Perempuan
Berjalan sendiri di jalan sepi. Tiba-tiba angin berhembus kuat, ada sepeda yang melintas secepat kilat. Pengemudinya berjaket hitam-topi putih-lelaki yang sangat dikenalnya. Tanpa kata, ia melesat.
Mungkin dia ingin cepat sampai eki, terus parkir, jadi nanti bisa jalan sama-sama.
Ia berjalan menuju stasiun. Hampir duapertiga perjalanan ia menyadari tak mungkin mengejar kereta yang direncanakan. Ia berjalan terlalu lambat, setidaknya dibanding saat dulu. Di stasuun, dekat pintu masuk tempat memasukan karcis ia melihat sekeliling, tapi sosok yang dicarinya tak ditemukan juga.
Hemm...mungkin lelaki itu sudah di bawah. Di home kereta.
Di bawah, mengitari lorong sekitar rel, sosok itu pun tak ada.
Apa dia pergi naik kereta sesuai rencana itu?
Berjalan sendiri di jalan sepi. Tiba-tiba angin berhembus kuat, ada sepeda yang melintas secepat kilat. Pengemudinya berjaket hitam-topi putih-lelaki yang sangat dikenalnya. Tanpa kata, ia melesat.
Mungkin dia ingin cepat sampai eki, terus parkir, jadi nanti bisa jalan sama-sama.
Ia berjalan menuju stasiun. Hampir duapertiga perjalanan ia menyadari tak mungkin mengejar kereta yang direncanakan. Ia berjalan terlalu lambat, setidaknya dibanding saat dulu. Di stasuun, dekat pintu masuk tempat memasukan karcis ia melihat sekeliling, tapi sosok yang dicarinya tak ditemukan juga.
Hemm...mungkin lelaki itu sudah di bawah. Di home kereta.
Di bawah, mengitari lorong sekitar rel, sosok itu pun tak ada.
Apa dia pergi naik kereta sesuai rencana itu?
Comments