Skip to main content

Sharing info buku [1]

Langsung dikasih (bagian) nomor satu, karena saya tahu tulisan ini akan bersambung. Aslinya ditulis untuk memenuhi janji pada lelaki yang baik hati dan tidak sombong, yang kadang merasa tuing-tuing membaca buku seperti ini, tapi enjoy menikmati tulisan arab yang keriting.

Meski bahasa Inggris saya sebenarnya masih sangat pas-pasan, tapi saya coba untuk menuliskan kembali. Saya muat disini, karena siapa tahu bisa bermanfaat untuk yang lain juga...

Judul : "Meeting the chalange of parenting in the west, an islamic perspective"
Penulis: Ekram Beshir, M.D. dan Mohamed Reda Beshir
Penerbit: Amana Publications
Tahun : 2001 (cetakan ke-3, cetakan pertama terbit 1998)


Tentang penulis
Mereka berdua adalah pasangan suami istri asal mesir, dengan 4 orang anak perempuan yang tinggal di kanada sejak taun 75. Ekram adalah seorang ibu yang juga dokter, sedangkan Reda adalah seorang ayah yang juga insinyur. Mereka berdua banyak berkecimpung dalam komunitas muslim di Ottawa. Mereka mendalami psikologi anak saat membesarkan keempat buah hati mereka itu.

Putri tertua mereka-saat buku itu ditulis-berusia 20 tahun. Sedang si bungsu 12 tahun. Waktu saya buka-buka web penerbitnya, saya menemukan buku yang ditulis oleh Sumayya Beshir, yang saya tahu merupakan nama si bungsu. Subhanallah yaa...

Ohya, pasangan ini menulis beberapa buku menarik (judulnya) tentang pernikahan dan juga parenting (jadi pengen bacaa...). Kata mbah google, sih di Kinokuniya Jepang juga tersedia buku-buku itu.

Tentang buku
Boleh dibilang buku ini cukup kaya dengan banyak hal. Pertama, mereka mengambil dasar dari al quran dan sunnah rasulullah saw sebagai base/landasan dalam tarbiyah anak-anak. Kedua, mereka juga banyak memberikan ilustrasi aplikatif dengan dasar-dasar psikologi anak yang sudah teruji. mereka menulis dengan bahasa yang mengalir dan tidak membuat kepala berkerut2

Contoh2 pengalaman dalam kehidupan sehari-hari juga dicatatkan disana, seperti bagaimana mengatasi masalah, dll. Ada juga beberapa kutipan komentar dari anak2 mereka, ttg keluarga mereka, masalah pendidikan anak, dll. Juga beberapa puisi karya anak2 mereka.

ada apa dengan parenting in the west?
Mereka memilih titik pokok persoalan yang spesifik, yaitu membesarkan anak2 muslim di tengah2 lingkungan/negara yang bukan muslim. Dimana kekuatan keluarga inti, menjadi sangat penting karena langkanya keluarga besar dan lingkungan yang mendukung tarbiyah/pendidikan anak-anak untuk benar-benar menjadi muslim sejati, menjadi DUTA BESAR ISLAM DI BARAT.

Namun, meski dikhususkan begitu, saya pikir masyarakat yang tinggal di negeri mayoritas muslim pun bisa mengambil banyak manfaat dari buku ini.

Pada bagian pertama, mereka memaparkan tujuan tarbiyah itu sendiri, yang sejalan dengan tujuan penciptaan jin dan manusia, yaitu untuk menjadi khalifah di bumi dan beribadah kepada Allah (QS 2:30, 51:56). Tujuan tarbiyah adalah membesarkan anak, dengan nilai dan makna untuk membantu mereka benar dan bahagia.

Benar meliputi semua nilai yang baik, yang tercakup dalam moral dan agama, terwujud dalam kehidupan yang seimbang dan moderat, terlihat secara positif dalam prilaku individu.

Bahagia-kebahagiaan yang hakiki, adalah hasil dari keimanan yang kuat dan pengetahuan akan tujuan penciptaan. Mengetahui kenyataan hidup dan nilai yang sebenarnya, dengan standar kehidupan akhirat. Sehingga kebahagian itu menjadi kebahagiaan yang abadi dalam dua kehidupan, dunia dan akhirat.

Untuk mewujudkan generasi yang besar dan bahagia, mereka tak cukup hanya menjadi kopian orang tuanya. Mereka harus memiliki kualitas lebih, yang menjadikan mereka sanggup bertahan, menjadi duta islam di barat.

Mereka haruslah memiliki kualitas seperti:
- strength in belief
mereka tak mudah mengubah keyakinan hanya untuk mengikuti lingkungan/orang kebanyakan
- pride in being a muslim
Tak takut menyembunyikan identitas sbg muslim, menjadi berbeda. Mereka justru bangga menyampaikan ttg islam dan menjadi contoh yang baik sbg seorang muslim
- capable and skillfull
Mampu dengan mudah mempelajari hal-hal yang baru, mendayagunakan informasi untuk mencapai yg terbaik dan hasil yg efisien
- motivated
- strong personality
- self confident
- progressive and self initiating

- solution-oriented
Tak berhenti bekerja hingga mencapai hasil yang diharapkan, masalah yang datang tdk menjadi 'masalah pribadi'. Mereka yakin, halangan tak akan tidak terkontrol, dan mereka menjaga terus visi akhir di benaknya
- resolute
Mau mengambil resiko, menikmati tantangan, tak menyerah oleh halangan2
- persistent
semakin besar tantangan, semakin keras berusaha, sabar dan gigih untuk cemerlang dalam kerja/karya

*bersambung, insya Allah*

[Uhm.., melihat tujuan kualitas anak ini, saya jd berkaca pada diri sendiri, seberapa dalam saya memiliki kualitas2 itu. Apalagi saat banyak tantangan terbentang di depan mata...]

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R