Skip to main content

Puzzle 29 (Sarapan)

Apa sebenarnya sarapan favorit perempuan muda dengan perut gendut itu?

Dia pasti menjawab mantap, nasi goreng. Bukan saja karena makanan itu memang sudah menjadi kesukaannya sejak bertahun-tahun yang lalu, tapi juga karena pembuat nasi goreng itu sendiri memang istimewa. Siapa lagi kalau bukan lelaki tercinta itu...

Setiap hari mereka bertukar tugas membuat sarapan. Tak ada jadwal khusus, siapa yang lebih bersemangat untuk beramal boleh segera pergi mengoprek-ngoprek sesuatu di dapur. Boleh jadi yang keluar kemudian adalah bubur kacang ijo, roti bakar/kukus, ubi/pisang kukus, mie rebus, dll. Dan tentu saja....nasi goreng, hehe (jadi laper kan?)

Nasi gorengnya diberi nama sesuka hati. Kadang nasi goreng hongkong, nasi goreng mesir, sampai nasi goreng mampang. Hehe...

Nyatanya...pagi menjadi menyenangkan dengan sarapan bersama. Meski di musim dingin, saatnya badan kerap mengigil.

**
Beberapa saat setelah menulis dan ngoprek di dapur karena sadar belum makan malam, saya teringat orang-orang di Yahukimo, Irian. Yang sedang kelaparan...

Saya merasa begitu malu, mengapa menulis tentang sarapan...

**
seseorang di tepi laut, barakallah...untuk ke 24-mu hari ini.
smoga sang pencipta selalu menyayangimu, menjagamu dan menuntunmu di jalan yang lurus
ayah kita sudah tiba di madinah, semoga Allah mudahkan perjalanan ibadahnya, selamat, dan Ia jadikannya haji yang mabrur...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah