Skip to main content

Satu tahun itu...

Baru tereka dua puluh empat puzzle di kepala yang dicatat blog ini,
beserta potongan-potongan yang disisakan pada ingatan

Barakallahu...
wajama'a baina kuma fii khair...


***

menelusuri arsip bulan juli-agustus 2004
sepertinya satu tahun yang lalu itu adalah kemarin saja
pertarungan hati, sidang-sidang, aneka penjelasan
dijawab oleh waktu yang kemudian memaparkan kejadian-kejadian

seperti hari ini saat menerima kartu ucapan
dari seorang kawan yang dulu mencerca dengan banyak pertanyaan
karena cinta dan kekhawatiran

melegakan,
karena fase ini membuktikan,
pilihan itu bukan sebuah kesalahan
bahkan justru membuahkan kebahagiaan

alhamdulillah...

tapi perahu ini baru saja berjalan perlahan
meninggalkan dermaga berlayar di luasnya lautan
menuju tempat sejati kehidupan

Ya Rahman, jangan pernah sekejappun kami ditinggalkan
teguhkan kami untuk selalu memegang erat apa yang Kau-tetapkan

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R