Setiap tahun, setiap sekian tahun, meski tidak dengan kerutinan yang saklek, perempuan itu mencoba menggoreskan catatan-catatan penting tentang targetan yang ingin ia capai. Dari mulai hal yang sederhana semisal, sepekan sekali chat dengan satu orang yang berbeda di YM-yang akhir-akhir ini jarang diakrabinya- untuk menyambung beberapa tali perkawanan yang terputus karena jarak dan waktu, sampai niat melanjutkan sekolah, menikah, dll.
Mimpi-mimpinya ia buat menjadi suatu perencanaan-perencanaan yang kemudian ia evaluasi. Alhamdulillah, sebagian besar list itu bisa diberinya tanda OK sementara sebagian masih berupa mimpi...
Setelah menikah, ada satu yang kemudian masuk menjadi mimpinya: mendukung dan membantu pencapaian mimpi suaminya. Perempuan itu tidak tahu apakah itu naluri semua perempuan/semua istri, tapi bisa membantu lelaki itu mencapai cita-citanya adalah sebuah cita-cita juga baginya.
Masalahnya kemudian adalah tidak semua orang punya kadar ambisi/cita-cita yang sama. Lelaki itu tipe orang yang mengalirkan hidupnya seperti air, memanfaatkan peluang lalu kemudian bekerja keras di sana. (Kerja keras dan konsisten dalam satu fase adalah hal yang justru merupakan salah satu titik kekurangan istri yang hobinya bermimpi).
Maka kemudian perempuan itu pun mempunyai PR untuk terus menggagaskan pentingnya mimpi, perencanaan, membuka diskusi sekian banyak alternatif untuk menjadi keluarga yang lebih berkualitas, yang diisi oleh pribadi-pribadi dengan kualifikasi tertentu *uh, bahasanya*. Baru kemudian merumuskan langkah-langkah pencapaian bersama.
Yang berat kemudian tentu saja konsistensi melakukan langkah-langkah tuk merealisasikannya. ..
Tapi ia tahu, cinta yang membara, tanpa pencapaian-pencapaian pada akhirnya akan melahirkan penyesalan. Mereka harus berusaha, dalam cinta, dengan cinta, langkah-langkah membangun mimpi harus diwujudkan. Agar cinta itu semakin kuat dan indah.
Apa mimpi besar yang harus direalisasikan itu? Mimpi terbesar yang ada dalam adalah tentu saja surga untuk orang-orang beriman DAN keluarganya (duh...aamiin ya Allah)...
Karena kalau tidak, alangkah menyesalnya menjadi orang-orang yang saling menyalahkan, menjadi musuh satu sama lain, lalu sama-sama terbakar...audzubillahi min dzalik...
Mohon bantu kami semua ya Rahman...masih jauh..jauh sekali...
Mimpi-mimpinya ia buat menjadi suatu perencanaan-perencanaan yang kemudian ia evaluasi. Alhamdulillah, sebagian besar list itu bisa diberinya tanda OK sementara sebagian masih berupa mimpi...
Setelah menikah, ada satu yang kemudian masuk menjadi mimpinya: mendukung dan membantu pencapaian mimpi suaminya. Perempuan itu tidak tahu apakah itu naluri semua perempuan/semua istri, tapi bisa membantu lelaki itu mencapai cita-citanya adalah sebuah cita-cita juga baginya.
Masalahnya kemudian adalah tidak semua orang punya kadar ambisi/cita-cita yang sama. Lelaki itu tipe orang yang mengalirkan hidupnya seperti air, memanfaatkan peluang lalu kemudian bekerja keras di sana. (Kerja keras dan konsisten dalam satu fase adalah hal yang justru merupakan salah satu titik kekurangan istri yang hobinya bermimpi).
Maka kemudian perempuan itu pun mempunyai PR untuk terus menggagaskan pentingnya mimpi, perencanaan, membuka diskusi sekian banyak alternatif untuk menjadi keluarga yang lebih berkualitas, yang diisi oleh pribadi-pribadi dengan kualifikasi tertentu *uh, bahasanya*. Baru kemudian merumuskan langkah-langkah pencapaian bersama.
Yang berat kemudian tentu saja konsistensi melakukan langkah-langkah tuk merealisasikannya. ..
Tapi ia tahu, cinta yang membara, tanpa pencapaian-pencapaian pada akhirnya akan melahirkan penyesalan. Mereka harus berusaha, dalam cinta, dengan cinta, langkah-langkah membangun mimpi harus diwujudkan. Agar cinta itu semakin kuat dan indah.
Apa mimpi besar yang harus direalisasikan itu? Mimpi terbesar yang ada dalam adalah tentu saja surga untuk orang-orang beriman DAN keluarganya (duh...aamiin ya Allah)...
Karena kalau tidak, alangkah menyesalnya menjadi orang-orang yang saling menyalahkan, menjadi musuh satu sama lain, lalu sama-sama terbakar...audzubillahi min dzalik...
Mohon bantu kami semua ya Rahman...masih jauh..jauh sekali...
Comments