Desember baru saja akan memasuki pertengahan. Tapi sore ahad lalu, kami dikejutkan oleh teriakan anak-anak di luar rumah yang mengabarkan bahwa yuki alias salju turun. Walaupun butirannya sangat tipis dan tidak banyak.
Aku terkejut, karena ini sangat cepat. Tapi debar-debar seperti tahun-tahun sebelumnya, tak lagi ada. Ini salju ketigaku, dan aku tak segera menghambur keluar.
Ada masa, saat sesuatu yang pernah istimewa, kemudian menjadi biasa saja.
Nyatanya begitulah segala yang ada di dunia, sifatnya fana. Bagaimana kalau yang menjadi biasa itu adalah hal-hal yang penting? Semisal cinta antara sepasang suami istri, atau justru ibadah yang kita lakukan.
Tak bisa terbayangkan, kalau hati ini tak lagi memiliki getar-getar yang biasanya hadir kala memandang pasangan. Apalagi saat usia sudah beranjak senja, semakin sibuk dengan urusan anak-anak atau di luar rumah.
Mungkin kita akan sangat exciting dengan ibadah haji. Apalagi haji pertama. Tapi bagaimana dengan yang kedua atau ketiga? Ramadhan yang hadir setiap tahun? Atau sholat yang dilakukan lima kali/lebih dalam seharinya. Bagaimana kalau rasa istimewa itu hilang? Atau malah justru digantikan bosan?
Comments