Amaturrahman beberapa kali terbangun dalam tidur. Saya harus memeluknya, menggendongnya, dan mengayunkannya. Kadang memberinya ASI sudah cukup membuainya kembali ke alam mimpi. Namun tak jarang ia sangat mengantuk yang membuatnya tak bisa minum dengan baik. Jadi daripada tersedak lebih baik menepuk-nepuk, atau menimangnya perlahan. Saya berusaha untuk selalu berkata lembut dan berlaku manis, selelah apapun, semengantuk apapun. Termasuk ketika menghadapi semprotan mautnya yang berwarna kuning kala saya lalai memasang nappynya cepat-cepat. Pernah juga ada hujan lokal kala saya tinggalkan ia tanpa tutup. Betapa saya ingin terlihat olehnya dalam wajah senyum...sepenuh cinta Malam tadi, saat menimangnya, saya teringat mamah yang selama dua bulan lebih ini menemani saya merawat si kecil. Apakah tekad serupa sudah dicanangkan? Apakah saya selalu berusaha berwajah senyum di hadapannya? Apakah saya sudah benar-benar menyenangkan hatinya? Apakah saya sudah berusaha membaca banyak hal cara terbai
:: Lintasan pikiran yang direkam dalam ragam bentuk tulisan ::