Skip to main content

Kabar Januari 2012

Entah ada angin apa yang membuat saya kembali mengunjungi blog ini bahkan terpikir untuk menulis lagi disini. Mungkin karena postingan-postingan masa lalu banyak mengingatkan apa yang pernah terjadi, terasa, dan terpikirkan. Tahun demi tahun sudah berlalu dan disinilah saya berdiri. Mendampingi dan didampingi oleh suami dan empat anak terkasih.

Bubu, si sulung Nabila, sudah hampir menyelesaikan TKnya. Dia bersekolah di Nishi Sugamo Yochien dan International Islamia School Otsuka-Kindergarten. Mulai April ini insyaAllah masuk SD dekat rumah, Nishi Sugamo Shogakko.

Azka, the number two, baru bersiap masuk TK. InshaAllah, April ini juga menggantikan kakaknya di TK yang sama. Dia lolos undian sehingga bisa masuk TK negeri ini.

Azmi baru saja menjadi dua tahun. Lincah dan cerewet. Pandai bernyanyi. Suka banyak lagu. Salah dua yang dihapalnya adalah lagu one two three dan cicak-cicak di dinding.

Aufa the baby, baru lima bulan. Semangat sit up. Bayi penyabar yang murah senyum.

Bunda masih mengajar TK, masih berdakwah, dan agak jarang berdagang, hehehe...
Tahun 2011 belum menerbitkan buku lagi. Tahun ini bisa engga yaa...

Baba masih bekerja di tempat yang sama. Sudah setahun ini mengisi kajian rutin dua pekanan Kimochi di masjid As Salaam, Okachimachi-Tokyo

Comments

Anonymous said…
masih di jepang ya?
Ciksarah
Anonymous said…
Dear Sarah, ya saya masih di Jepang. Sudah hampir 10 tahun nih...

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R...

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha...