pulang kampung dari Bandung, ternyata pulang kampung menemuiNya. Yang kedua terjadi di Jepang ini. Seorang ibu yang ditemukan di kamarnya dalam keadaan biru dan kaku. Hasil otopsi mengatakan ia meninggal dua-tiga hari sebelumnya, karena pecahnya pembuluh darah di otak. Keluhan awalnya adalah sakit kepala! Tiga hari itu lah, kawan-kawannya tak bisa mengontaknya dan keluarganya-suami dan tiga anaknya di Indonesia-kehilangan teleponnya, karena ia biasa menelepon setiap hari ke rumah. Wahai jiwa, masihkan kau tak percaya,

Pamit

Dia akan pergi... Dengan mata kaca, aku memegangnya kuat-kuat, menahannya agar tak tinggalkanku Dia hanya memandangku dalam diam Tinggallah lebih lama, sedikit saja...sebentar saja... aku masih tak puas bersamamu Dia tetap diam mengisyaratkan segala rayuan dan rengekan takkan bisa menghentikannya pelan-pelan melepaskan pegangan Kaca di mata, perlahan pecah aku menatapnya pilu, tanganku pun menjadi lemah Potongan film tentang kebersamaan kami selama satu purnama, berputar ulang pada bayangan air mata Sesal itu selalu saja menyelusup pada akhir tentang kenangan yang tak selalu manis bahkan kadang memalukan Kalau memang harus pergi, datanglah kembali tahun depan kumohon...temui aku... 12 purnama dari sekarang

Kemana

Kemanakah saya, karena tak ada postingan baru selama tiga hari ini? Saya menyepi, mencari arti diri. Mencoba bersih-bersih diri. Meski sekian banyak air dan sabun tak dapat menghilangkan nodanya. Hanya kasih sayang, rahmat, dan ampunanNya saja, yang bisa melenyapkan noda dari jiwa. Ada beberapa kejadian dan cerita yang saya temukan beberapa hari ini. Akan saya ceritakan satu satu... --- LENGKET Baru saja aku selesai menggosok gigi dan mencuci muka di wastafel toilet di sebuah masjid di tengah kota Tokyo. Seremoni pertama, episode satu mabitku malam ini. Namanya mabit, bukan itikaf. Aku hanya mampu beritikaf di hari pertama saja, karena di malam kedua, ada deadline yang menghadang, sebelum kemudian di malam ketiga, si bulan datang berkunjung. Maka malam dihidupkan dengan `cara yang tidak wajar` Seorang bunda dengan dua anak, masuk ke toilet. Kakaknya, anak peremupuan tiga tahunan, mengeluh ingin buang air kecil. Tentu harus ditemani bunda. Bunda pergi mengantar kakak, s

Hilang

Sulit dipercaya, bahwa rasa gembira bisa hilang dari jiwa. Aku jadi teringat film Harry Potter yang dilihat bersama adikku sewaktu aku pulang ke Bandung bulan Agustus lalu. Nonton film bersama lewat VCD di rumah adalah salah satu rekreasi yang kadang-kadang kami lakukan. Biasanya dipilih film keluarga, yang disewa dengan cara patungan. Salah satu adegan yang aku ingat adalah saat ada mahluk-mahluk yang menyedot rasa gembira, sehingga orang-orang yang kehilangan itu merasa sedih, putus asa, dsb. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku merasa demikian. Optimisme, semangat, kegembiraan yang kata orang adalah ciri khasku rasanya bersembunyi entah dimana. Aku kehilangan rasa gembira, terutama saat pagi dan malam hari, dan pada saat aku sendirian. Tiba-tiba saja rasa sedih menyeruak: putus asa, merasa diri tak berdaya, bodoh, sendirian, tak berguna, dsb. Bertubi-tubi. Hanya pada saat menyibukkan diri dengan aktivitas lain, atau berinteraksi dengan orang lain perasaan itu hilang. Maka

Lari

Sejak masalah berkenalan denganku, membuat babak belur diri ini keinginan dan peluang untuk lari membetot-betotku berusaha menarikku untuk keluar dari pusaran namun selalu saja ada yang memdekapku menguatkan pijakanku dengan bisikan-bisikan dan keajaiban-keajaiban hingga hari ini aku bisa berdiri disini dan kalau sekarang pun aku masih sering ingin lari tolong jangan hentikan bisikan itu menggenggam erat tanganku tentang beban, yang tak pernah melebihi kadar tentang sabar dan sholat, yang menjadi penolong [dan ini sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu] tentang kerinduan untuk beristirahat yang mestinya tak boleh mengalahi kerinduan pada syurgaNya Allaahumma innii a'uudzubika minalhammi walhazan wa a'udzubika minal ajzi walkasal wa a'udzubika minal jubni walbukhl wa a'udzubika min ghalabatiddayni wa qahrirrijaal aamiin...

Asaltu

Asal itu katanya adalah Kampung asal, kampung sejati adalah kampung akhirat hingga di dunia yang singkat ini hidup mestinya jauh melampaui batas umur menempatkan al quran pada asalnya, sebagai sumber petunjuk bagi jiwa. dibaca khatam tak lebih dari 40 hari, dihapal sesuai kemampuan dipahami semua terjemahannyadan tafsirnya lebih rinci sembari mengajak jiwa dan raga ini mentaati setiap rinci kehendakNya kembali pada asal hadist sebagai sumber petunjuk kedua bagi hidup dihapal minimal 42 hadist, bila tak mampu minimal diketahui pokok2nya juga kitab riyadushshalihin memulangkan harta pada asal, bahwa harta milik bukan yang disimpan, tapi yang dibelanjakan di jalan Allah harta milik itu hanya titipan, yang harus dicermati dari mana asal, dan kemana mengalir mengembalikan malam pada asal bahwa mestinya, bersujud dan bertasbih memiliki bilangan detik yang jauh lebih banyak dari tidur dan itulah hakikat asalnya istirahat :menyerap kekuatan pada sang empun