Skip to main content

Puzzle 25 (Tak kenal maka taaruf)

Sejak awal, perempuan itu tahu bahwa ia dan suaminya itu berasal dari dunia yang jauh berbeda dan memiliki karakter yang amat berbeda. Tapi ia tetap saja terkejut saat menemukan kejutan-kejutan tentang perbedaan yang ada diantara mereka.

Seperti hari itu, saat mereka harus menjemput pamannya yang datang dari Indonesia. Pesawat dijadwalkan mendarat pukul 8.30-8.50 pagi waktu Jepang. Sejak semalam perempuan itu sudah memeriksa jadwal dan rute kereta ke bandara serta mencatatnya.

"Besok kita berangkat sebelum pukul 6 pagi, katanya."

Pagi itu, nyaris pukul enam saat mereka telah selesai bersiap2. "Kaka boleh pake sepeda" ujar perempuan itu sambil membuka pintu rumah sementara suaminya memasang sepatu.

Kadang ia memang pergi keluar duluan, lalu lelaki itu menyusulnya sambil mengayuh sepeda. Sepeda mereka memang hanya satu. Dan di jepang ini, orang dewasa dilarang boncengan dengan sesama orang dewasa.

Biasa saja mereka memulai perjalanan itu....tapi siapa sangka awal yang biasa itu ternyata tak biasa...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R