Sakit rutin kemarin membuatku hanya berdiam di rumah bersama hujan, jemuran, dan laporan serta melupakan lapar. Baru saat sore kusadari bahwa perut ini lapar dan persediaan beras habis.
Hemm...kubongkar tas, hanya ada lembaran 1000 yen. Sayang sekali bila 1000 ini hanya untuk dua kilo beras, sementara 1890 bisa untuk 5 kilo. Segera saja dikerahkan semua sudut tas, mencari receh yang tersisa, juga celengan untuk koin mesin cuci pun terpaksa diambil beberapa.
Beberapa puluh menit kemudian nasi hangat dan ikan presto menjadi santapan malam yang diiringi es agar-susu yang kubuat sendiri.
Lagi-lagi receh penyelamat. Dibelahan bumi manapun, rupanya receh-receh ini seringsekali menjadi utusan penyelamatku.
Alhamdulillah...
Hemm...kubongkar tas, hanya ada lembaran 1000 yen. Sayang sekali bila 1000 ini hanya untuk dua kilo beras, sementara 1890 bisa untuk 5 kilo. Segera saja dikerahkan semua sudut tas, mencari receh yang tersisa, juga celengan untuk koin mesin cuci pun terpaksa diambil beberapa.
Beberapa puluh menit kemudian nasi hangat dan ikan presto menjadi santapan malam yang diiringi es agar-susu yang kubuat sendiri.
Lagi-lagi receh penyelamat. Dibelahan bumi manapun, rupanya receh-receh ini seringsekali menjadi utusan penyelamatku.
Alhamdulillah...
Comments