Skip to main content

Rindu

Ba'da isya, menunggu siaran FLP diputarkan, ada shalawat yang mengalun dari radio internet. Aku tergugu. Pagi tadi baru aku dengarkan ulang materi siaran bulan Juli-Agustus, dan salah satunya adalah kisah keledai Halimah, ibu susu Rasulullah saw, yang bertutur tentang Nabi di masa kecil.

Tiba-tiba saja aku ingin menangis, dan tak lama kemudian dua buah sungai tercipta di wajahku. Aku rindu sekali... Ya Rabbi...Rindu padanya...Pesona pribadinya selalu menjeratku disisi manapun aku melihatnya, bahkan sejak aku kanak-kanak.

Di usia 10 aku pernah bermimpi berjumpa dengannya, dan dia menjadi ayahku. Duuh, bocah tomboi dan nakal yang bermimpi menjadi putri Rasulullah saw.

Mangenangnya, senantiasa membuat hati ini terlarut oleh kerinduan yang dalam. Kelembutan, kehalusan, ketegasan, keteguhannya amat mempesona. Dengan perantaraan dan pengorbanannyalah keindahan berada di jalanMu ini bisa kuhirup sedikit-sedikit.

Dan ia senantiasa membuat setiap orang di dekatnya menjadi istimewa. Bukan hanya yang dekat, tapi yang jauh seperti aku...

Mungkin mimpi...tapi mengingat apa yang dia minta pada Rabbnya, ampunan untuk umatnya, membuat sebuah noktah harapan akan pertemuan dengannya di bawah keridhaanNya.

Duhai Nabi, belasan abad jarak terbentang, dan diri ini masih sangat hina. Tapi kehinaan ini tak membuatku malu untuk berharap kita berada pada satu parade panjang yang sama.

Allahumma sholli ala Muhammad...wa ala ali Muhammad
Allahumma sholli ala Muhammad...wa ala ali Muhammad
Allahumma sholli ala Muhammad...wa ala ali Muhammad

Ya Rabbi, ya Rahman, ya Rahim...
bantu hamba...
smoga kerinduan ini akan bersalin rupa, menjadi sebuah azzam untuk meneladaninya dengan lebih sempurna...
hingga perjumpaan dengannya bukan lagi mimpi, dan rindu ini kan terobati

Amin...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R