Komputer saya melambat, dan hardisknya penuh.
Akhirnya dua malam ini mengubek-ngubek hardisk, membereskan file-file. Penghuni terbanyak adalah rekaman siaran cilukba, alias dongeng anak FLP yang hadir setiap jumat malam ditambah beberapa rekaman kuliah, ceramah, nasyid, lagu-lagu. Hemm... rata-rata suara, ya.
Sebagai tipe bukan pembuang, dan selalu merasa sayang, sedikit sekali yang bisa saya hapus. Padahal satu item bisa lebih dari beberapa edisi. Misalnya rekaman cerita. Minimal saya punya tiga versi. Satu rekaman cerita asli, dua editan, dan ketiga rekaman yang sudah diberi pengantar oleh penyiar. Begitupun dengan foto. Beberapa yang aslinya kurang baik, dibuat beberapa edisi yang tersimpan lengkap. File-file kuliah, organisasi, dll pun masih dengan manis mengisi.
Jadinya saya lebih memilih membeli beberapa CD dan memindahkan yang bisa dipindahkan. Terutama yang sifatnya arsip-arsip.
Sulit sekali untuk mengapus mereka...
Sama sulitnya seperti membuang barang-barang yang sudah tak berguna, dengan pikiran, mungkin satu saat perlu. Adakalanya iya, dan sering pula tidak.
Bagaimana memilih mana yang harus dihapus atau tidak?
Seperti memilih apa yang ingin diingat atau tidak, apa yang ingin dikenang atau dilupakan. Hey, memangnya bisa memilih?
Bisa saja, seperti mengingat kebaikan orang lain, dan melupakan keburukan-keburukannya. Minimal otak lebih bersih, hati lebih nyaman, kan?
Kalau untuk itu juga ga bisa menghapus? Duuh...musibah banget...
Akhirnya dua malam ini mengubek-ngubek hardisk, membereskan file-file. Penghuni terbanyak adalah rekaman siaran cilukba, alias dongeng anak FLP yang hadir setiap jumat malam ditambah beberapa rekaman kuliah, ceramah, nasyid, lagu-lagu. Hemm... rata-rata suara, ya.
Sebagai tipe bukan pembuang, dan selalu merasa sayang, sedikit sekali yang bisa saya hapus. Padahal satu item bisa lebih dari beberapa edisi. Misalnya rekaman cerita. Minimal saya punya tiga versi. Satu rekaman cerita asli, dua editan, dan ketiga rekaman yang sudah diberi pengantar oleh penyiar. Begitupun dengan foto. Beberapa yang aslinya kurang baik, dibuat beberapa edisi yang tersimpan lengkap. File-file kuliah, organisasi, dll pun masih dengan manis mengisi.
Jadinya saya lebih memilih membeli beberapa CD dan memindahkan yang bisa dipindahkan. Terutama yang sifatnya arsip-arsip.
Sulit sekali untuk mengapus mereka...
Sama sulitnya seperti membuang barang-barang yang sudah tak berguna, dengan pikiran, mungkin satu saat perlu. Adakalanya iya, dan sering pula tidak.
Bagaimana memilih mana yang harus dihapus atau tidak?
Seperti memilih apa yang ingin diingat atau tidak, apa yang ingin dikenang atau dilupakan. Hey, memangnya bisa memilih?
Bisa saja, seperti mengingat kebaikan orang lain, dan melupakan keburukan-keburukannya. Minimal otak lebih bersih, hati lebih nyaman, kan?
Kalau untuk itu juga ga bisa menghapus? Duuh...musibah banget...
Comments