Skip to main content

Azmi dan Al Fiil

Bunda menjemur baju saat A5 terlelap sementara A4 dan A3 "membaca" buku. Seperti biasa interupsinya banyak. "Bunda, apa ini?" dan "Kenapa ...." memenuhi sesi menjemur kali ini.

Kali ini buku yang terbuka depan A3 yang hampir 5 tahun adalah buku tentang penyerangan ka'bah oleh tentara Abrahah. Dan dia bertanya tentang gajah, batu, burung, dan orang-orang yang bergelimpangan. Dan bunda pun berkisah tentang sepasukan tentara gajah yang gagal menghancurkan ka'bah.

Setiap benda di ilustrasi menarik perhatiannya dan ditanyakannya. Setiap jawaban dicernanya (dia diam) lalu pertanyaan baru ia lontarkan. Dan terakhir yang masih jadi PR adalah: "Bunda, burungnya engga panas pegang batu panas?"

Untuk sementara jawabannya tidak kepanasan. Kayaknya tak ada saraf di bagian paruh jadi tidak ada rasa apa-apa seperti kuku.

Tapi bunda harus baca tafsir lagi dan belajar lagi tentang burung supaya ga salah memberitahu...

#Catatanbunda

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R