Sebeleas bulan bubu, bersama hujan di daerah Tokyo dan sekitarnya. Sejak bunda keluar rumah di pagi hari, hingga pulang di senja hari, hujan tak henti-hentinya mengguyur bumi. Alhamdullillah... Betapa hujan harus senantiasa disyukuri karena bunda seringkali terkenang saat-saat kemarau di kampung dulu. Mengambil seember dua ember air di mata air yang masih mengalirkan air. Karena sumur di rumah sudah nyaris kering. Hujan ini juga mengingatkan bunda pada sepatu yang hanya satu. Dari kain dan basah kuyup. Sepertinya harus minta restu baba tuk membeli sepasang lagi. Hehe... Tapi sebelum bunda lapor baba sudah tahu dan sepertinya tanpa diminta ijin akan diberikan. *** Bubu sebelas bulan... Mulai kelihatan seperti anak-anak dan bukan bayi. Kadang-kadang bunda dan baba memanggilnya gadis. Hehe... si gadis sudah tidur? lihat si gadis lucu sekali, gadis demam, dsb. Lego-lego yang dirakit bunda sudah bisa dia uraikan satu persatu. Artinya, tangan bubu sudah mulai kuat. Dia juga sudah mulai panda
:: Lintasan pikiran yang direkam dalam ragam bentuk tulisan ::