Skip to main content

Puzzle 28 (Nama anak)

Sejak awal menikah, lelaki dan perempuan itu sudah menyepakati sebuah nama sebagai nama kunyah untuk mereka. Nama yang disebutkan dalam hadist sebagai nama utama.

Namun ketika buah cinta mereka akan segera lahir, diskusi mengenai nama kerapkali mewarnai hari-hari mereka. Mereka ingin memberi nama anak itu dalam bahasa arab. Namun ternyata ada beberapa perbedaan tercuat dalam pembahasan nama itu. Misalnya, lelaki yang sangat arab itu meyakini bahwa sebuah nama itu cukuplah terdiri dari satu kata, sementara perempuan itu berpikir bahwa satu kata saja kurang unik dan khawatir tertukar-tukar dengan orang lain. Ia sendiri mengidamkan nama tiga kata, atau minimal dua kata.

Misalnya saja nama Akmal Ayash Abdurrahman disebut terlalu banyak.

Kedua, seringkali dalam nama-nama yang diusulkan itu kurang memenuhi kaidah dalam bahasa arab. Misalnya saja Fatimah Annisa Sakinah yang merupakan suatu kalimat ketimbang sebuah nama. (Fatimah annisa sakinah = fatimah perempuan yang tenang).

Ketiga, banyak nama yang artinya bagus tapi kurang enak didengar dalam pendengaran orang Indonesia. Atau sebaliknya.

Uhm...

Mestinya nama itu simple saja, menjadi cerminan doa orang tuanya. Tapi membayangkan bahwa nama itu akan dibawa si kecil seumur-umur, dan dipanggil di akhirat dengan panggilan itu...ga bisa main-main kan?

So, dede sayang... coba usulkan apa nama yang kauinginkan?

Comments

Anonymous said…
Jadi bribet juga ya.. trus akirnya nama dede-nya siapa?

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R...

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha...