Skip to main content

Azmi




Abdulllah Azmi, ganteng bunda yang kedua lahir di Tokyo. Sejauh ini persalinan paling lancar. Kontraksi sih sudah lama, tapi yang terasa sudah betul-betul dekat ya di Sabtu menjelang subuh itu. Lalu menelepon RS setelah pukul 7 pagi. Berangkat dengan mencegat taksi di jalan, langsung ke rumah Mba Rina-salah satu tetangga yang baik hati dan tidak sombong, menitipkan anak-anak.

Lalu saya dan suami pergi ke rumah sakit. Di dalam taksi mengsms mamah. Minta doa. Sampai disana 8.45an. Mengisi form dll, lalu diperiksa oleh bidan jaga. Bukaan 6 katanya. Jadi diminta langsung masuk ke ruang bersalin/bunben shitsu.

Diinfus, eh lupa belum ganti baju, hehe. Jadinya nunggu infus selesai-meski tidak habis, lalu ganti baju. Sudah makin sakit dan mulai ingat, ohya ini rasanya mau melahirkan. Tapi air zamzam dan madu ketinggalan di tas anak-anak. Jadi suami turun sebentar mencari Pocari. Tenggorokan betul-betul kering.

Doi pergi lamaaaaaaa sekali. Suster sempat khawatir suami tidak tiba pada waktunya. Ternyata kemudian saya baru tahu suami perginya ke konbini/convenient store yang ada di luar RS.Tapi alhamdulillah masih belum terlambat detik-detik yang menegangkan.

Dokter yang biasa memeriksa sudah memberikan catatan bahwa diusahakan yang memeriksa saya bisa perempuan semua. Alhamdulillah mereka menjaga betul-betul untuk memilih dokter jaga yang perempuan dan perawat laki-laki yang hampir masuk-karena belum tahu-saja bisa "dicekal" tidak jadi masuk.

Di sana saya sempat berbisik sama suami, mungkin ini kali terakhir lahiran yaa...

Akhirnya puncak perjuangan pun tiba. Masih mengandalkan cara pernafasan yang diajarkan Lenny-bunda Azka jaman dulu, alhamdulillah bayi hebat-insyaAllah calon pemimpin besar itu, pun lahir.

Setelah dibersihkan dokter, suamipun mengadzankan. Lalu diapun disimpan di dada tuk inisiasi dini. Takjub...subhanallah...bisa langsung pinter menghisap.

Berbeda dengan kedua kakanya yang lahir di kawasaki, Amy ini ditempatkan satu ruangan dengan bunda. Memeluknya beberapa hari membuat bunda belum rela kalau ini bayi terakhir yang lahir dari rahim bunda. Hehe... Semoga masih ada rizkinya

Comments

rela pamungkas said…
barakallah..
semoga azmi menjadi mujahidah tangguh, calon pemimpin umat..
aamiin...

aah keukeup deudeuh ti katebihan, teh rieska apa kabar.. rinduuuu rasanyaaa...

salam
-rela&wafa-
rieska oktavia said…
aamiin...
makasih ya Rel...
alhamdulillah baik, Rela masih di Malaysia kan ya? Saya mau mudik insyaAllah Okt-Nov 2010 ini loh hehe
rela pamungkas said…
iya masih di malay..
mampir atuh ke Johor Teh...
kaleresan teu acan tiasa uih, masih fighting2 dg thesis ..
deket ko ma sPore..
Tth transit di Spore?

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah