Skip to main content

Islam in Africa

I wish I could write down the journal about our class every week. It has been 3 years for weekend school class and 4 years for Suiyobi tarbiyah class. Alhamdulillah one of our student graduated last March and he is studying in Junior High School now. But, I think I never wrote about the class nor the kids.
The reason is so classic. Soon I went home, my own kids will keep me busy while I got the idea, or I had my "me time", yet I forgot to write about it,
Let's talk about the newest class on last May 8th, Wednesday (Suiyo Tarbiyah) Class. The theme is "Islam in Africa"
Islam World is one of the subject that we learn, together with aqidah, akhlaq, ibadah, and story of the prophets.
When I introduced this topic, one of them asked me, why Africa? Why not Asia? Or other country?
That is interesting so we talk about how after Islam came in Makkah, the second place that got to know Islam was Africa. We talked about the nice King who protected some sahabah there, and become muslim. And how Islam also was spread there during caliph Abubakar ra and Umar bin Khatab ra, as well the dawah after that. And the current condition there. Muslim countries,population, etc.
I forgot the map of Africa, but teaching this made me remember again my geographic subject ^^
I drew the map and the only boy in my class diligently copied in his note. While the girls asked me whether they must draw or not. Hehe...
And the last... Their homework is "To find the prophets who came to Africa". The book said there is 6 prophets. In class we find out that Yusuf as and Musa as were in Egypt. So, we need to find out the others.
Dear mothers and fathers, please help them. And tell them again the stories about these prophets^^
May Allah SWT give our and their hearts the love to other brothers/sisters in Islam. And keep on the dua, even they haven't meet/never meet..

Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar