Skip to main content

Bersih-bersih

Kok? Karena rumah yang satu ini (MP) lama sekali tidak disentuh. Kebayangnya, kotor dan berdebu. Hehe... Jadi ada acara gosok-gosok dulu deh...

Jadi ingat, waktu acara PM Kanto bulan September yang lalu, mengobrol dengan beberapa kawan senasib, tentang susahnya punya rumah yang bersih dan rapi. N bilang kunci efektifnya adalah menerima tamu. Hihi..kepaksa beres-beres.

Sejatinya seorang muslim itu memang selalu bersih dan rapi, apalagi katanya kebersihan itu adalah sebagian daripada iman. Namun, berjuang sendiri di negeri orang apalagi dengan bakat alam sikap dimanjakan orang tua (baca: jarang disuruh kerja) lumayan juga. Terutama melatih dan mendisiplinkan diri. Selain mencari cara terbaik supaya engga babak belur. Gawat juga kan kalau kita menghabiskan waktu berjam-jam muter-muter di pekerjaan yang tak habis-habis itu.

Saya sendiri harus belajar banyak, sampai googling dengan kata kunci "how to do house chores effectifely". Ternyata banyak kawan senasib. Maksudnya, banyaak sekali web/artikel yang menghususkan diri pada masalah itu. Alhamdulillah, rejeki buat saya...

Meski belum bisa mengamalkan sepenuhnya dengan baik dan benar, beberapa hal yang dipraktekan membuat dunia kecil saya semakin nyaman. Selain itu saya juga menemukan beberapa masukan yang membuat saya terbantu dalam menjalankan amanah-amanah yang ada. Mulai melepaskan diri dari jerat "lupa ini dan itu" yang menjangkiti beberapa waktu lalu. Alhamdulillah. alhamdulillah...

salam,

rieska

 

Comments

Peni Astiti said…
thanks buat kata kuncinya... hehehehe....
Lenny Adziman said…
welcome home Teh :D
rieska oktavia said…
k peni, itu kata kunci buat googling, atau yang nerima tamu? hehe

hehe, makasih, Len. kayaknya efek samping ditinggal kaka pergi haji, jadi sempet nulis sana sini dan nge-blog lebih rajin. niat terpendam untuk bikin komentar beberapa buku mudah2an kesampaian nih :D

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R