Mestinya, setelah ia menegurmu, menunjukkan kesalahan dan kealpaan, kau terima dengan lapang dada. Beserta tekad untuk memperbaikinya kemudian.
Tapi kenapa bayangan dan teriakan itu masih saja terngiang di indera? Apakah karena sejumput ketidakikhlasan ada menyisa pada jiwa?
Percayalah...apapun bentuknya, setiap teguran itu adalah benteng yang membuatmu untuk tak tergelincir semakin dalam. Ambilah dari setiap pahit dan buruk situasi, keuntungan untuk pengembangan pribadi. Meminimalkan salah. Lagipula ebih baik jelas dan nyata dari pada tersamar, dan membuat diri penuh tanya.
Resah...sirnalah dari jiwa...
Tapi kenapa bayangan dan teriakan itu masih saja terngiang di indera? Apakah karena sejumput ketidakikhlasan ada menyisa pada jiwa?
Percayalah...apapun bentuknya, setiap teguran itu adalah benteng yang membuatmu untuk tak tergelincir semakin dalam. Ambilah dari setiap pahit dan buruk situasi, keuntungan untuk pengembangan pribadi. Meminimalkan salah. Lagipula ebih baik jelas dan nyata dari pada tersamar, dan membuat diri penuh tanya.
Resah...sirnalah dari jiwa...
Comments