Skip to main content

Azka dan TKnya

Azka, anak kedua saya ini anak yang istimewa. Hampir setiap hari selama setahun dua bulan ia sekolah di TK dia menangis karena tak mau sekolah. Tepatnya, tak mau berpisah dengan bunda.

Bulan ketiga di TK nol besar kami pindah rumah. Azka pun pindah sekolah. Dan baru sepekan ini ia belajar dan bermain di TK barunya. Ajaibnya pagi hari tak lagi dihiasi acara tangis. Sepertinya ia cukup bahagia di TK barunya.

Pagi tadi saat saya antar (biasanya Baba yang antar. Tapi hari ini Baba pergi cepat), Azka saya tanya. Azka senang sekolah di Murasaki Yochien? Ia menjawab: Iya. Alhamdulillah...

Sebetulnya pekan ini pekan percobaan. Jadi saya memilih Azka pulang cepat-sebelum jam makan siang. Baru hari terakhir ini (jumat) ia sekolah sampai selesai karena ada "Hari Restoran" dimana anak2 membuat kare dan makan bersama. Azka ikut memasak tapi yang ia makan tentu saja kare masakan bunda yang inshaAllah halal.

Hari ini pula saya bertemu beberapa orang tua murid dan teman Azka yang hangat. MashaAllah.

Dan saya juga melihat sebagian dari mereka main pasir dengan air, masuk ke kolam kecil, dll. Kaki tak beralas penuh lumpur. Bahagia sekali kelihatannya. Pantes betah...

Menurut wali kelas Azka, meski belum banyak bicara Azka kelihatan menikmati bermain kesana kemari, mengeksplorasi sekolahnya. Alhamdulillah.

Ibu-ibu baik hati itu berencana membuat semacam welcome Party untuk kami. Alhamdulillah.

Semoga kami bisa menjaga persahabatan ini...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R