Skip to main content

Asaltu

Asal itu katanya adalah

Kampung asal,
kampung sejati adalah kampung akhirat
hingga di dunia yang singkat ini
hidup mestinya jauh melampaui batas umur

menempatkan al quran pada asalnya,
sebagai sumber petunjuk bagi jiwa.
dibaca khatam tak lebih dari 40 hari, dihapal sesuai kemampuan
dipahami semua terjemahannyadan tafsirnya lebih rinci
sembari mengajak jiwa dan raga ini
mentaati setiap rinci kehendakNya

kembali pada asal hadist
sebagai sumber petunjuk kedua bagi hidup
dihapal minimal 42 hadist,
bila tak mampu minimal diketahui pokok2nya
juga kitab riyadushshalihin

memulangkan harta pada asal,
bahwa harta milik bukan yang disimpan,
tapi yang dibelanjakan di jalan Allah
harta milik itu hanya titipan,
yang harus dicermati dari mana asal, dan kemana mengalir

mengembalikan malam pada asal
bahwa mestinya, bersujud dan bertasbih
memiliki bilangan detik yang jauh lebih banyak dari tidur
dan itulah hakikat asalnya istirahat
:menyerap kekuatan pada sang empunya kekuatan

pulang ke asal adalah
mengembalikan diri pada fitrahnya,
yang mengabdi hanya padaNya,
satu-satunya.

termasuk memberi cinta dan kemanfaatan bagi
sebanyak mungkin manusia
yang ada pada bulatan bola dunia

...
pulanglah...
pulang ke asal

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R