Skip to main content

Rumah Rapi (5)

Diantara jamuan akal dan hati dengan tausiyah-tausiyah ustadz di akhir tahun, tetap kita meneruskan perjuangan menuju rumah impian. Hehehe...

Episode buku memberikan catatan bahwa saya telah salah mengestimasi jumlah buku. Ternyata buku saja hampir 500 eks dan bila ditambah majalah mungkin bisa 600an (majalah belum dihitung). Yang mampu dikeluarkan baru 50-100an. Masih menunggu sortiran buku paksu yang berbahasa arab dan tidak berbentuk kitab rujukan. Untuk sementara ini inshaAllah 350 buku bilangan yang cukup. Kalau dibagi 7 satu orang "hanya" 50 buku. Yang penting tiap buku punya tempatnya sendiri.

Setelah dipisahkan mari berpindah pada kertas-kertas. Sebetulnya sesi kertas tanpa resmi dimulai sudah dikeluarkan 1 kardus. Terutama yang terselip di rak buku dan langsung kelihatan tidak berguna. Yang masih tersisa sekitar 5 kardus plus yang masih terselip di laci-laci.

Apa kata KonMari sensei tentang kertas?

1. Pada dasarnya nasib kertas setelah dipakai adalah untuk dibuang, kecuali: 
- kertas yang sedang diperlukan
- kertas yang diperlukan dalam waktu terbatas
- kertas berharga yang memang harus disimpan

2. Simpan semua kertas dalam satu spot. Jangan disebar tempatnya. Beliau membagi tiga folder kategori:
a. kertas yang harus disimpan (kontrak, ijazah dll)
b. kertas yang harus diurus
Untuk kategori a dibuat lagi dua tipe: yang sering dipakai dan yang jarang (ijazah, asuransi, surat lahir, dll)
Untuk kategori b ada
- surat yang harus dibalas
- koran yang mau dibaca
- tagihan yang harus dibayar 
- dll

3. Pada prakteknya cukup 3 folder/kontainer saja 
A. Folder kertas yang harus disimpan (surat berharga, ijazah, kontrak, dll)
B. Folder kertas yang harus disimpan (dokumen lain)
C. Box "perlu perhatian" yang status asalnya adalah kosong. Jadi kalau ada sesuatu disitu berarti ada yang harus diurus.

4. Kertas apa yang susah dibuang dan bagaimana mengatasinya?
- makalah
Jika selesai mengikuti suatu seminar/pelatihan pelajari baik-baik isinya dan buang makalahnya. Menyimpan makalah akan membuat kita menunda untuk menjadikan ilmu itu menjadi amal (praktek)
- statemen kartu kredit
Kalau sudah dilihat dan dibayar maka selesailah tugas kertasnya. Tak akan pernah dilihat lagi
- kartu garansi
Tak perlu dipilah-pilah. Simpan semua dalam satu file karena hanya dipakai sekali dalam satu sampai beberapa tahun saja.
- buku tabungan bekas
Sudah dipakai-lepas saja.
- slip gaji
Setelah dicek isinya-buanglah

Demikian menurut beliau.

---
Ohya, saya baru membuang satu bundel printout rekening yang biasa dikirim bank lewat pos setiap bulan.Rapi dalam file folder. Bertahun-tahun ga pernah dibuka... Diktat bahasa Jepang dari 11th yang lalu yang rencananya mau dishare sama suami malah menguning. Dibuang juga.

Maka mari lanjutkan sesi 3 ini.

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R