Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2007

Memilih

Dedek Abdurrahman baru tiga pekan, dan selama itu saya belum pernah membawanya keluar. Tapi Ahad lalu tetangga baik yang punya mobil mengajak kami pergi ke SRIT bersama. Alhamdulillah, jadi berani meski masih deg-degan. Ramadhan di negeri asing akan lebih terasa nikmat persaudaraannya kala berjumpa dengan banyak rekan. Acara kajian ahad di SRIT salah satu pengobatnya. Memang sih, kadang terjadi pilihan berat antara duduk manis mendengarkan nasihat ustadz dengan bertukar kabar dengan saudara seiman yang sebulan sekali pun belum tentu berjumpa. Ustadz yang pakar dan beken juga tidak sebulan sekali berjumpa. Jadinya.... Tapi oleh-oleh Ahad lalu memang lumayan. Selain materi Ust. Cahyadi Takariawan tentang keluarga, saya juga mendapat obrolan tentang keluarga kala makan bersama dengan seorang ibu. Ibu salah satu senior di sini. Sebenarnya saya ingin bercerita tentang bagaimana ibu dan putranya itu. Tapi agak tidak enak karena khawatir tergambarkan siapa-siapanya hehe... Yang pasti, saya me

Sembilan belas bulan bubu

Akal akalan Akhir-akhir ini terasa sekali bubu makin pintar. Kepintaran yang kadang-kadang membuat kepala baba dan bunda pening sekali... Senang juga sih, soalnya kalau tidak begitu malah aneh juga rasanya. Khawatir perkembangan terhambat. Tapi supaya tidak stress dan jadi marah-marah sama gadis cerdas sholihat itu tentu saja baba dan bunda tak boleh kalah pintar hehe... Inilah beberapa contoh kasus yang berkembang sebulan dua bulan terakhir ini... Kasus 1 Bubu bisa membuka/memasang kancing tindis dan ia senang sekali tak pakai baju. Cukup pakai popok, berkeliaran di rumah. Solusi: sebisa mungkin pakai kaos, atau baju yang kancingnya terbatas untuk baju berkancing depan, dipakaikan baju dibalik, alias kancingnya di belakang Kasus 2 Masih terkait pakaian, tapi ini edisi celana yang ditanggalkan segera setelah dipakaikan Solusi: dipakaikan baju terusan, bukan atas bawah. atau celana bertali ke bahu (jadi lupa, namanya apa ya?) Kasus 3 Bubu membuka popoknya, lalu berkeliaran tanpa popok.

Berbagi Membagi

Kala kedua bayi sudah terlelap, saya akan mulai berpikir lebih dalam tentang mereka berdua. Baru tujuh belas hari bubu menjadi kakak, saya seringkali mengira-ngira apa yang ada di benaknya melihat bayi mungil di rumah kami. Hari pertama, saat saya pulang ke rumah setelah enam hari menginap di rumah sakit, bubu hanya memandangi adiknya. Tak berani menyentuh, apalagi mencium. Ini sikap normalnya kala berjumpa orang yang dirasanya asing. Hari-hari berikutnya ia mulai lebih terbiasa. Begitu dengar kata "sun dedek..." maka ia akan mencium adiknya. Selanjutnya ia sendiri terbiasa mencium dedek, menyentuh tangan atau kakinya (bubu itu penggemar kaki, setiap melihat kaki ia selalu terlihat gembira dan mengoceh). Bubu juga masih berpikir di perut bunda ada dedek, jadi tetap saja ia dengan senang hati sun perut bunda, meski berkali-kali diberitahu bunda kalau dedek sudah keluar. Bubu masih tetap si penolong yang perhatian... Kala dedek menyusu, tanpa diminta-dengan susah payah- ia memb

Satu malam "saja"

Setiap kelahiran punya ceritanya sendiri, keunikan sendiri, yang selalu saja menyisakan kekaguman pada keajaiban yang dikaruniakanNya pada mahluk-mahluk yang bernyawa. Masih tersisa dalam benak, cerita delapan belas bulan yang lalu. Saat ketuban pecah-sementara belum ada proses pembukaan sama sekali, induksi, dan sakit yang berkala selama tiga hari dua malam, sebelum gadis mungil itu memperdengarkan tangisan pertamanya. Subhanallah... Tapi tetap saja, menjelang persalinan kedua ini, saya masih lupa, seperti apa sakit menjelang melahirkan itu. Ada memang beberapa gejala-gejala kontraksi, tapi masih relatif ringan, dan saya masih merasa: bukan, bukan yang ini... ...

Abdurrahman Azka

Alhamdulillah, Allah mengkaruniakan dan mengamanahkan lagi seorang anggota keluarga baru di rumah kami. Adik bubu, bayi laki-laki yang ganteng dan sehat telah lahir di Kawasaki menjelang subuh, 3.35 pagi waktu Jepang, hari Senin, 3 September 2007 lalu. Ia kami beri nama Abdurrahman Azka. (Abdurrahman, baru lahir, 3.293 kg-52 cm) Adik bubu dipanggilnya apa? Dedek...hehe... Tapi dua belas hari setelah dedek lahir, Sabtu 15 September 2007, lahirlah adiknya di Nagoya. Subhanallah... Jadinya sekarang ia menjadi abang cilik dari putri oom-tantenya itu. Cerita lengkapnya menyusul, insya Allah... ps. buat oom Zalfany di comments posting sebelumnya, makasih banyak doanya yaa. Alhamdulillah kami sekeluarga sehat. Salam buat tantenya yaa ^^