Skip to main content

Puzzle 32 (Pertemuan)

Pada suatu pagi, perempuan itu berpikir tentang lelaki itu. Ia menyadari lelaki yang menjadi suaminya itu bukan lelaki populer yang mudah menarik perhatian orang.

Ia sendiri tak mengenal sebelumnya. Jalur hidup mereka terlalu berbeda, dan nyaris tak ada titik singgungnya. Tapi Allah mentakdirkan mereka bertemu. Diperkenalkan, taaruf jarak jauh, lalu mereka menikah. Tanpa mengobrol berdua secara pribadi baik itu dengan media apapun. Email-email selalu dicckan kepada pihak ketiga dan keempat. Ia sendiri bertekad, kalau sekali saja lelaki itu mengontaknya pribadi, ia tak kan segan membatalkan proses rencana pernikahan itu.

Lalu mereka disatukan dalam komitmen itu. Mereka belajar saling mengenal, memahami, memperbaiki, dan tentu saja: saling mencintai. Perempuan itu bersyukur, banyak hal-hal baik yang ditemukannya pada diri lelaki itu. Kebaikan yang sering membuat hatinya menghangat. Alhamdulillah

Tapi tentu saja, masih panjang jalan untuk membuat kebaikan-kebaikan itu berpendar-berlipat, memberikan kemanfaatan yang lebih luas, lebih dalam, dan lebih terasa. Pada dien ini, pada umat, pada sesama...

Berikanlah kami senantiasa taufikMu ya Rahman...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah