Skip to main content

Kemana2 [PesanBisu]

PESAN BISU

Beberapa kabar kematian menyentakkanku akhir-akhir ini. Sedikitnya ada dua kabar yang cukup beruntun. Aku sama sekali tak mengenal mereka, almarhum/almarhumah, namun mereka ini kawan-kawannya kawanku, sehingga perasaanku pun ikut terlibat saat mendengarkan kisahnya.

Yang pertama, terjadi di Indonesia, kecelakaan seorang ayah dan anak yang merenggut nyawa keduanya. Anak ini adalah adik kelas di ITB, yang dikenal sebagai anak yang baik dan pejuang. Ia pulang kampung dari Bandung, ternyata pulang kampung menemuiNya.

Yang kedua terjadi di Jepang ini. Seorang ibu yang ditemukan di kamarnya dalam keadaan biru dan kaku. Hasil otopsi mengatakan ia meninggal dua-tiga hari sebelumnya, karena pecahnya pembuluh darah di otak. Keluhan awalnya adalah sakit kepala! Tiga hari itu lah, kawan-kawannya tak bisa mengontaknya dan keluarganya-suami dan tiga anaknya di Indonesia-kehilangan teleponnya, karena ia biasa menelepon setiap hari ke rumah.

Wahai jiwa, masihkan kau tak percaya, bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian yang bisa menjeratmu kapan saja, dan dimana saja?

Ingatan tentang itu menyetrum saraf-saraf ini, membuat sebuah insting kewaspadaan. Bisa saja giliranku kemudian. Izrail datang penuh kejutan, tanpa memberi kabar pemberitahuan. Dalam kondisi apa diri ini saat ia datang?

Aurat yang terbuka atau terjaga?
Ada hutang yang terbayar atau tidak?
Dalam keadaan beribadah atau bermaksiyat?
Orang-orang sekitarmu menyayangimu, atau membencimu?
Bagaimana orang-orang menyolatkanmu?
Kenangan manis atau kenangan burukkah yang ada pada benak orang-orang yang ditinggalkan?
Kematian yang menyengsarakan atau kematian yang membawa keberkahankah?

dan terutama
Khusnul khatimah atau su'ul khatimah?

Ya Rabbana...karuniakanlah sebaik-baik kehidupan adalah pada akhir kehidupanku, dalam dzikir dan taat kepadaMu, aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah