Skip to main content

Masih disini

Akhir-akhir ini sering juga ditanya, kenapa masih di sini? Sekolah? Kerja? Kenapa memilih jadi ibu rumah tangga di Jepang? Kenapa tak segera pulang?

Kenapa ya?

Mungkin karena ada tangan-tangan yang sering terangkat beserta doa yang terpanjatkan: supaya kami tidak pulang dulu. Beberapa orang meminta izin untuk melakukannya. Dan saya hanya bisa mengiyakan sambil menambahkan, jika itu yang terbaik untuk dunia dan akhirat, jika kami memang bisa lebih bisa bermanfaat disini. Amiin...

Tapi niatan ekonomis juga tak bisa dinafikkan. Persiapan pulang, agar benar-benar bisa tidak menjadi beban negeri. Besar kecilnya persiapan itu tentu saja relatif.

Dan tentu saja karena saya menyukai apa yang sedang saya lakukan sekarang. Disini. Setidaknya ada mimpi saya disini. Mimpi sederhana, supaya bisa menjadi menyerap dan memancarkan cahaya. Banyak belajar dan mewariskan sedikit kebaikan.

Meskipun kadang ada masa-masa tidak kuat. Ingin pulang. Merasa kurang berkembang. Merasa mundur. Merasa tidak bisa. Merasa...

Tapi sudah diputuskan, setidaknya sampai tahun 2010 esok, insyaAllah kami tetap disini. Mudah-mudahan ini memang yang terbaik. Dan kami diberi kekuatan untuk melakukan yang terbaik dan kemudahan tuk mencapai hasil terbaik...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah