Catatan pulang kampung I
Selama kurang lebih 4,5 tahun di Jepang, tiga kali saya pulang liburan. Pertama untuk menikah (Agustus 2004), kedua untuk mengambil data (tesis, Agustus-September 2005, hamil 4 bulan-an) dan ketiga kemarin ini, menyandang status sebagai ibu dua anak.
Dengan status tadi, liburan satu bulan pun "terpaksa" dibagi dua: Bandung dan Makassar. Kami jadi lebih akrab dengan Cengkareng, hehe. Alhamdulillah jadwal pergi dan pulang tak bertemu jadwal banjir.
Pulang membawa dua orang cucu/cicit memberi warna tersendiri. Karena porsi waktu untuk keluarga/keluarga besar menjadi cukup dominan. Di Bandung, nenek saya sampai menginap di rumah selama beberapa hari.
Pergi ke Makassar/Gowa buat saya jadi perjalanan istimewa. Pertama, ini kali pertama saya ke Sulawesi, pertama naik pesawat domestik pula. Kedua, ini kali pertama ke kampung halaman suami. Tempat dimana sebelumnya hanya bisa saya kira-kira, membayangkan bagaimana ia menghabiskan masa kecil dan remajanya. Membayangkan ia main di sawah, menggembala kerbau, makan belalang, main di sungai, dll. Bagaimana keluarga suami, bagaimana keluarga besarnya, dll. Sebelum ini kami hanya berjumpa dalam momen-momen yang pendek.
Alhamdulillah, betah. Biarpun kepanasan terus...hehe.
Seperti menemukan keluarga baru. Seperti di kampung saya di Kiangroke-Banjaran-Bandung, satu kampung semua saudara. Kami hampir tiap hari keliling, dan ada hari-hari dimana sehari lima keluarga dikunjungi! Selain tentu saja beberapa bertamu ke rumah, karena ingin bertemu dengan menantu dari "Jawa".
Menu harian: ikan dan ikan. Enak...
Selama kurang lebih 4,5 tahun di Jepang, tiga kali saya pulang liburan. Pertama untuk menikah (Agustus 2004), kedua untuk mengambil data (tesis, Agustus-September 2005, hamil 4 bulan-an) dan ketiga kemarin ini, menyandang status sebagai ibu dua anak.
Dengan status tadi, liburan satu bulan pun "terpaksa" dibagi dua: Bandung dan Makassar. Kami jadi lebih akrab dengan Cengkareng, hehe. Alhamdulillah jadwal pergi dan pulang tak bertemu jadwal banjir.
Pulang membawa dua orang cucu/cicit memberi warna tersendiri. Karena porsi waktu untuk keluarga/keluarga besar menjadi cukup dominan. Di Bandung, nenek saya sampai menginap di rumah selama beberapa hari.
Pergi ke Makassar/Gowa buat saya jadi perjalanan istimewa. Pertama, ini kali pertama saya ke Sulawesi, pertama naik pesawat domestik pula. Kedua, ini kali pertama ke kampung halaman suami. Tempat dimana sebelumnya hanya bisa saya kira-kira, membayangkan bagaimana ia menghabiskan masa kecil dan remajanya. Membayangkan ia main di sawah, menggembala kerbau, makan belalang, main di sungai, dll. Bagaimana keluarga suami, bagaimana keluarga besarnya, dll. Sebelum ini kami hanya berjumpa dalam momen-momen yang pendek.
Alhamdulillah, betah. Biarpun kepanasan terus...hehe.
Seperti menemukan keluarga baru. Seperti di kampung saya di Kiangroke-Banjaran-Bandung, satu kampung semua saudara. Kami hampir tiap hari keliling, dan ada hari-hari dimana sehari lima keluarga dikunjungi! Selain tentu saja beberapa bertamu ke rumah, karena ingin bertemu dengan menantu dari "Jawa".
Menu harian: ikan dan ikan. Enak...
Comments