Skip to main content

(jelang) Dua-tujuh bulan Bubu

Bubu semakin lincah. Ia mulai senang mendorong-dorong kursi belajar. Tujuannya ada dua: mendekati meja supaya bisa memencet keyboard komputer atau laptop (tergantung yang terpajang apa) atau mendekati tempat tidur supaya bisa naik ke kursi lalu loncat ke tempat tidur.

Kadang keyboard diberdirikan supaya tidak terjangkau, tapi ia malah menemukan lahan: area di meja untuk dinaiki (duduk ataupun berdiri). Hehe...

Dia juga lebih cerewet. Alhamdulillah kata-katanya yang awalnya satu-satu kini disebut dua-dua(misal: mau minum, buat dd, dll) dan sekarang ada satu dua kalimat yang ia rangkai. Bubu juga sudah bisa bertanya-jawab dengan bunda. Dan memang benar, anak-anak itu merekam betul apa yang ada di sekitarnya yaa...

---

Dialog-dialog bubu-bunda
Bn: Baba kemana ya?
Bb: Kija

Bb: Mau juh apu
Bn: Jus apelnya abis. Kita telpon baba ya, minta dibeliin jus apel kalau pulang nanti.
**bunda mencet-mencet hp, lalu menyerahkan hp kepada bubu**
Bb: Juh apu abih. Mau juh apu.

Tiap ada dengar orang bersin
Bb: awawa...

Saat dibacakan buku ataupun membaca buku sendiri bubu selalu mengabsen benda yang dikenalinya.
Bola --> beya
Balon --> beya
matahari --> beya
jeruk --> jiyuk
apel --> apu
orang laki-laki --> baba
orang perempuan --> biba
anak laki-laki --> baba
anak perempuan --> biba
kupu-kupu --> cho cho (bhs jpg, sambil tangannya mengikuti gerakan kupu-kupu)
gunting --> jangan! (sambil mengangkat telunjuk)

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R