Skip to main content

Read Aloud Handbook

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Parenting & Families
Author:Jim Trelease
Read Aloud Handbook
“Mencerdaskan Anak dengan Membacakan Cerita Sejak Dini

International Best Seller
Penulis : Jim Trelease (Jurnalis dan Pendidik)
Penerjemah: Arfan Achyar
Penerbit : Hikmah (PT Mizan Publika)

Kenangan

Iklan buku ini saya temukan di majalah Parenting Indonesia, kemudian saya masukkan ke dalam daftar keinginan. Alhamdulillah bulan lalu bisa beli juga (hehe…tanda ada buku yang laku, prinsipnya kan jualan buku supaya bisa membeli buku :P).

Baru sempat mulai membaca baru-baru ini saja dan alhamdulillah jatuh cinta pada bab awal-awalnya.

Kesan tentang Buku

Kampanye tentang membacakan buku sudah saya dengar sejak lama. Kami di rumah juga bergantian membacakan buku untuk Nabila dan Azka setiap hari. Tapii.. saya terkejut juga menemukan buku ini begitu komplit mengulas masalah/hal ihwal membacakan buku bagi anak-anak (harusnya wajar saja ya, lha wong bukunya mengaku sebagai “handbook” kok).

Ia membahas mengapa membacakan cerita, kapan memulai dan mengakhiri membacakan cerita, caranya (tahapan membacakan cerita, apa yang boleh dan tidak boleh), membaca dalam hati, sampai pengaruh perpustakaan, di rumah, dan mengulas Oprah, Harry Potter serta TV.

Data-data yang ia keluarkan pun lengkap dari mulai testimoni anak dan orang tua, sampai beraneka ragam hasil survey. Menarik juga bagaimana survey mengenai jumlah buku yang dimiliki di rumah, yang dibacakan mempengaruhi kemajuan si anak di masa depan.

Hati saya rasanya menjerit-jerit ingin membacakan cerita lebih banyak lagi untuk anak-anak. Alhasil, sebentara baca beberapa halaman buku ini, sebentar lagi membacakan buku buat anak-anak, hehe.

Kata kunci manfaat membacakan buku yang saya ingat betul adalah: memperkaya kosakata, membangun kedekatan, dan meningkatkan rentang perhatian. Hihi..biar tahan belajar lama-lama tanpa cepat merasa bosan atau terpaksa!

Suami terkasih juga ikut terkompori, karena ada juga bagian khusus yang mengompori para ayah untuk juga aktif membacakan buku buat anak-anak.

Jadi bagi yang ingin menyemangati diri untuk membacakan buku untuk anak-anak, atau lebih terkompori lagi, silakan baca buku ini ya. Sekalian kiat-kiat mensukseskan programnya.

Target kampanyenya adalah membacakan buku 30 menit!

Tentu saja dipersilakan dengan senang hati tuk memesan disini (www.rahmaniya.com). Lumayan, jadi bisa beli buku di nomor selanjutnya di daftar keinginan, hehe…

Perkiraan harga 1400 yen

Comments

Puput Puti said…
membacakan buku sejak anak umur berapa,nih,teh? aku pernah baca tulisan orang jepang, bahkan sejak umur 3-4bulanan??
oia, gimana kalo bapak dan anak terpisah,ya? mbacain buku lewat telepon, anaknya dipangku ibunya,bukunya dibacain di depannya,gitu... apakah ini akan menjaga kedekatan batin bapak-anak,ya?
TFS.cari,ah. siapa tahu pas ditraktir buku sama kakek ...hehe...
rieska oktavia said…
Dibacain sejak masih dalam kandungan juga engga masalah, Put. Hehe...
Katanya sih anak insyaAllah akan bisa "mendengarnya".
Belum ada pengalaman sih, bacaan buku lewat telepon, tapi kalau suami kerja anak-anak udah seneng aja bisa denger suaranya. Apalagi kalau dibacain buku, insyaAllah lebih seneng lagi ya
rieska oktavia said…
Jadi inget, malam ahad yang lalu mengkhatamkan buku ini, ternyata memang bagus sampai akhir. Ada beberapa cerita yang menggugah, misalnya kasus si anak yang ibunya orang tua tunggal, pendidikan rendah, kerja berat, eh anaknya malah jadi paling buncit di kelas. Salah satu kebiasaannya adalah TV selalu menyala di rumah.
Akhirnya dia membuat peraturan anak-anaknya harus membaca 2 buku sepekan dari perpustakaan, dan membuat rangkuman, disetorkan kepada sang ibu-meski ibu sendiri belum tentu mengerti ya. Terus anak-anak itu nilainya berubah dan bertahun-tahun hari jadi Dokter ahli bedah anak ternama. MasyaAllah... Baca oh baca, Ibu oh ibu...
.: ully :. said…
aku jadi pengen baca Teh..(tapi masih ada beberapa tanggungan bacaan ToT)..boleh pinjem ga Teh?..eheheheee..
rieska oktavia said…
boleh dong ly...
sekalian buku cara nabi mendidik anaknya udah datang. kapan ketemuan ya qta?
apa mau dikirim aja?
miryatie altaf said…
mba, beli bukunya dimana?
sama mba? mau dunks...

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar