Skip to main content

Juz Amma untuk Anak

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Childrens Books
Author:Tim Gema Insani
Kenangan

Sewaktu pulang mudik ke Indonesia di awal tahun 2008 yang lalu, kami seperti biasa mengunjungi Masjid Salman ITB-Bandung. Menemukan buku ini di kios bang Irfan, salah satu kios buku langganan jaman kuliah dulu. Nabila waktu itu baru 1.5 th. Dia suka buku itu, dan menganggapnya buku cerita yang biasa dibacakan menjelang tidur.

Kemudian buku itu dipinjamkan ke TK Otsuka menjadi bahan mengajar yang juga disukai anak-anak. Karena dipakai setiap hari jadi lamaaaa tidak pernah dibawa pulang. Akhirnya karena Nabila juga semakin besar dan sudah mulai senang menghapal surat-surat pendek, saya pun memutuskan untuk menghibahkan saja buku itu dan membeli yang baru.

Kesan tentang Buku

Buku Juz Amma untuk anak ini ditulis dengan asbabun nuzul, arti, dan kesimpulan setiap surat. Gambar yang menarik dan ceria yang disesuaikan dengan isi masing-masing surat juga ikut melengkapi gambar.

Saat membaca bersama-sama, Nabila dengan gayanya suka menggerakkan jarinya di bawah huruf-huruf al Quran tapi dari arah kiri ke kanan seperti membaca abjad biasa. Hehe...

Lumayan, dia bisa mengetahui bahwa ada gambar jin yang menjadi ilustrasi surat An Naas, sambil diceritakan bahwa manusia berlindung kepada Allah dari jin. Ah, saya tahu sih, hal seabstrak itu masih belum bisa ia cerna. Tapi dia senang membaca surat An Naas, saya sudah bahagia, hehe.

Anak-anak di TK juga senang dengan Juz Amma bergambar ini. Saya menceritakan isi surat berdasarkan gambar yang ada. Jadi mereka ingat bahwa misalnya di Surat Adh Dhuha itu ada anjuran supaya baik dengan orang miskin, ada cerita pasukan gajah yang dikalahkan burung-burung ababil di dalam surat Al Fiil, dll.

Satu surat satu gambar ilustrasi insyaAllah cukup. Tapi masuk di surat-surat panjang mungkin lebih baik lagi kalau ilustrasinya ada beberapa yang mewakili isinya. Selain menjadi variasi saat membalik halaman baru, isi surat yang bisa diterangkan/diambil pelajaran kan jadi banyak juga.

Bila ada yang tertarik juga bisa pesan di www.rahmaniya.com.

Perkiraaan harga 1800-2000 yen

*foto diambil dari http://yudisthira31.wordpress.com

Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar