Skip to main content

Untuk seseorang

Untuk seseorang:
pada temaran senja, di tepi laut


jangan minta maaf,
apalagi menyerah kalah

aku tak pernah malu rasa
pada kesempitan, pada ketakpunyaan,
yang kadang mengakrabi hari-hari kita

karena sempit dan lapang
adalah belang-belang pada jalan
tempat kita menyeberangi kehidupan

bersyukur, berusaha saja
agar jepitan kali ini membuat kedua tangan
semakin sering terangkat, menadah berkahNya

biarkan tubuhmu lelah, bekerja untukNya
smoga sedikit yang ada
tak menjadi lampu merah berinfak

salam,
aku yang selalu mencintaimu


ps.
sebagian rizkimu dititipkanNya padaku
seperti tahun-tahun lalu, kau padaku
insya Allah!

Comments

Anonymous said…
mengapa belum jua kurasakan hangatnya,
padahal sudah kucoba berjalan dibawah teriknya mentari.

haruskah ku menanti senja?
atau pelangi yang memberi warna,
atau hujan yang mengguyur bumi dengan rahmat-Nya.

hati ini masih selalu mengigil
walau tak kurasakan basahnya hujan.

....
....
Anonymous said…
mengapa belum jua kurasakan hangatnya,
padahal sudah kucoba berjalan dibawah teriknya mentari.

haruskah ku menanti senja?
atau pelangi yang memberi warna,
atau hujan yang mengguyur bumi dengan rahmat-Nya.

hati ini masih selalu mengigil
walau tak kurasakan basahnya hujan.

....
....

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R