Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2006

Nujuh bulan

Bunda seringkali merasa takjub melihat neng shogiroh itu duduk dengan muka serius memandangai layar TV atau komputer. Sesekali ia tersenyum sambil berkomentar. Terutama bila adegan favoritnya muncul: tokoh bubu. Iya, dia suka melihat dirinya di layar kaca. Bubu suka sekali melihat CD Kartun Anak Muslim Syaamil. Ada lagu-lagu anak muslim berbahasa Indonesia dan Inggris dengan latar cerita kartun keluarga Syaamil dan Nadia. Misalnya saja lagu bismillah, alhamdulillah, dll. Sejak usia satu bulan dia suka menontonnya. Tentu saja caranya menonton pun terlihat berkembang dari waktu ke waktu. Bunda menunggu-nunggu saat ia akan menyanyikan lagu-lagu itu. Ah, semoga dia nanti akan selalu ingat untuk membaca bismillah saat memulai sesuatu dan bersyukur atas setiap karuniaNya. Kalau dulu bubu menonton sambil berbaring, sekarang ia bisa menonton sambil duduk manis. Frekuensi olengnya sudah jauh berkurang. Di sekolah ia mulai duduk dengan bebas di lantai setelah sebelumnya hanya terlentang atau dud

Bersamanya

Kalau kita rindu kepadanya-manusia terbaik sepanjang jaman- dan ingin bersamanya di akhir hidup kita yang panjaaaaaaaaaaaaaaang, nasihatnya pada Rabiah ini bisa dijadikan salah satu resep. Dari Rabi'ah bin Ka'b al-Aslami, pelayan Rasulullah saw, berkata, "Aku pernah menginap bersama Rasulullah saw, kemudian aku membawakan air wudu untuk beliau serta kebutuhannya yang lain. Beliau bersabda, 'Mintalah kepadaku', maka aku katakan kepada beliau, 'Aku minta agar bisa bersamamu di Surga', beliau bersabda, 'Ataukah permintaan yang lain?' Aku katakan, 'Itu saja'. Beliau bersabda, 'Kalau begitu, bantulah aku atas dirimu dengan banyak bersujud (Shalat)' ." (HR Muslim). *memaknai lagi sholat-sholat sunnah...*

Kembali (nge-blog)

Ada yang mengingatkan saya tentang blog ini. Alhamdulillah. Walaupun menulis itu lebih banyak sebagai terapi pribadi, mengetahui bahwa ada kemanfaatannya untuk lebih banyak orang tentu saja sangat menyenangkan dan menyemangati. Meski efek sampinya adalah jadi kepikiran harus lebih berhati-hati dalam menulis. Uhm...kenapa ketika sadar banyak mata memandang, kita jadi berpikir tuk berhati-hati? Padahal, dilihat orang atau tidak, dibaca sendiri atau orang banyak, hisab akan tetap berjalan pada setiap huruf, setiap kata yang digoreskan. Bila baik, maka catatan kebaikan akan menjadi lebih berat. Bila buruk, sebaliknya yang terjadi. Mungkin karena saat membaca suatu tulisan akan hadir banyak interpretasi, kesalahan persepsi sebaiknya diminimalkan. Manfaatnya justru harus dimaksimalkan, menyulut serta menyalurkan energi positif bagi pembacanya. Ya, seperti yang saya dapatkan saat menelusuri catatan-catatan banyak rekan, menyerap energi kebaikan, lalu berharap bisa memantulkannya kembali. Semo