Skip to main content

Bubu dan IQRA

Tepat 26 Januari 2009 yang lalu Amaturrahman Annabila yayang bunda genap berusia tiga tahun. Alhamdulliah niat beberapa bulan sebelumnya terwujud, yaitu terlaksananya keinginan untuk mengadakan semacam TPA di sekitar rumah, dan Bubu akan mulai belajar cara membaca al Quran.

Untuk TPA, saya beruntung sekali punya tetangga-tetangga yang semangat. Sampai sekarang sudah diadakan tiga pertemuan. Meski mungkin saya sendiri akan sering absen-karena jadwal yang lumayan padat, tapi getaran semangat itu membuat saya juga semangat belajar bersama bubu di rumah.

Di hari ulang tahunnya, bubu mulai saya ajak belajar membaca AQ metode al Furqon dari Malaysia. Mengenal huruf hijaiyyah dari ma, dengan kata ma-ma (plus ilustrasi berupa gambar ibu), ba, dengan kata ba-ba (plus ilustrasi berupa gambar ayah), dst. Sampai alhamdulillah 13 huruf diketahuinya dengan baik dalam 2-3 pekan (kami belajar dua kali sehari, pagi dan malam, sebentar saja).

Nah saat melangkah ke i, bi, dst, bubu belum bisa membedakan ba dengan bi, meski bundanya bilang atas dan bawah. Rupanya memang lebih banyak melihat bentuk. Akhirnya bunda berpikir dialihkan ke IQRA. Pelajaran kasrah baru diberikan di IQRA 3, jadi mungkin lebih cocok untuk bubu supaya kenal huruf lebih dahulu, baru yang lain.

Baca IQRA I nya diloncat-loncat, karena a, ba, ta sudah tahu, langsung ke halaman yang ada tsa, ja sudah tahu, langsung loncat ke halaman ha, lalu kho. Da sudah tahu, langsung ke dza. Baru sampai situ sih sekarang...

Huruf-huruf setelah dza yang bubu tahu antara lain sa, fa, ka, la, ma, na, wa, dan ya.

Kalau ikut membaca al Quran, selain berguman tidak jelas, ia juga mulai mengabsen huruf-huruf yang dikenalnya-tentu saja yang tidak bergandengan dengan huruf lain.

Ohya, di Taman Anak PM-Kanto, diajarkan metode membaca taghona meskipun saat belajar bubu hanya mau digendong, tapi di rumah dia sering minta dinyanyikan lagunya. Kalau bertemu a dan da, otomatis dia bernyanyi. a a a da da da a a da dst...Hehe..kuat juga pengaruh Selly sensei ini ^_^

Alhamdulillah..alhamdulillah...Semoga Allah menolong bunda mewujudkan niat supaya al Quran lah "buku" yang pertama bisa dibaca bubu sebelum buku-buku yang lainnya...Aamiin

Comments

dwi pebri said…
wuah.....mau jadi tetangga juga donk....
kayaknya anak2 juga semangat kali ya kalo ada temannya
selama ini nasmah di rumah aja sama saya....karena emang sempetnya cuma malem menjelang tidur sambil main2 aja....
ries....photonya alat peraga yang metode al-furqon dipajang donk...
skr saya lagi bikin pake word biasa yang ditabel2 terus ada foto ayah, bunda (pake mama aja biar gampang ya hihihi...) tapi belum kelar2 nih...
terus ceritanya ada 2 huruf berbeda, latin dan arab (jepang gak dulu, karena sd nya nasmah rencana di indonesia aja) latinnya bahasa indonesia, arabnya, tulisan arab tapi bacaannya indonesia...
cuma ya baru ide aja, belum kelar2 alat peraganya hehehe
Juariah SW said…
MasyaAllah Nabila hebat deh :X
Alhamdulillah, mudah-mudahan cita-cita kita semua mendidik generasi penerus untuk mencintai Al quran dapat terlaksana dengan lancar yah,Amiin...
rieska oktavia said…
Kalau pindahan kan susah, mendingan bikin aja di Chiba sana ^^. Memulai dengan satu dua anak aja udah seru sepertinya. Nanti kita sharing materi, metode, media, dll.
Udah difoto-in sih bukunya, cuman laptopnya lagi di klinik, jadi belum bisa upload. InsyaAllah nanti saya upload.
Tentang masang foto, saya juga kepikiran begitu. Cuman engga pakai latin dulu, biar ga pusing. Tapi pas lagi mau buat-buat, ternyata ketemu buku al Furqan itu. Agak mirip, jadi aja pakai bukunya. Memang sebaiknya kata-katanya dibuat familiar dulu yaa...
rieska oktavia said…
Alhamdulillah mba Ju...
Senang aja saya melihat semangatnya.. Tapi kalau lagi tertarik sama hal yang lain ya udah distop aja, hehe..

Ohya dia juga mulai bisa melafalkan al Fatihah, doa sebelum makan dan tidur, meski tentu saja, masih bolong-bolong...hehe
Terus yang lucu, dia itu suka cari-cari jim. Sebelumnya ja dia bilang jim, jadi kalau baca a ba ta jim ha kho. Kemudian dia tahu ja, tapi masih tanya jim nya mana lol.
Trus yang lucu karena dibilang "Nyebut tsa lidahnya digigit", dia kalo ngabsen tsa bilang "tsa, gigit"

Aamiin, aamiin...
Mudah-mudahan saling cerita bisa saling menularkan semangat dan ikhtiar optimal, dan juga bisa diingatkan meluruskan niat untuk mencapai cita-cita itu...
Sun sayang buat kakak Fia yaa...
Syahid Family said…
alhamdulillah... senang yaah.. melihat kemajuan anak2 dlm membaca hijaiyah/qur'an... jd inget masa lalu niih... kardus2 bekas gyunyu/susu itu saya guntingin jadi 4 kartu panjang, dibaliknya ditulisin huruf2 sesuai urutan buku qiro'ati pake spidol merah (supaya gede2 gituhh), trus dibacain ke anak2 waktu mrk sejak masih bayi dgn metode flash card... dan subhanallah bahagianya hati ini waktu mengantarkan anak2 memasuki gerbang Alqur'an... Dan kardus2 susu itu skrg setelah dipakai sejak Ghazy 1 thn, trus dipake Zhafira, terus sampe Sayyaf juga (insyaallah Sayyaf bentar lg msk Qur'an)... sampe itu kardus2 susu juga ikut dibawa pulang ke Ind, skrg sudah diturunin ke keponakan (umur 2thn).. dan insyaallah bakal diturunin ke adeknya juga (skrg 9 bln)...Ya Allah,.. moga2 pahala bisa terus mengalir yaah...
Alhamdulillah... amin..amin.. baru dengar metode al furqan teh, gmn itu?

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar