Skip to main content

Tadaima

Ya, saya kembali...

Setelah hampir sebulan nyaris terputus dari dunia maya, saya kembali duduk di depan komputer, menuliskan kembali lintasan jiwa. Meski apato mungil kami belum tersambung internet, saya mulai kembali rutin ke sekolah sehingga bisa sedikit mencuri waktu. Sayang, masih belum bisa main-main ke rumah-rumah maya yang lain.

Apa kabar semua? Kangen sekali...

Semoga limpahan nikmat dan karuniaNya senantiasa tercurah untuk anda semua. Beserta curahan karunia terindah, hidayah dariNya yang semoga selalu menjiwai hari-hari agar senantiasa berkah dan berarti. Hingga masa susah dan senang, sakit dan sehat, sama baiknya, karena dua-duanya menjadi sarana tabungan untuk pulang ke kampung halaman sejati.

Rumah baru saya menyenangkan, alhamdulillah. Saya tak berani berjanji untuk menulis tentang puzzle-puzzle yang berserak selama hari-hari ini. Tapi saya ingin berjanji untuk tak berhenti berbagi. Meski memang lain, bila di sisi ada yang bisa mendengar seribu satu cerita menjelang mata ini terpejam. Ehem...

Kita lihat, apa masih bisa menulis setiap hari?

Comments

Anonymous said…
ries, apa kabar? lama bgt nggak mampir sini. rupanya abis pindahan ya.
btw, sapa tuh 'yang ada di sisi dan siap mendengar seribu satu cerita menjelang mata ini terpejam ?
Ehemm :-)
dils said…
miss your writings... :D

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah