Ada tanggapan terbaru, makasih...
Pemikiran-pemikiran yang ada di sekitar kita itu yang kemudian menstimuli pandangan kita sendiri akan hal tersebut. Karena itulah dianjurkan untuk melongok kitab suci untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kerugian mendasar saat kita memiliki persepsi yang salah adalah error yang terjadi akan lebih fatal. Dalam model sederhana RCM/PIPE proses yang terjadi pada diri manusia, setiap input dari lingkungan:
Perception <=> Interpretation <=> Planing <=> Execution
(mestinya sih gambarnya berupa kotak, karena ada beberapa interaksi satu sama lain)
Error mungkin terjadi di setiap stepnya. Namun yang paling fatal tentunya bila kesalahan itu terjadi di posisi yang paling atas.
Misalnya, saat kita merasakan bahwa adanya kita di dunia ini sebagai bencana, maka kecenderungan untuk berduka cita, malas-malasan, kecewa, dsb akan berkembang. Tindakan-tindakan kita pun menjadi aksi-aksi yang negatif.
Sebaliknya, bila kita memandang bahwa dunia ini adalah tempat kita menjadi khalifah, maka orientasi untuk mengembangkan diri dan lingkungan yang akan subur. Pandangan positif akan menghasilkan perencanaan yang posistif, menghasilkan tindakan positif.
Pun saat kita menyalahkan hawa. Kebencian terhadap perempuan, dsb akan berkembang membuat sistem menjadi tidak sehat. Padahal, dalam kenyataannya, kita tak bisa menyalahkan orang lain atas pilihan tindakan (dosa) yang kita lakukan.
**Wallahu a'lam
Pemikiran-pemikiran yang ada di sekitar kita itu yang kemudian menstimuli pandangan kita sendiri akan hal tersebut. Karena itulah dianjurkan untuk melongok kitab suci untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Kerugian mendasar saat kita memiliki persepsi yang salah adalah error yang terjadi akan lebih fatal. Dalam model sederhana RCM/PIPE proses yang terjadi pada diri manusia, setiap input dari lingkungan:
Perception <=> Interpretation <=> Planing <=> Execution
(mestinya sih gambarnya berupa kotak, karena ada beberapa interaksi satu sama lain)
Error mungkin terjadi di setiap stepnya. Namun yang paling fatal tentunya bila kesalahan itu terjadi di posisi yang paling atas.
Misalnya, saat kita merasakan bahwa adanya kita di dunia ini sebagai bencana, maka kecenderungan untuk berduka cita, malas-malasan, kecewa, dsb akan berkembang. Tindakan-tindakan kita pun menjadi aksi-aksi yang negatif.
Sebaliknya, bila kita memandang bahwa dunia ini adalah tempat kita menjadi khalifah, maka orientasi untuk mengembangkan diri dan lingkungan yang akan subur. Pandangan positif akan menghasilkan perencanaan yang posistif, menghasilkan tindakan positif.
Pun saat kita menyalahkan hawa. Kebencian terhadap perempuan, dsb akan berkembang membuat sistem menjadi tidak sehat. Padahal, dalam kenyataannya, kita tak bisa menyalahkan orang lain atas pilihan tindakan (dosa) yang kita lakukan.
**Wallahu a'lam
Comments