Skip to main content

SalahAdam [3]

Betul Faiz..saya belum tahu masalah penciptaan. Ini hanya masalah adanya manusia di dunia, karena sebagian orang masih berpikir bahwa manusia ada di dunia ini karena salah Adam.

Tentang jawaban atas pertanyaan malaikat, jawaban yang saya temukan hanya kalimat "Innii a'lamu maalaa ta'lamuuna (sesungguhnya Aku Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" Ya, Allah saja yang Maha Mengetahui.

Tapi dengan diciptakan manusia ini, setidaknya kita bisa bersyukur. Dikaruniai kesempatan untuk hidup, menjadi ADA. Bisa jadi kita sama sekali TAK ADA. Dulu saat kecil saya sering berpikir, bagaimana seandainya saya tak diciptakan, ibu tak melahirkan saya, lalu dunia tak ada, dsb. Sampai rasanya sesak.... Tapi bila kita tak ada, maka perasaan-perasaan itupun tak akan ada yaa...

Ohya, kemarin saya tak berikan contoh ayat penjelasannya. Boleh dibuka surat al baqarah (2) ayat 26-39.

Comments

Anonymous said…
saya kira judul yang digunakan kurang tepat, sebaiknya ditambahkan tanda tanya diakhir kalimat (SalahAdam??), dengan begitu redaksi tersebut bersifat tanya, bukan judge.

Terima Kasih..
rieska oktavia said…
Makasih...:)
Judulnya memang sengaja dibuat demikian. Karena bukan berita, jadi sah-sah saja kan yaa...
Kanti (Hyoutan) said…
Tuduhan menyalahkan Hawa sebagai pembujuk yg lebih dulu terpengaruh syaitan, disorot oleh para aktivis feminisme sebagai pelegalisir penindasan wanita (dlm alquran kelihatannya sih ga ada pemihakan spt itu, karena disebut sebagai "keduanya".)

Sementara kisah "terjatuh" ini disorot oleh para pejuang lingkungan, terutama yg berlatar belakang kaum yg punya budaya penghormatan dan pemujaan alam, spt Indian Amerika, sebagai pemicu perusakan ekosistem. Menurut mereka, "Pandangan agama bahwa bumi ini hanya tempat buanganlah, yg menyebabkan para perintis dunia baru selalu menaklukkan, menghancurkan, menguasai... Mereka melihat cakrawala bukan sebagai sekedar batas pandang, melainkan harus diraih dan dilampaui, tanpa sedikitpun rasa segan pada Ibu Pertiwi".
Sementara sebaliknya para pionir tersebut memandang pria2 Indian sebagai pria lemah yang tunduk pada figur perempuan dalam perwujudan alam.

... dan janganlah berjalan di atas muka bumi dengan angkuh...

Lalu ada juga usaha-usaha menanamkan pemahaman "Heaven is a place on earth", karena penggambaran ttg surga itu sendiri sbg sungai2 yg mengalir, penuh buah2an, sebenarnya bisa diwujudkan di dunia fana, terutama di negeri tropis spt Indonesia, andai saja mendapat ridha-Nya, dan dikelola dengan baik.

"Ketergelinciran" hanyalah merupakan proses turun dimensi ke dalam perangkap jasad jasmaniah dan panca indera. Membuka kunci-kunci dari perangkap tersebut, seharusnya dengan mudah kita kembali ke surga walau masih menjalani dunia fana.
eka said…
Pertanyaan2 yg dilontarkan Rieska pada diri sendiri sama dgn yg dipertanyakan tokoh Sophie kecil pada dirinya sendiri dalam buku filsafat populer "Dunia Shopie" atau "shopie's world" yang terkenal itu. Aku pikir ini awal yg baik untuk ijtihad, tentunya dgn tetap berdoa mohon petunjuk dari-Nya, supaya nggak salah pemahaman.

Pemahaman Hyoutan (atau siapa ya, nama aslinya?) ttg surga boleh juga (salut dgn analisis kamu, belajar dimana?). Mungkin pemahaman/ konsep umum ttg surga-neraka, dosa-pahala, haram-halal, dsbnya juga perlu dipelajari ulang dan dicermati dengan sangat hati-hati.

Salam,
Eka Darmayanti

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah