Kemaren kecapekan juga, hingga menulis baru sepotong, tanpa ditulis 'bersambung'.
Dua jam lepas ashar, rekan tadi, muslimah jepang dengan kedua putranya kembali berpamitan pulang. Di masjid kami mulai membicarakan alternatif jalan pulang. Aku tak tahu jalur bis ke rumah. Bisa jadi butuh lebih dari tiga kali ganti.
Cara lain adalah menggunakan bis hingga beberapa stasiun, lalu menggunakan jalur kereta lain. Setelah berdiskusi, mendapatkan aneka masukan, aku dan tiga orang rekan pamit juga.
Di pintu gerbang masjid, adik kecil (putri kawanku) menangis, ternyata pup dan harus ganti pampers. Ia dan ibunya kembali sebentar ke dalam, sementara kami menunggu di luar. Saat itulah rekan lain datang sambil berbicara dengan hpnya. Di dalam masjid sinyal hp memang kurang baik tertangkap.
Ternyata rekan kami yang tadi lebih dulu pulang itu mengabarkan bahwa nyaris semua jalur kereta lumpuh. Padahal ini hampir 3 jam setelah kejadian. Bis penuh sesak sementara antrian calon penumpang tak kunjung berhenti. Taksi pun tak jauh beda.
Kami terpaku, bingung memilih, antara menunggu satu dua jam lagi di masjid, atau tetap memaksakan pergi. Akhirnya memang kami memilih tetap ke stasiun, minimal melihat lebih jelas kondisi yang ada sekaligus mencari jalan pulang.
bersambung
Dua jam lepas ashar, rekan tadi, muslimah jepang dengan kedua putranya kembali berpamitan pulang. Di masjid kami mulai membicarakan alternatif jalan pulang. Aku tak tahu jalur bis ke rumah. Bisa jadi butuh lebih dari tiga kali ganti.
Cara lain adalah menggunakan bis hingga beberapa stasiun, lalu menggunakan jalur kereta lain. Setelah berdiskusi, mendapatkan aneka masukan, aku dan tiga orang rekan pamit juga.
Di pintu gerbang masjid, adik kecil (putri kawanku) menangis, ternyata pup dan harus ganti pampers. Ia dan ibunya kembali sebentar ke dalam, sementara kami menunggu di luar. Saat itulah rekan lain datang sambil berbicara dengan hpnya. Di dalam masjid sinyal hp memang kurang baik tertangkap.
Ternyata rekan kami yang tadi lebih dulu pulang itu mengabarkan bahwa nyaris semua jalur kereta lumpuh. Padahal ini hampir 3 jam setelah kejadian. Bis penuh sesak sementara antrian calon penumpang tak kunjung berhenti. Taksi pun tak jauh beda.
Kami terpaku, bingung memilih, antara menunggu satu dua jam lagi di masjid, atau tetap memaksakan pergi. Akhirnya memang kami memilih tetap ke stasiun, minimal melihat lebih jelas kondisi yang ada sekaligus mencari jalan pulang.
bersambung
Comments