Skip to main content

Sepetir inpo

Bubu akhir-akhir ini..

Ia lagi senang-senangnya latihan berdiri. Bangun tidur latihan, siang-siang latihan, sampai mau tidur. MasyaAllah... Tak peduli kalau dua mahluk dewasa masih/sudah mengantuk, ia tancap terus...

Kecepatan merangkaknya juga sudah mulai tinggi. Kalau bunda sedang membuat prakarya (baik itu terkait majalah ataupun membuat mainan sendiri), maka mata awasnya akan medorongnya tuk maju merebut gunting atau selotip yang ada pemotongnya. Dan Gool...

Alhamdulillah bunda masih menang cepat. Wal hasil bunda kalau buat sesuatu peralatannya harus langsung disimpan di atas rak ataupun oshire yang terbuka.

Ohya, dengan empat buah senjata baru, beberapa tempat sudah menjadi sasaran uji coba kekuatan gigi. Bahu, lengan, jari, kaki, dll. Dan meski berkali-kali diberitahu, Bubu sang eksplorer masih saja diam-diam tes rasa tuk kertas, plastik, tisu, butiran-bitiran-entah apa. Tapi bunda masih bisa jeli dengan gaya kunyah dan wajah polos-aku-memakan-sesuatu gadis mungilnya itu, sehingga bisa sedikit meintanya membuka mulut dan mengambil barang terkait.

Ohya ketertarikannya tuk memencet keyboard komputer makin meningkat.

Catatan buat bunda:
- harus rajin vakumin karpet/tatami
- jangan depan kompi mulu
- alhamdulillah, bubu sehat dan normal...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R