Skip to main content

Hamdiya...

Katanya, mengajarkan aqidah pada balita salah satunya adalah dengan banyak menyebutNya. Salah satu yang diterapkan di rumah adalah bila salah satu ada yang sakit/kesakitan, entah karena terjepit, jatuh, dll., selalu diajak berdoa:

"Ya Allah, sembuhkan Nabila/Dd ya Allah..."

Lalu bagian yang sakit dikecup sebentar, dan mereka sudah tertawa sendiri. Lucunya, kalau misalnya si kakak mengacungkan tangan yang sakit minta didoain, maka si adik juga akan pura-pura meringis, mengacungkan tangan minta didoain juga. Hehe...

Kedua adalah saat mendapatkan sesuatu, diucapkan alhamdulillah. Sampai sekarang si kakak bila menemukan barang yang dicarinya selalu bilang, "Hamdiyah bunda, ketemu..." Adiknya jadi ikut-ikutan juga... Sering terharu saat mereka main bersama, dan berkali-kali kata-kata itu terdengar dari mulut mereka.

Mungkin awalnya memang orang tua mencontohkan, tapi gilirannya, orang tua yang malah banyak diingatkan oleh anak-anak lucu itu...

Comments

Eka Ike said…
alhamdulillah ya teh...
btw, berangkat tgl brp hajinya?
Dina Faoziah said…
makasih, Rieska! dapet pelajaran bagus!
rieska oktavia said…
iyah, alhamdulillah...
insyaAllah pekan depan tanggal 19 Npv 2009 berangkatnya. mohon doanya yaa..
kembali lagi ke Jepang 6 Des 2009 insyaAllah
rieska oktavia said…
iyah, alhamdulillah...
insyaAllah pekan depan tanggal 19 Npv 2009 berangkatnya. mohon doanya yaa..
kembali lagi ke Jepang 6 Des 2009 insyaAllah
rieska oktavia said…
sama2 mba dina
sama2 mei. jadi FTM asik yaa...
Selly Meliana said…
Makasih Rieska, yang kedua emang udah dipraktekeun, tapi yang pertama jadi baru kepikiran pas baca ini, makasih yaaa :)

*gimana kontraksinya? masih aja? udah bukaan?*

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R