Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2007

Dua puluh satu bulan bubu

Bubu masih mungil, 8.35 kg 78 cm. Makin sering membuat kepala bunda berdenyut sekaligus tertawa lucu. Foto di samping adalah bubu bermain ayunan di koen/taman dekat rumah Oom di Nagoya (latar belakang: kaki baba). Itu adalah ayunan berpegangan pertama yang bubu naiki. Biasanya ia main dengan ayunan biasa dan bubu duduk di pangkuan baba atau bunda. Jadi dia senang sekali bisa bermain ayunan sendiri. Menggerak-gerakan badannya supaya ayunan bisa mengayun. Gadis sholihat ini sudah pandai membuka dan memasang kaus kaki. Mulanya hanya bisa kaki kanan, kemudian dua-duanya. Tidak pakai acara terbalik dulu. Langsung sesuai lekukan. Setelah pandai membuka celana dan popok, ia juga bisa memakai celana sendiri. Meski perekat popok itu dipakaikan di belakang, sekarang bubu tetap bisa membukanya kala ia merasa tak nyaman. Tinggal ditarik seperti membuka celana. Karena itu bunda harus waspada di waktu-waktu pergantian popok. Bubu sudah bisa bermain pura-puraan. Misalnya makan-makan pakai alat plasti

Pergi bertiga pertama

Kemarin bubu (1 th 8 bln) mendapatkan imunisasi polio kedua. Di sini, imunisasi diadakan di dua tempat, puskesmas kantor kecamatan (kuyakusho) dan dokter anak. Imunisasi BCG dan polio adalah imunisasi yang diberikan di puskesmas itu. Imunisasi kali ini istimewa, karena pertama kali kami pergi bertiga-naik angkutan umum. Biasanya kalau pergi bawa dua anak, ada kaka atau mamah yang antar. Mamah di tempat adik di Nagoya sedangkan kaka tak bisa mengantarkan karena harus bekerja. Ia hanya mengantarkan kami sampai halte bis di sta. Saginuma, stasiun terdekat dari rumah. Dari rumah ke stasiun bubu digendong baba. Kami sengaja tidak membawa kereta bayi karena bis ke arah kuyakusho bukan tipe nonstep bus. Saya akan kerepotan menggendong bayi dan mengangkat kereta. Di kursi bis, bubu berbaring. Ia menolak diajak duduk manis. Kakinya dinaik-kan ke atas seperti gayanya kala duduk di kereta bayi. Saya sempat khawatir ia tergoda untuk memencet-mencet tombol "stop" di bis. Alhamdulillah ia

Lebaran

Bubu belum mengerti lebaran. Dedek apalagi... Tapi kami sekeluarga ingin mengucapkan, Selamat Idul Fitri 1428 H Mohon Maaf Lahir Batin Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua Jailani- Rieska- Nabila-Azka

Dua sembilan

Berusia 29 tahun, dan menulis ini di malam ke-29 Ramadhan 1428 H Ingin bisa jadi orang yang amanah, bertanggung jawab. Dunia akhirat. Ingin dosa-dosa yang segunung itu diampuni olehNya, dan dimaafkan oleh sesama. maafkan saya, lahir batin...

Misterius

Salah satu buku yang menjadi bekal menginap di rumah sakit menjelang kelahiran Abdurrahman adalah bukunya Abdul Hamid al Bilali, yang berjudul Taujih Ruhiyah-Pesan-pesan Spiritual Penjernih Hati. Jadi ingat, buku itu hadiah dari sahabat2-uhm... bukan cuma sahabat, tapi saudari2 saya sebagai bekal merantau ke Jepang 4 tahun lalu. Salah satu bagian yang menampar saya cukup hebat adalah cerita tentang orang-orang yang ingin menjadi orang-orang misterius. Betapa mereka menyembunyikan banyak amal-amal karena khawatir keikhlasannya berkurang. Ada cerita tentang seorang ulama yang menulis buku sepanjang hidupnya secara diam-diam, baru menjelang meninggal ia memberitahu sahabatnya. Itupun dengan catatan, kalau sekiranya ada tanda amalnya diterima Allah SWT buku itu diterbitkan, tapi bila tidak akan dihancurkan. Ada juga tentang seseorang yang menyembunyikan tangisnya, meski di depan istrinya karena takut "dikira" orang yang benar-benar takut kepada Allah. Saya tidak bermaksud membaha

Puzzle 38 (Rasa rumah)

Salah satu yang paling dikenang seorang anak dari ibunya adalah rasa masakan ibu. Bertahun-tahun di masa kecilnya, perempuan itu menganggap bahwa masakan yang paling enak adalah masakan mamahnya. Memang sih... dulu hampir tak pernah pergi ke restoran, apalagi yang mahal hehe... Kos di dekat sekolah, merantau ke negeri orang, memiliki efek kerinduan terhadap rasa rumah. Meski beberapa kali mencoba, kebanyakan ia merasa gagal menciptakan kembali rasa makanan rumah pada masakannya. Ia sendiri menangkap binar-binar dan antusias lelaki suaminya saat dibuatkannya beberapa makanan khas semisal pastel jalang kotek atau nagasari. Bela-belain menelepon ibu mertua untuk mendapatkan resepnya. Tapi sejauh ini masih belum berhasil memiripkan, hehe... Nyatanya, merasai citarasa masakan rumah (semisal sekedar dadar telur), seperti mengembalikan rasa tentang perhatian ibunda, kehangatan rumah, kedeketan kakak-adik, dll. Membuat kita menjadi merasa beruntung, sejenak melupakan masalah-masalah yang dulu

Satubulan ARa

Si ganteng Abdurrahman (untuk selanjutnya ditulis ARa) berusia satu bulan tanggal 3 Oktober ini. Beratnya diperkirakan sekitar 4.5 kg (karena pekan lalu saat ditimbang 4,400 kg). Di rumah tak ada timbangan bayi, jadi harus menyempatkan mampir ke Tokyu, dept. store dekat rumah yang menyediakan fasilitas buat bayi. Sebagai bayi baru lahir tentu saja ARa masih tetap lucu. Saat tidur, bangun, menangis ataupun tertawa, semuanya membuat hati bunda dan baba senang. Menurut bunda, garis besar mukanya mirip bubu dulu, tapi sangat cowok dengan mata yang lebih kecil dan hidung yang sangat mancung. Dua pekan awal dia masih sangat terikat dengan jadwal rumah sakit, bangun 3 jam sekali untuk mimi dan ganti popok. Selanjutnya ia bangun lebih sering tapi tidur malamnya lebih panjang. ARa semingguan ini lebih suka digendong dengan kain gendongan. Lebih cepat terlelap. Dan setiap hari ada waktu-waktu dimana ia tak bisa tidur nyenyak di kasur. Jadinya bunda/baba harus memangkunya selama beberapa lama. Te