Skip to main content

Posts

Topeng

Manusia pandai menggunakan topeng. Tipuan demi tipuan gampang dibuatnya bak aktris. Senyum yang banyak, sapa sini sapa sana, maka predikat ramah akan disandangnya. Banyak membaca, sekolah tinggi-tinggi, mencerna informasi lalu mengajarkan pada banyak orang, maka ia akan disebut cerdas dan baik hati. Sisihkan sedikit uang untuk dibagi-bagi, maka dermawan akan menjadi gelarnya. Sering-sering juga ulurkan tangan bila ada yang butuh bantuan, jadilah ia ringan tangan. Rajin mencatat kenalan, mengontak-ngontak banyak orang, sedikit berkorban untuk hadiah, maka jaringan luas akan diperoleh. Bisa untuk koneksi dagang atau untuk meminta bantuan lanjutan. Datang ke acara-acara penting, beribadah masal agar orang melihat sebagai orang shalih. Lalu bergabunglah bersama barisan orang baik, pura-pura berjuang, sampai ambisi untuk menjadi menteri terobati. Selain untuk dapat istri atau suami yang baik hati. Duuuh...betapa mudahnya manusia berganti-ganti topeng. Membuat banyak orang t...

Putus

**ga jadi libur** Bulan september ini ada tiga kabar kematian tentang ibu yang saya dengar, dan tiga kabar bapak, dan sisanya entah siapa. Bertubi-tubi. Lalu dua tiga hari ini menjelang tidur, saya sering merasa nafas ini akan habis. Jantung berdebar... Kadang saya merasa, mungkin esok tak bangun lagi. Kematian seperti mengejar-ngejar saya dan menghimpit jiwa dengan caranya. Saya jadi ngeri membayangkan hutang-hutang yang belum terbayar, amanah yang belum tertunaikan dengan semestinya, dosa-dosa yang belum dimintakan ampunan, baik kepada sesama manusia maupun kepadaNya. Saya merinding, takut. Takut ada yang terlewat, takut ada yang tak terampuni, takut ada yang tak termaafkan. Saya berpikir tentang surat wasiat, dan mungkin saya harus segera membuatnya. Tapi seperti apakah isinya? Kalau saya meninggal di kamar ini, siapa yang akan menemukan saya? Disini, privacy sangat terjaga. Jarang ada orang yang datang ke kamar yang lain. Paling sesama orang indonesia saja yang kunjung...

Receh [2]

Mestinya ini untuk edisi besok, tapi rasa hangatnya lebih baik ditularkan sekarang. Jadi besok libur yaa Masih tentang uang... --- Seorang perempuan menyusuri jalanan ramai di sudut-sudut kota Tokyo, menyelesaikan urusan demi urusan. Sudah lama ia tidak berjalan jauh. Di kampung halamannya dulu, berjalan kaki sendirian adalah salah satu aktivitas pencair penat di kepalanya, bila kepenatan itu tak bisa dicairkan dengan mencuci pakaian atau mengepel lantai. Mencairkan penat itu sama dengan membenahi hati dan mengkonstruksi pikiran. Pikirannya mengembara, mencerna kejadian demi kejadian. Hari ini dia baru saja bertemu dengan seorang kawan muda-yang dia sayangi, yang memberikan sebuah webcam kepadanya. Dan ahad lalu, dia dan teman-temannya juga menghadiahkan sebuah toaster untuk bekalnya berumah-tangga, sebagai hadiah pernikahan. Sabtu, sehari sebelumnya, seorang kawan lain-yang juga ia sayangi, meski belum telalu dekat karena keterbatasan bahasa, menghadiahkannya gamis cant...

Receh

Sakit rutin kemarin membuatku hanya berdiam di rumah bersama hujan, jemuran, dan laporan serta melupakan lapar. Baru saat sore kusadari bahwa perut ini lapar dan persediaan beras habis. Hemm...kubongkar tas, hanya ada lembaran 1000 yen. Sayang sekali bila 1000 ini hanya untuk dua kilo beras, sementara 1890 bisa untuk 5 kilo. Segera saja dikerahkan semua sudut tas, mencari receh yang tersisa, juga celengan untuk koin mesin cuci pun terpaksa diambil beberapa. Beberapa puluh menit kemudian nasi hangat dan ikan presto menjadi santapan malam yang diiringi es agar-susu yang kubuat sendiri. Lagi-lagi receh penyelamat. Dibelahan bumi manapun, rupanya receh-receh ini seringsekali menjadi utusan penyelamatku. Alhamdulillah...

Jemuran

Hujan memang tak pernah ramah kepada jemuran namun ketakramahan yang bukan karena ia angkuh tapi justru pada ketundukannya Jemuran mengalah sejenak, menatap hujan dalam diam ikhlas tak ikhlas, ini kenyataan jadi sabar adalah pilihan terbaiknya Sabar tak berarti menahan duka karena dia tetap terlihat bahagia membalas senyum petani-petani yang gembira, mempersilakan hujan menyapa sawah ladangnya --- ::mengenang hujan pagi di tokyo

Puzzle 4 (bocah kecil)

Ada masanya, istri kepada suami-atau sebaliknya-itu serupa bocah kecil dimana pasangannya menjadi pengasuhnya. Itu menurut teori... Mungkin dalam hal kemanjaan, kadang kala kita menjadi seperti kanak-kanak. Namun bagaimana bila menjadi bocah itu adalah simbol ketidakdewasaan dimana ia tidak sabar dan memaksakan keinginannya? Bagaimana bisa perempuan yang (katanya) dikagumi, dicintai, dan disyukuri keberadaannya itu tiba-tiba menelepon di malam hari, mengajak chatting padahal dua jam sebelumnya lelaki itu baru pulang dari warnet. Lalu di malam saat tengah terlelap kembali menelepon. Lalu menjelang shubuh dia menelepon lagi dengan membawa isakan. Kecengengan yang mencengangkan! Perempuan itu menjelma serupa bocah kecil yang tidak sabaran. Lalu beberapa jam setelah itu, dengan pendahuluan dua buah miskol di tengah tidur siang, perempuan itu kembali mengajaknya chatting. "Duh...ade, belum ashar nih...abis ashar aja yaa..." "Abis ashar disitu sama dengan jam sa...