Skip to main content

Cinta dini

Anak perempuan dan ayahnya punya hubungan istimewa, saya sudah tahu sejak lama. Tapi bahwa cinta itu terbangun sejak dini sekali, saya baru tahu.

Beberapa malam ini bubu terasa makin lengket dengan babanya. Ada masa-masa dimana ia lebih menyukai bahu baba daripada pelukan bunda. Kali lain ketika baba dan bunda merentangkan tangan, dia lebih memilih baba. Bikin saya patah hati nih, kadang-kadang...

Malam ini, kaka menjalankan misinya mencuci piring selesai makan malam sambil memurajaah hapalannya. Sementara saya melap bubu dengan air hangat. Setelah bubu berganti baju tidur, ganti popok, ia saya letakkan di keretanya yang diparkir di dapur. Ia selalu senang menyimak murajaah baba.

Saya membaca di kamar, lama. Baru sadar ketika kaka memanggil tuk mengangkat bubu ke kasur. Rupanya gadis sholihat itu sudah tertidur pulas. Bahkan ketika saya mengangkatnya dan mencium-ciumnya ia tetap saja terlelap.

Yang cinta baba ...
menemani baba bertugas sampai tertidur ...
menyimak murajaah baba sampai ke alam mimpi...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R