Skip to main content

Sembilan belas bulan bubu

Akal akalan

Akhir-akhir ini terasa sekali bubu makin pintar. Kepintaran yang kadang-kadang membuat kepala baba dan bunda pening sekali... Senang juga sih, soalnya kalau tidak begitu malah aneh juga rasanya. Khawatir perkembangan terhambat.

Tapi supaya tidak stress dan jadi marah-marah sama gadis cerdas sholihat itu tentu saja baba dan bunda tak boleh kalah pintar hehe...

Inilah beberapa contoh kasus yang berkembang sebulan dua bulan terakhir ini...

Kasus 1
Bubu bisa membuka/memasang kancing tindis dan ia senang sekali tak pakai baju. Cukup pakai popok, berkeliaran di rumah.
Solusi: sebisa mungkin pakai kaos, atau baju yang kancingnya terbatas
untuk baju berkancing depan, dipakaikan baju dibalik, alias kancingnya di belakang

Kasus 2
Masih terkait pakaian, tapi ini edisi celana yang ditanggalkan segera setelah dipakaikan
Solusi: dipakaikan baju terusan, bukan atas bawah. atau celana bertali ke bahu (jadi lupa, namanya apa ya?)

Kasus 3
Bubu membuka popoknya, lalu berkeliaran tanpa popok. Kemarin, dua kali ngompol di tatami tanpa ketahuan. Lalu airnya dibasuhkan ke muka (bubu kalau ketemu air suka basuh-basuh ke muka, terinspirasi baba/bunda wudhu. termasuk juga basuh2 kaki kalau ketemu air keran :D)
Malamnya ia tidur tanpa popok dengan baju bawah terkancing, sehingga bunda tak sadar kalau ia tak pakai popok dan mengompol!
Solusi: hari ini popok bubu dipasangkan terbalik, dan dia selamat memakai popok seharian

Kasus 4
Dedek belum aman sepenuhnya mengingat bubu masih suka mengusilinya.
Solusi: dedek di tempatkan di kamar dengan pintu tertutup sementara bubu dan bunda/baba di kamar satunya lagi.

Perkembangan umum
Gerakan sholatnya dah mulai banyak, seperti takbir, bersidekap, nungging tuk ruku dan sujud. Kadang sholat sendiri.

Kata-katanya lebih banyak, meskipun sebagian banyak membeo. Kata favorit bulan ini adalah mimi, yang bisa berarti minum, makan, gendong, bersihkan bab, dll (yang masih misteri). Jadi begitu kata itu terdengar, ditebak yang mana yang sesuai.

Bubu suka dikelikitiki dengan lagu laba-laba jalan-jalan. Sekarang ia sering sekali menghibur adiknya yang menangis dengan menggerakkan tangan dan bilang, babababa nananana... Ia juga sedang edisi tak mau dipakaikan jilbab dan kaus kaki. Tapi terakhir keluar, kaus kaki sudah mulai mau.

Bubu sudah bisa memasukkan 9 benda berbeda bentuk ke lubang yang sesuai. Segi empat, segi lima, segi enam, lingkarang, elips, bintang, segitiga, trapesium, dan tambah. Tinggal satu lagi seperempat lingkaran. Mungkin karena bentuknya yang tidak simetris, jadi susah dimasukkan kalau arahnya tidak pas.

Hem...setiap kali cerita bubu sementara ia sudah tidur bikin kangen. Setiap baba pulang kerja, bunda selalu punya banyak cerita sehari bersama bubu. Hehe, menggosipkan anak sendiri. Seru. Selalu ada yang beda, ada yang baru...

Ah cinta-cinta bunda...semoga selalu sehat dan bahagia...

Comments

Anonymous said…
teh..kalo ga salah nama celananya overall..*ups betl kan nulisnya...
oia..met shaum dan lebaran sekaligus...
mohon maaf lahir bathin dari rela & mas teguh..:)

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar